Tuan Archen yang mendengar namanya dipanggil segera melangkah masuk, ia tersenyum kala melihat sang kaisar sudah duduk dengan tenang bersama dengan Lux. Jujur saja, ia tak ingin waktu berputar, ia ingin tetap seperti sekarang, menyaksikan kedua insan yang saling mencintai bersatu dalam sebuah ikatan. Di belakang Tuan Archen, dua orang dayang dengan pakaian putih juga melangkah dengan anggun. Mereka membawa mahkota yang dikhususkan bagi sang permaisuri, belati, dan juga cawan emas tempat penyimpanan darah. Keduanya memasang senyuman manis, mata mereka menatap dengan binar bahagia ke arah sang kaisar dan calon permaisuri. Seluruh undangan menatap kagum, mahkota yang mereka lihat sekarang jelas sangat berbeda dengan mahkota milik permaisuri terdahulu. Mahkota itu lebih anggun dan

