Ruangan besar itu kini diisi oleh dua belas orang pria, mereka saling memandang, tidak ada yang berniat membuka suara lebih dulu. Sejak setengah jam lalu mereka duduk dan menunggu seseorang untuk datang, mereka terus bersabar dan berusaha tidak mengeluh. Beberapa saat masih dikuasai hening, hingga suara langkah kaki terdengar memecah sunyi dari balik pintu besar. Pintu itu terbuka, seorang pria segera masuk dan pintu kembali tertutup rapat. Ia mengangkat tangannya cepat, memberi peringatan agar tidak ada yang bersimpuh menyambut kedatangannya. Pria itu Tenebris, Kaisar Lautan yang juga seorang manusia. Ia melangkah di atas karpet merah, jubah hitam dengan hiasan berlian pada setiap sisi menjuntai dan terseret di atas lantai. Wajah pria itu terlihat lebih datar dan

