Malam itu benar-benar menjadi malam yang menyebalkan untuk Lux, ia harus bertahan pada posisinya dan mendengar desahan menjijikkan milik Avery. Gadis itu sampai tertidur dalam posisi terikat, tubuhnya terasa begitu sakit, bahkan pergelangan kaki dan tangannya terasa beku karena dingin dari gelang besi yang memasungnya.
Lux yang sudah terbebas dari pasungan besi itu juga harus menahan kesabarannya, Avery tertidur sambil memeluknya dan itu begitu mengesalkan. Gadis itu memberontak, ia menyingkirkan tangan Avery dari pinggangnya dan segera mencari kain atau apa saja untuk menutupi tubuh telanjangnya.
“Sayang, kau ingin pergi ke mana?” tanya Avery yang masih memejamkan mata.
Lux menatap jengkel. Ia segera membuka lemari kayu dan menarik jubah besar milik Avery. Dikenakannya
