Suasana yang tadi sempat kacau kini kembali tenang, ruangan besar itu sudah memiliki lima belas kursi, dengan lima belas orang yang menempati tempat mereka masing-masing. Makanan menggugah selera tersaji di atas meja, sedangkan suara musik klasik terdengar menggema di sudut ruangan. Lux menatap dua belas orang pria yang tadi mengacaukan acara makannya bersama Tuan Archen, jujur saja ia tak suka, merasa sangat risi dengan kehadiran pria-pria itu. Mata gadis itu menatap Villian yang sejak tadi hanya diam, wajah bocah itu masih terlihat pucat. “Villian hanya lelah, sebentar lagi ia akan pulih.” Tuan Archen segera melempar senyum saat Lux menatapnya, cara gadis itu merespons semua tindakan atau ucapan-ucapannya sangat berbeda. Lux menerimanya, dan Lux merasa tak nyaman pada kehadi

