Chapter 74 : Pertanyaan

1351 Words
Angin berembus pelan, Kenzie menjeda kalimatnya, lalu melirik ke sekitar. Ia tidak melihat apa pun, hanya pepohonan dan tumbuhan kecil serta teman-temannya yang ada di sini. Segera ia kembali melirik ke arah Kyra, tetapi mulutnya masih belum juga dapat mengucapkan apa yang ia pikirkan. “Haah ....” Kyra mengembuskan napas panjang, paham mengapa Kenzie terlihat kebingungan. “Zidan dan Vani, mereka berdua, demi melindungiku, ditangkap oleh para siluman ....” “Apa katamu?!” Kenzie sontak terkejut. “Tidak mungkin! Bagaimana bisa mereka berdua ditangkap oleh para siluman itu?!” “Memang sulit untuk diterima, tetapi itulah yang terjadi, Kenzie ....” “Tidak ... bagaimana mungkin bisa seperti ini?” Kali ini, Kenzie terlihat bingung harus berbuat apa lagi, sebab dua temannya sudah ditangkap. “Maaf, Kenzie. Karena aku sangat lemah, mereka berdua harus ....” Kyra menundukkan kepala, menahan diri supaya tidak menangis. “Jika saja aku kuat dan bisa bertarung, mereka pasti tidak akan bisa ditangkap.” Mendengar Kyra yang sangat menyesal, membuat Kenzie perlahan menenangkan pikiran. Ia menarik napas panjang, menengadah, menatap langit biru. Ia diam, tidak mengatakan apa pun, membiarkan angin yang berembus pelan, menerpa tubuhnya untuk menghantarkan kehangatan. Ray, Lisa, dan Zill tetap diam, membiarkan Kenzie mengobrol dengan Kyra. Mereka bertiga tidak mau masuk dalam percakapan, karena merasa tidak enak bila harus bertindak seperti itu. Mereka juga sangat menghargai Kenzie yang sangat cemas memikirkan kedua teman lamanya sudah ditangkap. Kenzie lantas mengembuskan napas panjang, sudah mulai tenang, kemudian mengelus pelan rambut berwarna perak milik Kyra. “Jangan terlalu menyalahkan dirimu, Kyra. Aku yakin mereka pasti sedang baik-baik saja, hanya saja memerlukan bantuan kita dengan segera.” Kenzie mengalihkan pandangan ke arah kota. “Apa kau tahu di mana mereka ditangkap? Aku akan pergi menyelamatkannya ....” Kyra menggelengkan kepala. “Aku tidak tahu di mana lokasi jelasnya, tetapi aku sangat yakin kalau di kota ini ada petunjuk tentang di mana mereka berdua berada.” Langsung saja Kenzie melangkah pelan ke arah kota, kemudian menghentikan langkah sembari memasukkan kedua tangan dalam saku celana. “Zill, Ray, Lisa, ini bukan urusan kalian. Kalian tunggulah di sini, jaga Kyra, aku akan menyelamatkan kedua teman lamaku terlebih dahulu ....” “Berlagak sok keren itu tidak cocok untukmu.” Ray berdiri di belakang Kenzie, bersama dengan adiknya, Lisa. “Mereka berdua sama seperti kita, kan? Kurasa aku perlu membantumu menyelamatkan mereka. Jika tidak, mau ditaruh di mana mukaku ini?” “Apa yang Ray katakan memang benar.” Zill setuju, berdiri di belakang Kenzie. “Biasanya aku memang akan mengikuti rencanamu, Kenzie. Tapi sekarang aku tidak bisa mengikutinya.” “Kalian tidak mendengar apa yang kukatakan?” Kenzie berbalik. “Kalian pasti tahu, kota para siluman ini bukanlah sebuah tempat yang dapat dengan mudah kita atasi. Terlebih, untuk menyelamatkan mereka itu pastilah tidak mudah.” “Itu artinya kakak tidak bisa pergi seorang diri,” kata Lisa. “Lisa benar! Kau terlalu meremehkan kami!” Senyum lebar terlihat jelas di bibir Ray. “Kami ini kuat dan sudah memiliki tekad, itulah mengapa kami ikut denganmu, Kenzie!” Zill menganggukkan kepala. “Kami bukan sekumpulan pengecut!” “Aku juga akan ikut!” Kyra berdiri, sejejer dengan Ray, Lisa, dan Zill. “Aku memang lemah, tapi mereka berdua juga temanku. Tidak bisa kubiarkan para siluman itu menyakiti mereka!” “Kalian ....” Kenzie sedikit terkejut melihat kalau teman-temannya ini adalah sekumpulan orang pemberani. Ia pun tersenyum, berbalik dengan yakin. “Baiklah, kalau kalian memang sudah tak sayang pada nyawa kalian, maka ikuti aku untuk menyebrangi neraka ini!” “Maaf saja, tapi kami tidak akan mati hanya karena menyelamatkan dua temanmu itu!” Kenzie pun kembali melangkahkan kakinya dengan perlahan. “Itulah mengapa aku katakan, kita akan menyebrangi neraka ini, bukan tinggal di dalam neraka ini, Ray! Kita akan menang!” “Ini mendebarkan!” Ray dan yang lainnya pun segera berjalan di belakang Kenzie. Mereka tidak terlihat takut sedikit pun, bahkan sebaliknya, mereka bersemangat untuk melakukan perjalanan kali ini. Tentu mereka sadar kalau dalam perjalanan ini nyawa mereka sedang dipertaruhkan, tetapi mereka tidak peduli dan terus melangkahkan kaki dengan yakin, karena percaya kalau Kenzie pasti dapat membawa mereka pada kemenangan. *** Masuk lagi ke dalam kota, masih dalam penyamaran, mereka tetap bersama supaya tidak berpisah. Memang benar, jika mencari informasi, akan jauh lebih baik jika berpisah, tetapi menimbang risiko yang mungkin dihadapi sangatlah besar, maka Kenzie memutuskan untuk tidak berpencar dan berjalan bersama saja, agar jauh lebih aman. Selama dalam pencarian, dalam keramaian ini, Kenzie terus melirik ke sana kemari. Akan tetapi, ia tak kunjung juga menemukan sebuah petunjuk yang bisa mengantarnya pada Zidan dan Vani. Hingga pada akhirnya, ia melihat sebuah gambar yang ditempelkan di dinding. “Semuanya, sepertinya aku melihat ada gambar yang familiar di sana,” kata Kenzie pada teman-temannya. “Ayo kita mendekat ke sana.” Teman-teman Kenzie saling memandang satu sama lain, kemudian menganggukkan kepala, setuju dengan Kenzie. Tanpa menjawab lagi, mereka langsung berjalan di belakang Kenzie. Segera Kenzie mendekat pada selembar kertas yang di tempelkan di dinding tersebut, melihat yang digambar di sana ternyata wajah Zidan. Di sebelah gambar Zidan, terlihat satu kertas lagi yang berlukiskan wajah Vani. Seketika Kenzie mengepalkan tangan kala melihat gambar tersebut, tetapi ia berusaha untuk tetap bersikap tenang di sini. Kenzie lantas membaca tulisan di bawah gambar, lalu bergumam, “Sialan, para siluman itu sepertinya hendak mengeksekusi Zidan dan Vani di kota ini. Tidak bisa dibiarkan. Kita harus menghentikan ini!” “Tenangkan dirimu dulu, Kenzie,” Ray menyahut. “Aku paham kalau keadaannya gawat, tetapi kita harus memiliki rencana yang matang untuk dapat menyelamatkan mereka. Kita tak boleh hanya menyusun satu rencana, harus ada satu ada dua rencana cadangan ....” Sejenak, Kenzie menundukkan wajah, mengembuskan napas panjang. “Aku mengerti. Namun, aku tidak memiliki rencana apa pun sekarang. Menyelamatkan mereka di tengah lapangan itu, hanya ada satu cara yang terpikirkan olehku.” “Katakan ....” “Aku hanya bisa menerobos masuk ke dalam lapangan, menyelamatkan mereka dan bertarung dengan setiap siluman yang mau menghalangiku dari jalan keluar. Hanya itu, tidak ada yang lain.” “Maksudmu, kami tidak bisa berperan aktif di sini? Bukankah kau bisa menempatkan siapa pun itu untuk menjadi umpan, kabur ke suatu tempat, menjebak semua siluman yang mengejar, lalu kau pergi menyelamatkan dua teman lamamu itu?” Kenzie menggelengkan kepala. “Rencanamu itu memang bagus, tetapi kita sedang bertarung dengan waktu juga. Mereka ingin mengeksekusi mereka hari ini dan siang ini, yang itu artinya kita tidak memiliki cukup waktu menyiapkan jebakan atau semacamnya.” Ia lantas terdiam. “Selain itu, menjadi salah satu dari kita sebagai umpan, aku tidak akan bisa melakukannya. Kau mengerti, kan, Ray?” Ray hanya bisa diam sembari menundukkan kepala. Dia mengerti kalau apa yang Kenzie katakan memang ada benarnya, tetapi dia juga tak ingin jika Kenzie masuk ke dalam bahaya seorang diri. Jika Kenzie tewas dalam pertarungan, maka harapan umat manusia lepas dari siluman, berkurang. Kenzie lantas melirik ke tengah kota. Banyak siluman terlihat hendak pergi ke sebuah arena tarung yang ada di tengah kota tersebut, membuat Kenzie yakin kalau mereka memang sudah tak memiliki waktu lagi. Tanpa mau menunggu, Kenzie segera berkata pada Ray, “Sekarang aku akan pergi, kalian bisa tetap di sini atau pergi ke tempat yang lebih aman. Ledakan akan menggema!” Sebelum Kenzie pergi, mendadak saja Kyra menarik tangan pemuda itu. “Kenzie, kau tidak boleh membahayakan dirimu sendiri. Aku memiliki rencana, apa kau mau mendengarkan sejenak?” Melihat Kyra yang yakin dengan ide yang hendak dia katakan, Kenzie lantas menganggukkan kepala. “Baiklah, aku akan mendengarkan.” Kyra menarik napas panjang. “Biarkan aku yang menjadi umpan. Ray dan lainnya akan mengurus jebakan di hutan ....” Segera Ray tersentak mendengar itu. “Kyra benar. Aku bisa menggunakan kekuatan tanahku untuk membuat jebakan, lalu Zill bisa menggunakan kekuatan anginnya untuk menyerang secara mendadak para siluman yang Kyra pancing ke dalam hutan.” “Aku tidak setuju.” Kenzie langsung menolak. “Aku tidak membiarkan Kyra dalam bahaya lagi ....” Kyra menggelengkan kepala beberapa kali. “Aku juga ingin membantu, jadi biarkan aku ikut berpartisipasi, Kenzie ....”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD