Chapter 68 : Belajar

1286 Words
Keesokan harinya, karena Kenzie, Zill, Ray dan Lisa tidak boleh berada terlalu lama di dalam desa ini, untuk menjaga keseimbangan kekuatan antara siluman dan manusia, mereka berempat pindah ke sebuah lapangan yang ada di dalam hutan. Di sini mereka mendirikan tenda dan api unggun yang akan dinyalakan pada saat malam hari. Selain lapangan yang luas, di sini juga ada sungai yang airnya sangat bersih dan jernih, jadi persediaan air tidak perlu mereka khawatirkan lagi. Untuk makanan sehari-hari, mereka hanya perlu berburu sebentar di hutan untuk mendapatkan makanan, atau bila perlu, Gale pasti akan membawakan mereka semua makanan secara berkala, sembari mengajari Kenzie. Awalnya Kenzie ingin mengajak Zill untuk ikut belajar membaca dan menulis bersama dengannya, tetapi Zill menolak tawaran itu dengan alasan yang sedikit membingungkan. Pada dasarnya, Zill tidak mau ikut belajar, sedangkan Ray dan Lisa sudah bisa membaca, berhitung dan menulis, jadi tak perlu lagi ikut belajar bersama dengan Kenzie. Kendati hanya dirinya seorang yang akan ikut belajar bersama dengan Gale, ia tetap tidak patah semangat. Ia tahu kalau apa yang akan dipelajari olehnya pada Gale ini, akan berguna suatu hari ini. Oleh sebab itulah, ia tampak begitu bersemangat dan menantikan pelajaran yang akan Gale berikan padanya. Tak lama berselang, akhirnya Gale tiba kala Kenzie dan teman-temannya selesai mendirikan tenda. Gale datang seorang diri, tidak mengajak siapa pun ikut bersama dengannya. Pria dewasa itu pun lantas melambaikan tangan pada Kenzie dan yang lainnya, menyapa, “Hei, apa kalian sudah selesai berbenahnya? Boleh aku pinjam Kenzie sebentar ...?” Mengerti kalau Kenzie harus ikut belajar dengan Gale, tentu saja Zill, Ray dan Lisa tidak keberatan. Mereka bertiga lantas menganggukkan kepala, kemudian Ray berkata, “Pinjam saja sesukamu.” Gale kemudian menghentikan langkah kala sudah berada di dekat mereka semua berkumpul. Tanpa menunggu lagi, ia lantas memberikan sebuah bingkisan yang ada di tangannya, pada Ray. “Ambilah, untuk makan siang kalian selagi aku mengajari Kenzie.” Kenzie pun segera datang ketika Ray berterimakasih pada Gale. Pemuda itu tampak sangat tenang, kendati sebenarnya sangat menantikan pelajarannya hari ini. “Tuan Gale, di mana kita akan belajar?” tanya Kenzie dengan nada tenang, hampir datar. Sejenak Gale melirik Kenzie, kemudian melirik ke arah Ray dan yang lainnya. “Sebelum itu, aku ingin mengatakan sesuatu ...,” kata Gale, pelan, tetapi menyita perhatian semua remaja yang ada di sini. “Selama aku pergi mengajari Kenzie, kalian semua jangan bermalas-malasan. Latihlah apa yang perlu kalian latih, tingkatkan kekuatan kalian sebisa mungkin, sampai Kenzie berhasil dalam pelajarannya dariku ....” Ray, Lisa dan Zill serentak menganggukkan kepala, menjawab, “Baik!” Mereka bertiga juga tidak kalah semangat dari Kenzie. Gale pun berbalik arah, mulai melangkah maju. “Ayo kita pergi, Kenzie. Pelajaran kali ini tidak akan mudah, jadi kuharap kau benar-benar memerhatikan. Ini bukan tentang strategi atau pun teknik bertarung, melainkan tentang mengasah otakmu.” “Ya!” Kenzie menganggukkan kepala, berjalan perlahan di belakang Gale. *** Di saat Kenzie dan Gale sudah berjalan cukup jauh ke sisi lain lapangan, Ray langsung mengambil alih posisi Kenzie untuk memimpin kelompok ini. Ia dengan tanpa ragu langsung mendekat ke arah Zill, kemudian bertanya, “Zill, apakah kau tahu apa yang dinamakan Lingkaran Sihir dan Mantra?” Zill sedikit tersentak, kemudian menjawab sembari menggelengkan kepala, “Aku tidak tahu. Tapi, aku pernah melihat sendiri bagaimana Kenzie dan kau menggunakan Lingkaran Sihir itu ....” Ray lantas melirik ke arah Lisa, Lisa pun segera mendekat, “Ada apa, Kak?” tanya gadis kecil itu. “Lisa, bisakah kau menjelaskan pada Zill tentang Lingkaran Sihir,” kata Ray. “Kau tahu aku tidak bagus dalam hal menjelaskan. Jadi, aku serahkan padamu, Lisa ....” Mendengar itu, Lisa menganggukkan kepala. “Tidak masalah, Kak. Aku akan menjelaskannya sebaik mungkin pada Kak Zill.” Lisa memalingkan pandangan pada Zill. “Pada dasarnya, seorang pemilik pecahan Pedang Excalibur hanya dapat menggunakan satu kekuatan, seperti contohnya kekuatan Kakakku adalah tanah. Seharusnya, dengan kekuatan tanah, dia hanya bisa membuat dinding tanah dan sebagainya, tetapi dengan menggunakan Lingkaran Sihir, dia dapat menggunakannya lebih efektif.” “Aku masih belum mengerti ...,” Zill menyela. “Maksudku, jika seharusnya kekuatan tanah hanya bisa memunculkan atau menggerakkan tanah hanya di darat, maka dengan menggunakan Lingkaran Sihir, kakakku bisa memunculkan tanah dari udara.” “Aku mengerti. Lalu, apa bedanya dengan Mantra?” “Pada dasarnya, Lingkaran Sihir dan Mantra itu sedikit mirip, tetapi ada pembedanya. Jika menggunakan Lingkaran Sihir, kita tidak perlu mengucapkan Mantra, jika menggunakan Mantra, kita harus mengucapkan Mantra. Pembedanya adalah, ketika menggunakan Lingkaran Sihir, musuh dapat melihat dari mana serangan akan diluncurkan, dengan melihat Lingkaran Sihir yang terbentuk, sedangkan saat memakai Mantra, musuh tak akan tahu dari mana serangan akan datang.” Berpikir sejenak, akhirnya Zill menganggukkan kepala, mengerti dengan penjelasan Lisa. “Jadi begitu. Aku mengerti.” Saat Zill sudah mengerti, Ray lantas memberikan tawaran, “Kalau begitu, apa kau mau belajar Lingkaran Sihir dan Mantra? Kurasa itu akan sedikit berguna.” “Hm ....” Zill masih mempertimbangkan. “Tapi, apakah memang sepenting itu menguasai Lingkaran Sihir dan Mantra? Bukankah bertarung biasa saja sudah lebih dari cukup?” Ray menggelengkan kepala, kemudian melirik ke arah Lisa lagi. “Kau sudah paham apa yang kupikirkan, kan, Lisa?” Lisa mengangguk pelan, lalu mulai menjelaskan pada Zill, “Bertarung seperti biasa memang bagus, tetapi itu memiliki kelemahan, sehingga menggunakan Lingkaran Sihir atau Mantra dapat menjadi pilihan untuk mencegah kelemahan itu. Contohnya, ketika bertarung biasa, kita pasti mengeluarkan serangan langsung dari senjata mau pun bagian tubuh kita. Akan tetapi, dengan Lingkaran Sihir atau Mantra, kita dapat mengontrol mengeluarkan serangan selain dari senjata dan tubuh kita.” “Hm ... jadi menambah variasi serangan, ya? Sepertinya bagus. Kalau begitu, mohon bimbingannya agar aku bisa menggunakan kedua hal itu ....” Ray dan Lisa pun tersenyum tipis mendengar jawaban Zill. Segera Ray bergerak sedikit menjauh dari Zill dan juga Lisa, kemudian berkata, “Tidak perlu basa-basi lagi. Ayo kita lakukan latihan sekarang. Aku sudah tidak sabar membuatmu menjadi sangat kuat, sama sepertiku! Hahaha!” Zill menganggukkan kepala, penuh rasa percaya diri. “Baik! Aku akan berjuang!” Dari sana, Zill mulai berlatih Lingkaran Sihir dan Mantra. Memang dia sedikit kesulitan saat baru pertama kali menggunakannya, tetapi lama kelamaan dia menjadi terbiasa dengan hal tersebut. Namun, tetap saja semua butuh proses, dia tidak serta-merta bisa menggunakan Lingkaran Sihir dan Mantra, melainkan mengalami banyak kegagalan terlebih dahulu. *** Jauh di tempat lain, Kenzie terus saja merasa mual kala mulai belajar membaca dengan Gale. Mata pemuda itu terus saja berkunang-kunang serta mengantuk ketika melihat jejeran huruf yang Gale suruh hafalkan. Ia sungguh tidak mengerti dengan bentuk-bentuk huruf itu, sehingga Gala harus terus memberikan Kenzie cara membaca huruf-huruf itu. Kendati demikian, ternyata Kenzie tidak secerdas yang Gale duga. Kenzie hanya cerdas dalam mengambil tindakan dan bijaksana ketika memutuskan sesuatu hal, tetapi dalam bidang belajar seperti sekarang, Kenzie tidak terlalu mahir, sehingga terus-menerus dimarahi oleh Gale. Memang benar Kenzie terlihat tidak sedang terburu-buru, tetapi Gale merasa kalau Kenzie harus segera dapat menguasai apa yang telah dia ajarkan. Pelajaran mereka pun terus berlanjut kala angin berembus cukup kencang, menerpa tubuh mereka dengan perlahan, mengantarkan sebuah kesejukan. Meski benar-benar kesulitan dalam belajar, Kenzie tetap memaksa dirinya untuk menguasai apa yang sudah diajarkan. Selain itu, ia juga tak mau dipukul oleh Gale karena terlihat mengantuk dan lelah, jadi ia harus tetap menjaga semangat membaranya. ‘Ini sangat sulit, jauh lebih sulit dari yang aku bayangkan. Kukira akan mudah, tetapi aku salah ...,’ pikir Kenzie, terus mencoba menghafal semua huruf yang tertulis di kulit pohon. ‘Tapi aku harus bisa melakukannya! Harus bisa ...!’ Melirik Kenzie sejenak, Gale tampak sangat tenang melihat semangat belajar yang ada dalam diri Kenzie. ‘Sepertinya, anak ini akan menjadi orang yang sangat hebat di masa depan,’ pikir Gale.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD