Chapter 76 : Festival II

1201 Words
Di dalam rimbunnya hutan, bukannya bersiap untuk membuat jebakan, Ray malah membawa Zill dan Lisa untuk bersembunyi di balik sebongkah batu besar. Awalnya Zill tidak mau ikut serta pada rencana mendadak yang Ray lakukan ini, tetapi setelah perdebatan kecil beberapa saat lalu, mau tak mau Zill harus ikut serta sekarang. Ketika itu Ray mengatakan, “Kalau begitu, bisakah kau membuktikan kalau gadis bernama Kyra itu benar-benar tidak mencurigakan? Bisakah kau membuktikan dengan jelas kalau dia bukanlah siluman yang menyamar untuk menghancurkan kita semua?” Zill menjadi sedikit ragu untuk menjawab, tetapi pada akhirnya memberanikan diri untuk mengungkapkan pendapatnya. “Aku tidak dapat membuktikan itu. Namun, seperti yang aku katakan sebelumnya, Kenzie begitu percaya padanya. Kenzie pasti sudah benar-benar yakin kalau Kyra adalah gadis baik.” “Haah ....” Ray mengembuskan napas panjang. “Kau tidak bisa melihatnya ya? Kenzie sudah benar-benar terperdaya oleh Kyra itu, aku yakin banyak hal telah terjadi di antara mereka berdua dulunya, tetapi semua itu kemungkinan besar adalah hasil dari kebohongan Kyra.” Masih belum juga mengerti, Zill lantas memiringkan kepala. “Bagaimana bisa kau sampai ke kesimpulan itu, Ray?” Ray lantas mengambil sebatang ranting kecil dan kering di tanah. “Kenzie mengatakan kalau Kyra bukanlah pemilik pecahan Pedang Excalibur seperti kita, kan? Tapi Kenzie tetap mau membiarkan gadis itu menjadi umpan, kendati risiko yang harus ditanggung olehnya, sangatlah besar. Akan jauh lebih baik kalau kau yang menjadi umpan, tetapi Kenzie malah membiarkan Kyra melakukan tugas yang semestinya diberikan padamu.” Sejenak dia berhenti. “Bukan aku meninggikanmu atau apa pun, aku hanya merasa Kenzie salah menilai, mana yang harus ditugaskan sebuah tugas yang pas.” “Bukankah Kenzie melakukannya untuk keselamatan kita? Buktinya, dia menyuruhku untuk melindungi Lisa saat kau menjebak para siluman yang dipancing ke sini oleh Kyra?” “Mungkin benar, tapi tindakan itu tidaklah tepat untuk diambil. Akan jauh lebih baik kalau aku menyembunyikan Kyra dan Lisa yang tidak dapat bertarung, di bawah tanah, menggunakan kekuatan tanahku. Kupikir Kenzie pasti dapat menyadari apa saja yang bisa kulakukan untuk menyelamatkan adikku, kan?” “Itu tetap masih belum bisa membuktikan apa pun. Apa yang kau ucapkan masih hanya sebuah spekulasimu semata, kan?” “Memang benar itu hanya sebuah spekulasi. Tapi bukan berarti tidak tepat sama sekali.” Ray lantas asal menggambar di tanah, memakai ranting yang tadi ia pungut. “Saat kita bertiga terus membujuk untuk ikut dalam misi penyelamatan kedua teman lamanya, Kenzie tidak mau mendengarkan sama sekali. Namun, saat Kyra yang mengatakan ingin membantu, mendadak saja Kenzie berubah pikiran dan membuat rencana ini. Dari sini, tidakkah kau dapat membuat kesimpulan kalau Kenzie memang ‘terlalu’ percaya pada Kyra?” Akhirnya, setelah penjelasan yang begitu panjang, Zill paham dengan apa yang sebenarnya ingin Ray sampaikan. “Dengan kata lain, Kenzie sudah sedikit terobsesi dengan Kyra dan membuatnya menjadi sedikit tidak konsisten dengan sikapnya, apa benar begitu?” “Benar. Untunglah kau dapat menangkap apa yang aku maksudkan itu dengan cepat. Jadi, aku tidak perlu lagi membujukmu untuk mengubah rencana kita ini, kan, Zill?” Ray mencoba memastikan. Zill lantas mengangguk. “Baiklah, aku akan memercayai kemampuanmu menyusun strategi sekarang, Ray.” Itulah bagaimana akhirnya Zill ikut serta dengan perubahan rencana yang Ray lakukan. Dia memang sangat percaya pada Kenzie, tetapi apa yang harus dilakukannya sekarang juga harus masuk akal, tidak hanya mengikuti arus yang sudah diberikan oleh Kenzie. Sebab dia bisa mengubah alur tersebut kapan dan di mana pun dia mau. Saat Ray, Lisa dan Zill bersembunyi di balik batu, Ray menyuruh Zill untuk terus mengawasi sekitar dengan menggunakan kekuatan anginnya, sedangkan Ray sendiri bersiap untuk membuat ruang di bawah tanah untuk bersembunyi. Ray sangat yakin, kalau Kyra benar-benar seorang mata-mata yang mau menghancurkan mereka, maka gadis itu pasti akan mengerahkan pasukan siluman untuk menangkap mereka bertiga di sini. Mengantisipasi kemungkinan terburuk, Ray sudah mempersiapkan semua yang diperlukan, mulai dari pengawasan hingga beberapa jebakan, serta tempat berlindung. Jika memang memungkinkan, ia akan memilih untuk bertarung, tetapi kalau tidak memungkinkan, ia akan memilih untuk kabur, itulah rencananya. Selain itu, karena waktu mereka sudah terbuang cukup banyak tadi, agar membuat Zill mengerti, mereka tidak bisa menyusul Kenzie ke dalam kota para siluman. Tepat seperti dugaan Ray, Zill merasakan kehadiran beberapa siluman bertubuh kekar, mendekat dari segala arah. “Ray, sepertinya kita sudah dikepung oleh para siluman. Dan aku tidak dapat merasakan keberadaan Kyra di sekitar mereka, hanya ada para siluman bertubuh kekar dengan pemukul di tangan mereka masing-masing.” Ray mengintip sedikit keluar dari batu, melihat bayangan di antara pepohonan. “Seperti yang aku duga, ini memang tidak akan mudah. Kita akan bersembunyi ....” Langsung saja Ray menarik Lisa dan Zill masuk ke dalam ruang bawah tanah yang sudah ia buat sedari tadi. Ia juga tak membiarkan pintu masuknya terbuka dengan menutup pintu masuk tersebut menggunakan sebuah bongkahan tanah besar. “Untuk sekarang, kita perlu bersembunyi di sini, tidak memancarkan aura terlalu banyak untuk mengecoh mereka. Kemungkinan besar, mereka akan terus mencari keberadaan kita.” Zill tampak sedikit murung, mulai khawatir dengan keadaan Kenzie sekarang. “Ray, apakah menurutmu Kenzie akan baik-baik saja?” Melihat Zill yang begitu murung, Ray lantas tersenyum tipis, mencoba menghibur, “Jangan khawatir. Kenzie bukanlah orang yang dapat semudah itu dikalahkan. Aku yakin dia pasti akan mendapatkan cara keluar dari masalah yang dihadapi sekarang. Supaya dia tidak cemas dengan kita, kita harus berlindung dan bersembunyi dari para siluman itu ....” *** Sementara itu, di dalam colloseum, Kenzie terus waspada, menghunuskan pedang ke depan sembari melirik ke sekitar. Para siluman di sekitarnya, sudah bersiap meluncurkan serangan, hanya menunggu perintah langsung dari Kyra saja. Hal ini membuat Kenzie menjadi kian terdesak. “Kyra, jelaskan apa maksud dari ini semua?!” Kenzie benar-benar tidak dapat menerima fakta bahwa dirinya sudah dikhianati oleh orang yang sangat ia percaya. “Mengapa kau lakukan ini?!” “Kenzie ....” Di atas salah satu salib, Vani merasa iba melihat raut wajah Kenzie yang sangat kecewa. Tidak hanya Vani, Zidan juga langsung memalingkan pandangan ke arah lain, tak sanggup melihat ekspresi Kenzie sekarang ini. “Aku tidak pernah melihatnya seperti itu ...,” gumam Zidan. Kyra memasang wajah datar, menatap tajam Kenzie dengan kedua matanya. Perlahan, Kenzie dapat melihat perubahan yang terjadi pada tubuh Kyra, di mana muncul sembilan ekor rubah, dan dua telinga rubah. Kenzie tidak dapat memungkiri kalau dirinya pernah melihat wujud seperti Kyra ini, di suatu tempat, kendati ia tidak ingin mengingatnya. “Sekarang kau sudah pasti ingat, kan? Dengan siluman yang sama seperti diriku, Kenzie?” kata Kyra. “Kau pasti tidak akan pernah melupakan wajah ini.” Tarikan napas Kenzie seketika menjadi tidak karuan, ingatannya tentang kejadian buruk yang pernah terjadi dulu sekali, kembali terngiang di kepalanya. Mengingat itu semua, membuat keringat bercucuran deras di kening Kenzie, sementara mulutnya membeku, tidak dapat mengatakan apa pun lagi. “Kenzie ....” Mata Zidan kini terbelalak lebar melihat ekspresi wajah Kenzie yang sangat hancur. Zidan yakin kalau Kenzie pasti pernah mengalami hal buruk dulunya, bahkan mungkin jauh lebih buruk dari dirinya. “Itu benar, Kenzie!” seru Kyra. “Aku melakukan ini demi membalas kebaikan hatimu yang sangat lembut itu, yang telah membunuh guruku—Vinri!” Sebuah nama yang familiar itu, membuat Kenzie jatuh berlutut di tanah. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD