Chapter 24

701 Words
NOTE PENULIS : Book ini adalah kelanjutan dari yang sudah dipublis di WP. Untuk beberapa alasan, Book ini akan dilanjutkan di sini, dan pembaruan di WP akan dihentikan. Jika kalian menemukan cerita ini tapi belum membaca di WP, silahkan kunjungi WP terlebih dahulu untuk membaca dari kisah awal. DIFFERENT // Chang Kyun duduk di salah satu kursi yang berada halaman dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku mantelnya. Salju tipis turun sejak pagi dan menciptakan tumpukan salju yang tidak setebal kemarin. Musim dingin kali itu terasa lebih panjang bagi Chang Kyun dibandingkan dengan kemarin. Menaruh ketertarikan kepada butiran salju yang terus berjatuhan di sekitanya, Chang Kyun mengeluarkan tangan kirinya dan menggunakannya untuk menangkup salju yang berjatuhan. Dia kemudian bergumam, "sudah ketemu." Chang Kyun mengepalkan tangannya setelah beberapa butiran salju jatuh ke telapak tangannya. Namun hanya dalam hitungan detik ia kembali membuka telapak tangannya. Tiba-tiba saja seseorang menyambut tangannya, memberikan sedikit kehangatan pada telapak tangannya yang dingin. "Apa yang sudah ketemu?" Chang Kyun tak langsung memandang sosok Joo Heon yang kini telah berdiri di hadapannya. Pandangan Chang Kyun saat ini justru mengarah pada punggung tangan yang tengah menggenggam tangannya tersebut. Kala itu Chang Kyun merasakan hal aneh dan membuatnya terdiam selama beberapa waktu. Joo Heon kemudian menegur, "apa yang sedang kau lakukan? Kau tidak tidur sambil berjalan, kan?" Warna di sekitar Chang Kyun tiba-tiba berubah menjadi hitam putih, namun itu hanya ada dalam pandangan Chang Kyun. Warna dari butiran salju yang berjatuhan itu pun memudar. Di tangannya, Chang Kyun melihat darah yang semakin lama semakin bertambah banyak. Tapi darah itu tidak berasal dari tangannya, melainkan tangan lain yang tengah menggenggam tangannya kala itu. "Apa yang sedang kau lakukan sekarang, Lim Chang Kyun?" Hanya karena satu teguran dari Joo Heon, dunia di sekitar Chang Kyun kembali ke sedia kala. Dan seperti tak terjadi apapun, Chang Kyun kemudian mengangkat wajahnya. Mempertemukan pandangannya dengan tatapan hangat Joo Heon. "Apa yang baru saja kau lakukan?" Joo Heon menegur untuk yang ke tiga kalinya. "Darah," gumam Chang Kyun. Sebelah alis Joo Heon terangkat. "Darah? Di mana?" "Di tangan Hyeongnim. Darah ... darah itu berasal dari tangan Hyeongnim." Joo Heon menjatuhkan pandangannya pada tangannya dan melepaskan genggamannya pada tangan Chang Kyun. Sejenak Joo Heon memperhatikan telapak tangannya dan tak mendapati apa yang dikatakan oleh Chang Kyun sebelumnya. "Tidak ada?" "Bukan di waktu ini." Joo Heon kembali memandang Chang Kyun, terlihat sedikit heran. Dia kemudian memastikan. "Apakah tadi ... kau sempat melihat mataku?" Chang Kyun menggeleng. Dahi Joo Heon mengernyit, mulai menaruh kecurigaan terhadap Chang Kyun. "Kapan tepatnya itu terjadi? Apakah itu masa lalu atau masa depan?" Chang Kyun menggeleng. "Aku tidak tahu." "Kau yakin tidak melihat mataku sebelumnya?" Chang Kyun mengangguk dan jawaban itu membuat Joo Heon tak habis pikir. Bagaimana bisa Chang Kyun melihat hal semacam itu hanya karena tangan mereka bersentuhan. Joo Heon kemudian kembali memandang telapak tangannya, namun setelah itu Chang Kyun tiba-tiba menggenggam telapak tangannya dan membuat pandangan mereka bertemu. "Karena Gomdori sudah meninggalkan tempat ini, Ketua harus melalui waktu yang sulit setelah ini." "Kau sudah mengetahuinya? Apa yang akan terjadi pada Gomdori?" "Pertemuan ... darah ... kematian." Pernyataan Chang Kyun tentu saja membuat Joo Heon merasa khawatir. "Apa yang baru saja kau katakan, Lim Chang Kyun? Siapa yang mengalami pertemuan dan siapa yang akan mati?" "Entahlah, aku tidak tahu." Chang Kyun menarik tangannya dari Joo Heon dan beranjak berdiri. Dia kemudian berkata, "suatu saat nanti, Ketua tidak harus menyesalinya." "Lim Chang Kyun?" "Aku tidak tahu, aku hanya sedang memperingatkan diriku sendiri. Aku pergi ke dalam dulu." Chang Kyun kemudian meninggalkan Joo Heon. Dan untuk sesaat Joo Heon tetap berdiri di sana, memandang punggung Chang Kyun yang semakin berjalan menjauh. Hanya dengan mendengarkan ucapan Chang Kyun, Joo Heon merasa khawatir. Dia kemudian bergumam, "benarkah dia dilahirkan untuk menghentikan Gomdori? Bukankah dia terlihat sangat lemah untuk melakukan hal itu?" Joo Heon kembali menjatuhkan pandangannya pada telapak tangannya. Pertemuan, darah dan kematian. Tiga kata yang diucapkan oleh Chang Kyun sebelumnya kini telah menjadi sebuah misteri. Namun satu hal yang diyakini oleh Joo Heon saat ini. Jika tiga kata itu ditujukan untuk Tae Hyung, maka itu berarti saat ini Tae Hyung telah bertemu dengan seseorang. Siapakah orang itu? Orang yang ditemui oleh Taehyung? DIFFERENT //
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD