DUA PULUH

1395 Words

Ian mengulurkan tangan, meraba-raba permukaan nakas yang memisahkan ranjangnya dan ranjang Meta, meraih ponsel yang bergetar sedari tadi. Ian lalu duduk di sisi ranjang, menarik napas panjang beberapa kali, mengumpulkan kesadarannya sebelum berdiri dan melangkah ke kamar mandi. Usai mensucikan diri, ia membentangkan sajadahnya, bersiap melaksanakan ibadah subuhnya. Ian baru saja akan membangunkan Meta dari tidurnya kala tertegun menatap noda di belakang tubuh Meta dan menembus ke permukaan penutup kasur. “Ta... Bangun sayang...” ujar Ian lembut seraya menciumi pelipis dan surai kekasihnya. “Ian...” gumam Meta, merajuk. “Bangun sayang.” “Ngantuk. Jam berapa?” “Subuh.” “Meta baru tidur jam tiga tadi.” “Kenapa?” “Sakit perutnya.” “Mandi dulu kalau begitu, air hangatnya uda

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD