Part 4. Balas Dendam Secara Tidak Langsung
Gadis berambut panjang itu menyiksa pria tampan yang terikat erat di kursi tanpa ampun. Tidak peduli sama sekali dengan jeritan kesakitan yang di keluarkan pria tersebut.
Senyuman puas menghiasi bibirnya melihat keadaan tidak berdaya pria yang sangat dibencinya itu.
Sudah lama ini dia bersabar dalam menghadapi kelakuan jahat pria itu. Namun, yang namanya manusia pasti punya batas kesabaran tersendiri.
"Aku akan menyiksamu secara perlahan dan membuatmu memohon kepadaku untuk mencabut nyawamu segera."
Gadis itu menancapkan pisaunya ke pipi pria tampan itu dan menggerakkannya ke kanan secara perlahan sedangkan pria tampan itu menatap sayu dan penuh permohonan. "Maafkan aku." Ujarnya gemetar.
Tawa sinis terdengar di segala penjuru ruangan nan suram itu. "Maaf kau bilang?! Haha." Pisaunya menggores pipi pria itu lebih dalam. Permintaan maaf tidak berhasil membuat amarahnya mereda.
"MATI KAU, SEAN!" Dengan penuh kemurkaan gadis itu menusuk jantung pria itu dengan sadis dan tanpa belas kasihan. Ia---
"Segitu tidak sukanya kau denganku?"
Tubuh Fiza yang sedang menulis cerita menegang kaku mendengar suara yang sangat dikenalinya. Ia merutuki nasibnya di dalam hati karena terciduk menyiksa Sean di dalam cerita. Dan yang paling penting, ia sama sekali tidak menduga Sean akan muncul di dalam kediamannya. Bukan kah ada larangan bagi Sean untuk memasuki kediamannya?! Lalu bagaimana ceritanya si Sean bisa berada di dalam kamarnya?!
"Apa kau mau mencobanya langsung di dunia nyata, sayangku?"
Bisikan Sean membuat bulu kuduk Fiza merinding. Ia membalikkan tubuhnya dengan perlahan seraya menyengir paksa. "Apa maksudmu?" tanyanya sok lugu.
"Bukankah kau menjadikan aku objek penyiksaan dalam ceritamu?"
Meskipun ketahuan, Fiza masih berusaha mencoba untuk mengelak. "Kau salah paham! Sean yang ku maksud bukan Sean dirimu."
"Lalu Sean mana yang kau maksud?" Tanya Sean sarkas.
"Sean yang ku maksud adalah mantan kekasihku. Dia yang sudah merenggut kesucianku secara paksa dan tidak mau bertanggung jawab. Sikapnya yang arogan membuatku tidak bisa berkutik. Makanya aku sangat dendam dengannya sehingga menjadikannya objek penyiksaan ku supaya dendam ku terbalaskan." Jawab Fiza bohong namun berusaha menampilkan wajah sedihnya. Akan tetapi wajah murka Sean yang terlihat lucu di matanya membuatnya terpaksa menahan tawa.
"Dasar w************n! Pasti kau yang menggodanya terlebih dahulu seperti menggoda adikku. Makanya jangan menggoda seorang pria!"
Fiza kira Sean akan bersimpati padanya, tapi realita tak sesuai ekspetasi. Ya sudahlah, terserah Sean saja. Pangeran mah bebas.
"Pergi!" usir Fiza tegas sambil menunjuk pintu kediamannya.
Sean tersenyum sinis. "Kau hanya menumpang di sini. Jadi, kau tidak punya hak untuk mengusirku."
Fiza memutar bola mata malas. "Ya ya ya. Aku memang hanya seorang penumpang di sini. Secepatnya aku akan mencari pekerjaan dan keluar dari istana ini supaya tidak bertemu dengan pria menyebalkan sepertimu lagi."
Wajah Sean terlihat merah padam. Seperti menahan amarah.
Fiza yang sudah muak hanya bersikap acuh tak acuh.
Sean menunjuk wajahnya secara tiba-tiba dengan tatapan penuh permusuhan. "Aku juga tidak ingin bertemu dengan w************n sepertimu lagi." Setelah itu Sean langsung meninggalkan Fiza yang memutar bola mata malas.
Tidak mau ambil pusing, Fiza kembali melanjutkan acara menulisnya. Akan tetapi, kali ini dia menulis ceritanya yang belum sempat diselesaikannya dulu, yaitu cerita My Naughty Queen. Yang mana pemeran utamanya Fita dan Suho.
Tidak ada salahnya 'kan dia menyesaikan ceritanya sekarang? Lagipula, ia tidak memiliki kegiatan lain di kerajaan ini.
----
Fita mengedarkan pandangannya ke segala arah dengan sorot mata yang bingung. Ia berada di tempat yang sangat asing baginya. Ia yakin, sebelumnya dia masih berada di dalam kamar bersama sang suami. Apakah sekarang dia menjadi korban penculikan?
"Manis, kemari lah!"
Hati kecil Fita menolak perintah itu tapi tubuhnya mengikuti perintah pria asing yang duduk angkuh di atas singgahsana kebesarannya. Anehnya, Sorot mata pria itu berhasil membuatnya merasa gelisah.
"Sekarang tidak akan ada lagi penghalang kuat untuk memilikimu, manis."
Dahi wanita cantik tersebut mengerut mendengar ucapan aneh pria di hadapannya.
"Jangan mengerutkan dahimu, kamu terlihat semakin menggemaskan. Membuatku tidak sabar untuk membawamu ke duniaku."
Hembusan nafas kasar keluar dari hidung Fita. "Siapa kau?"
Pria itu tampak tersenyum lebar. "Wow, pertanyaan yang sangat bagus, manis." Senyuman itu tidak surut. "Aku suami masa depanmu. Hayden Hicks."
"Hayen?"
"Hayden, manis."
"Oh, Ayen."
Pria bernama Hayden tersebut menggeram kesal di permainkan oleh wanita cantik dihadapannya. Tangannya terangkat, hendak menampar Fita. "Jangan pernah bermain-main denganku!" gertaknya karena tak sanggup melayangkan tangannya di pipi menggemaskan wanita yang di cintainya. Ya, dia jatuh cinta pada Fita sejak pertama melihatnya dan terobsesi memilikinya. Apa pun caranya.
"Cih, kau mau menamparku? Silahkan. Aku tidak takut." tantang Fita dengan sinis.
Hayden menyeringai dan menyentak tangan Fita hingga si cantik berada di dekapannya. "Kamu tidak pantas untuk dikasari. Kamu hanya pantas untuk disayangi."
Fita memberontak di dalam dekapan erat Hayden. Pria itu mengeratkan pelukannya sehingga Fita tak bisa berkutik. "Ingat lah satu hal. Kamu hanya milikku, sayang. Secepatnya aku akan datang dan membawamu bersamaku."
"AARGHHH!!!"
Fita terbangun akibat mendengar teriakan Su Ho. Mengucek matanya dan menatap sekitarnya linglung. Beralih ke Su Ho yang terlihat tersiksa dalam tidurnya.
"Jadi, yang tadi itu hanya mimpi?" gumamnya bingung. "Tapi kenapa rasanya begitu nyata??"
"ARGHH! JANGAN MEMELUKKU, HANTU JELEK!!"
Tawa Fita menyembur mendengar igauan suaminya. Ternyata suami dinginnya sedang bermimpi tentang hantu.
"ARGHHH!!! JANGAN SENTUH AKU!!"
Setelah puas tertawa, ia menatap suaminya iba. Dengan perlahan ia menggoncang tubuh sang suami. "BANGUN!" teriaknya tepat di telinga Su Ho.
Tentu saja Su Ho langsung terlonjak bangun mendengar teriakan Fita yang dapat merusak gendang telinganya. Meski kesal, dia tetap bersyukur Fita membangunkannya. Tidak dapat dibayangkan akan seperti apa jadinya jika mimpi buruknya terus berlanjut.
Sesosok hantu setengah cantik menggodanya dan hendak memeluknya~
Sungguh mimpi buruk~
Masih mending dia memimpikan istrinya. Tapi, ini hantu loh. H.A.N.T.U. Makhluk yang paling ditakutinya.
"Kamu terbangun karenaku ya?"
Su Ho menarik Fita lembut ke dalam dekapannya. Melihat Fita, membuatnya merasa lebih tenang.
---
"Serius sekali. Memangnya apa yang kau tulis itu?"
Pertanyaan Xavier membuat Fiza terlonjak kaget dan buru-buru menyembunyikan ceritanya.
-Tbc-