Penindasan

1088 Words
“Tuanmu ini sudah gila ya!” bentakku pada pelayan yang memberikanku surat tadi. Dia hanya menunduk dan tidak menjawab sepata-kata pun dariku. Rasanya aku sangat marah, kurobeki kertas itu hingga menjadi bagian-bagian terkecil lalu membuangnya. “Aku pergi!” Baru selangkah kakiku melangkah beberapa pria berbadan besar menghalangi jalanku, kutatap mereka, mata mereka yang cukup dingin dan tatapan yang sangat dingin cukup membuatku melangkahkan kakiku mundur. “Nona, Anda tidak boleh pergi dari rumah ini. Anda harus di sini sampai tuan pulang, lebih baik Nona kembali ke kamar, Nona!” Kutelan salivaku mendengar salah satu dari suara mereka yang besar dan tegas itu. Tanpa berpikir panjang lagi aku langsung berlari memasuki kamarku. Pria b******k sialan itu, aku akan membalasnya. Beraninya dia memperkosaku dan membuat surat kontrak perjanjian tanpa menanyakannya terlebih dahulu padaku, aku akan membunuhnya. “LIU CHAING HE! SIALAN!” teriakku kuat mungkin sampai ke lantai bawah. Brak.... Jantungku rasanya mau copot, kulihat ke pintu siapa yang berani mendobraknya. Ternyata si b******k yang memperkosaku semalam, dia berjalan ke arahku dan aku membuang pandanganku ke arah lain. Melihatnya, sama saja aku menginginkan hal yang terjadi semalam. “Kau, kenapa kau mengatakan aku sialan!?” Dicengkeramnya mulutku kuat dan aku hanya diam menatapnya kesal. “Jawab aku!” bentaknya. “Itu semua salahmu! Kenapa kau memperkosaku semalam? Harga diriku sudah tidak ada lagi! Apa kau mau tanggung jawab! Tidak ‘kan? Lagian aku juga tidak ingin menikah denganmu! Aku membencimu, menjauh dariku!” Kudorong tubuhnya kuat, dia menarik tanganku lalu menciumku tiba-tiba. Bibirku terasa sakit karena bentrokan yang agak kuat, dia berusaha mengulumnya tapi aku menutupnya rapat. Sebelum dia berhasil menggigitku lebih baik aku menggigitnya terlebih dahulu. “Kau cukup berani menggigitku! Sekarang terima balasannya!” Dia mendorong tubuhku ke kasur, menciumku dengan ganas, dan sekarang dia beralih menciumi leherku. Apa dia mau memperkosaku lagi? Aku menangis dan dia mungkin saja merasakan air mataku, dihentikan aksinya lalu diperbaiki pakaiannya. “Surat kontrak itu adalah bukti tanggung jawabku padamu, kau tidak ingin menikah denganku dan aku tidak ingin menikah denganmu. Sebagai gantinya terima saja surat kontrak itu.” “Kau gila? Kenapa di dalam kontrak itu aku dikekang dan kau berhak semena-mena padaku!?” “Kau kan simpananku, jadi patuhlah padaku segala kebutuhanmu akan aku penuhi, sayang,” ucapnya mengecup keningku lalu pergi. Apa yang harus kulakukan? Apa yang harus kukatakan pada keluargaku nanti? Tidak mungkin kan aku mengatakan kalau aku menjadi simpanan pria kaya di sini? Aku pasti akan dibunuh. Jika aku menyembunyikannya, sama saja aku berbohong. Aku tidak mungkin bisa berbohong kepada keluargaku, mereka sudah mengizinkanku untuk pergi jauh dan aku menghancurkan harapan mereka. Kuhapus air mataku, lalu turun ke dapur mencari makanan. “Apa yang kau lakukan di sini?” Badanku kaget dan langsung saja piring yang aku pegang jatuh dan pecah, mengenai kakiku. “Bibi, itu Bi aku lapar,” ucapku saat melihat orang yang menanyakanku tadi. “Lapar! Tadi saat aku menyiapkan makanan kau menolaknya dan membentakku, dan sekarang kau meminta makan? Bukan hanya itu saja kau juga mengatakan bahwa tuan kami b******k, harusnya kau mati saja.” Dilambungkan tangannya hendak memukulku, kututup mataku. Tapi, setelah ditunggu dia tidak jadi memukulku, kulihat sedikit. Ternyata ada seorang pria besar yang menangkap tangannya. “Kau jangan memukulnya sekarang, tunggu sampai tuan sampai di Amerika,” ucapnya. Wanita itu menatapku sinis. “Bersihkan rumah ini, kalau tidak kau akan kubunuh,” ucapnya. “Tidak! Aku bukan pembantu, harusnya kau yang melakukan ini! Kau kan pembantu!” Matanya melotot memandangku, tiba-tiba dia menjambak rambutku kuat. Aku pun meringis. “Jangan sebut aku seperti itu!” Dilemparnya kepalaku mengenai meja, rasanya sangat sakit dan berat Mataku tidak bisa terbuka, semuanya gelap. Rasanya aku mau mati saja, kenapa semuanya jadi begini? Dia bilang akan melindungku dan memberi semua yang kuinginkan, apa dia berbohong dan berniat menyiksaku? ☆☆☆ Kubuka mataku perlahan, tampak seorang pria berada di atasku. Dia seperti memanggil namaku, tapi aku tidak yakin sepenuhnya. Sampai akhirnya suara itu terdengar jelas. “Affry, kenapa kau tidak melaporkannya padaku?” Maksudnya apa coba. Aku hanya diam dan menggelengkan kepalaku. “Tenang saja, aku sudah memasuki mereka semua ke penjara, kau tidak perlu takut?” Siapa yang dimasukkan ke dalam penjara? “Apa yang kau katakan padaku? Aku tidak mengerti?” tanyaku sedikit memalingkan pandanganku padanya. “Pembantu rumah ini sudah menyiksamu bukan? Aku sudah memasukkan mereka semua ke dalam penjara. Jadi kau bisa bebas di sini sesuai janji kontrak kita.” Oh, jadi dia melindungiku karena perjanjian kontrak itu? Apa yang kau pikirkan Affry, apa kau berpikir dia melindungimu langsung dari hatinya? Kutatap dia yang sedikit cemas memandangku, aku tahu kalau dia cemas bukan karena kasihan padaku melainkan karena perjanjian kami. “Tidak masalah, kau tidak perlu memasukkan mereka. Mereka mungkin hanya merasa iri padaku, aku baru saja datang ke sini dan kau sudah sangat melindungiku.” “Mereka sudah tahu kalau kau adalah wanitaku, kenapa mereka melakukan itu juga padamu? Berarti menentangku bukan?” ketusnya kesal lalu keluar membanting pintu. Apa dia tidak tahu bagaimana perasaanku saat ini? Apa aku akan selalu berada dalam kekangannya? Melewati masalah yang tak ada akhirnya. ♡♡♡ “Itu ....” Lagi-lagi dia menyentuhku dengan sangat kasar tanpa perizinanku. Kutatap matanya yang sangat menikmati permainan sendiri, dia sudah gila melakukannya di dalam kantor. “Pelan .... aku bisa mati,” ucapku mencengkeram bahunya, dan dia tetap terus bergerak dengan sangat cepat. Diangkatnya tubuhku lalu didudukkannya di pangkuannya, perlahan dia mulai memegang pinggulku dan bergerak dengan sangat cepat. Tangan kanannya terus meremas yang dia inginkan dan mulutnya mencoba menciumku, tapi aku tolak, aku hanya bisa menikmati permainan yang ia berikan. “Aku sangat suka ini,” ucapnya dengan cucur keringat di mana-mana. Pinggulnya semakin lincah bergerak dan membuatku semakin gila. Benda panjang yang menghantam diriku ini terus saja bergerak dengan lincah, entah yang empunya merasakan capek atau tidak, yang sangat penting sekarang dia harus melepaskan itu. “Kau gila! Lepaskan ... kau menyukaiku?!” pekikku yang tidak sabar lagi. “Tidak, biasa saja,” ucapnya dan mengapa itu membuatku sedikit kesal. Kuahlikan pandanganku dan tidak menatapnya lagi seperti biasa. “Tapi kau tetap satu-satunya wanita simpananku yang paling aku sayang,” ucapnya lagi saat melihatku memalingkan wajah. “Kau ... gila!” Sepertinya dia mendengar ucapanku, kenapa sekarang dia jadi pelan. Baguslah, aku bisa kabur sekarang. “Kau mau apa?” tanyanya lalu tertawa. Aku terdiam, dia pasti memiliki rencana lain sekarang, aura di sekitarnya berubah Dia meletakkan tangan di pipiku, apa dia akan menamparku karena kesal? Chaing He tidak memberi reaksi apa sekarang, ini mengerikan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD