Tubuh Ini... Ohh!

941 Words
Ye Xuan terduduk lemas di tepi kasur. Perempuan? Dia seorang perempuan? Bagaimana bisa? Bukankah dia terjatuh ke jurang? Jikalau ini adalah ruangan milik penyelamatnya, lalu mengapa dia bisa mempunyai tubuh perempuan muda?   Dan ia baru sadar bahwa suaranya memang suara seorang perempuan ketika tadi dia menyapa foto di dinding tadi. Hanya, tadi dia tidak memperhatikan hal itu.   Yang terpenting... apa sebenarnya yang terjadi pada dirinya?   Ye Xuan terus berpikir sekeras dan sedetil yang dia mampu untuk mengurai keanehan ini.   Plop! Dia menepukkan kepalan tangan kanannya ke telapak tangan kiri secara pelan seolah mendapatkan jawabannya.   Dia sudah mati dan jiwanya melayang terbang melintasi ruang dan waktu. Itu diperjelas bahwa dia tidak mengenali lingkungan di sekitarnya. Maka, kecerdasannya segera melemparkan asumsi bahwa dia tidak berada di jamannya lagi.   "Aku... bereinkarnasi?" Itu adalah ujung asumsinya. "Tapi... mengapa begitu cepat?"   Ia memiringkan kepalanya berusaha mencerna pemikirannya sendiri. Tapi, tidak bisa disanggah bahwa langit tidak akan repot-repot menghitung tahun kapan untuk jiwa bereinkarnasi, bukan? Jadi, tentu bukan kemustahilan jika dia dilempar ke jaman entah ini tepat setelah kematiannya.   Namun... jiwanya... masuk ke dalam tubuh perempuan? Astaga.   Ia pun pandangi tangannya sendiri, halus dan berjari lentik. Seputih giok murni bagai tanpa cacat.   Ya, ini memang benar tangan seorang perempuan. Dan ketika dia melirik ke dadanya, kini dia baru sadar bagian itu menggembung cukup besar. Dia tadi tidak menyadari karena teralihkan pada ketakjubannya akan benda-benda aneh di sekitarnya.   Sedikit ragu, Ye Xuan pun menyentuh dadanya yang baru. Empuk, penuh dengan kekenyalan yang tepat. Ia remas dan akhirnya... "Enghh..." dia melenguh sendiri karena perbuatannya.   Tersadar, ia lekas jauhkan tangannya dari sana. Pipinya mendadak menghangat hingga telinga. Ya ampun! Apa yang dia barusan lakukan?!   Ia pandangi tangan bekas meremas tadi lalu ke dadanya, bergantian. Tak percaya. Beginikah rasa d**a wanita muda? Dan... apakah demikian sensasi yang dirasakan wanita jika dadanya diremas?   Ye Xuan menelan ludah. Menatap kembali d**a penuhnya, ia mencoba sekali lagi menyentuh bagian kenyal itu seperti tadi, namun kali ini lebih lembut dan penuh penghayatan.   "Haanghh..."   Oh, berhenti! Ye Xuan harus berhenti segera atau dia bisa menjadi gila karena tubuhnya sendiri.   Jadi begini rasanya.   Ia segera membayangkan tubuh Xiu Ying. Meski ia akui d**a Xiu Ying sepertinya tidak sepenuh ini, namun ia bisa membayangkan kira-kira seperti apa.   Ye Xuan, kau mulai menggila! Otakmu! Kontrol-lah, Ye Xuan!   Sayangnya, Ye Xuan belum ingin berhenti mengeksplorasi tubuh ini.   Ia melepas semua gaun yang dipakai, kemudian berdiri di depan kaca cermin seluruh badan. Matanya mulai menatap takjub.   Tubuh ini... tubuh ini sangat indah. Terpahat sempurna dengan lekuk yang pasti akan membuat pria manapun meneteskan liur tanpa henti.   Leher kecil dengan panjang tepat, bahu sempit, lalu dadanya... astaga, Ye Xuan menahan napas setelah dia tau bentuk apa adanya d**a tersebut.   Sepasang p*yudara bulat kencang dan cukup besar menggantung di d**a. Jika Yexuan tak ingat ini adalah tubuh barunya, tentu dia akan tergila-gila dengannya.   Melihat ke bawah, sebuah pinggang berlekuk ramping namun pinggulnya bulat tak berlebihan.   Ye Xuan bisa memastikan ini memang tubuh sempurna seorang wanita.   Jika di negerinya, wanita bertubuh demikian pasti akan dijadikan selir utama Kaisar saking indahnya tubuh yang ada. Apalagi ditunjang wajah yang tak bisa diremehkan kecantikannya.   Pandangan Ye Xuan turun ke area bawah, menemukan pusat kehidupan tubuh itu. Mulutnya ternganga sejenak. Tubuh ini tidak mempunyai bulu p*bis berlebihan.   Tanpa sadar, tangan Ye Xuan sudah menggapai area itu, meneliti lekuk luarnya, kemudian jarinya mulai membelai lebih dalam.   "Hnnhh..." Lagi-lagi dia melenguh aneh. Ini terlalu gila! Ye Xuan sekuat tenaga hentikan tindakannya sebelum dia mulai m***m dan berbuat gila pada tubuh (barunya) sendiri.   Lalu ia pandangi paha kencang ramping tubuhnya, dan menemukan sepasang betis indah di bagian bawah sana.   Sungguh, ini tubuh sungguh tak tercela. Pantas bila menjadi selir terbaik Kaisar, ataupun akan menjadi wanita penting jika ada di sebuah Rumah Minum di negerinya.   Malu-malu, ia pun mengenakan kembali pakaian yang ia lucuti, kemudian terduduk bingung di tepi ranjang.   Dengan kecantikan lahiriah seperti ini, kenapa gadis ini mengiris nadinya sendiri? Atau dia dibunuh? Ah, tidak. Jikalau dia dibunuh, pasti pembunuhnya memilih menusukkan pedangnya di bagian lain dan tidak menggoreskannya pada pergelangan tangan.   Jadi, gadis cantik ini mencoba bunuh diri? Beruntunglah Ye Xuan lekas menolong dengan menggunakan tenaga Qi-nya atau akan sebuah kesia-siaan jika tubuh secantik ini mati percuma.   Ye Xuan termangu. Memangnya ada masalah apa hingga gadis ini memilih mengakhiri hidupnya? Apakah ada persoalan hidup teramat pelik sehingga menamatkan hidup adalah pilihan terakhir?   Jika memang dia kini menempati tubuh ini, maka... bukankah ini berarti pemilik asli tubuh ini sudah tidak ada lagi di dunia fana ini?   "Belum puas menyentuh tubuhku, Tuan?"   "Hah?!" Ye Xuan nyaris mati tersedak liurnya sendiri. Baru saja ada suara yang bergema di pikirannya.   Tunggu. Di pikirannya?   Bukankah harusnya pemilik asli tubuh ini sudah...   Baiklah. Ye Xuan akan mencoba berkomunikasi dengan kesadaran gadis ini jika memang dia bisa menggapainya di jiwa terdalam sana. Tentu dia akan mencoba menelusuri kenapa gadis ini berbuat senekat itu pada tubuhnya sendiri.   Ye Xuan segera duduk bersila di kasur, tenggelam dalam meditasi, berusaha menyelam ke jiwa terdalam milik tubuh ini. Ia terus menyelam hingga akhirnya ia bisa berhasil menemukan gelombang aneh dan menuntunnya menuju sebuah sinar sangat terang hingga Ye Xuan harus menyipitkan mata saking terangnya.   "Nona... Nona, apakah kau di sana? Kau masih ada, kan?" Ye Xuan berbicara dengan jiwa gadis itu, meski di luar, bibir Ye Xuan tidak bergerak sama sekali. Ia menggunakan bahasa jiwa.   Tak ada jawaban. Ye Xuan mengulangi panggilannya sekali lagi. Ia tak yakin jika jiwa sang gadis telah lenyap. "Nona?"   "Tuan, sudah puaskah kau menyentuh tubuhku?"   Ye Xuan terbelalak mendapat jawaban. Meski suaranya lemah, namun itu masih bisa tertangkap inderanya.   Suara gadis itu benar-benar lemah bagai tidak memiliki daya dan semangat lagi. Apakah benar gadis itu sudah tidak menginginkan hidupnya lagi? Betapa sia-sianya!   Ye Xuan semakin ingin tau apa dan kenapa gadis itu bertindak tidak bijaksana atas hidupnya sendiri. Ye Xuan harus bisa mendapatkan semua jawaban atas keheranan dia sedari tadi.   Semoga gadis itu tidak memolak untuk berkomunikasi dengannya.   "Errr... Nona, halo Nona? Apakah bisa bisa berbincang sejenak?"  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD