2

1573 Words
Ona sudah sampai rumah dan ia meminta Oreo untuk mampir makan siang, sebenarnya Oreo tadi ingin langsungan tapi ternyata Nathan baru saja keluar dan akan berangkat ke kampus. Ia pun bertanya kenapa Ona kok bisa pulang dengan Oreo dan akhirnya Ona cerita jika tadi ia sempat terjatuh. Nathan meminta Oreo untuk masuk lebih dulu dan makan di dalam untuk menemani Ona karena keluarganya sedang tidak ada dirumah. Akhirnya Nathan pun masuk ke dalam rumah Ona yang juga sudah seperti rumah nya sendiri. Mereka berdua sudah ada di dalam rumah Ona saat ini. Oreo sedang menunggu Ona berganti baju dan saat ini Oreo menunggu sembari tiduran di kasur milik Ona, ini juga sudah biasa terjadi lagi pula Ona ganti baju di walking closet miliknya. Oreo tampak tiduran masih dengan seragam SMA nya dan ia sekarang sedang melihat foto di nakas Ona yang merupakan foto antara Ona dan Acha. Oreo pun tertaw melihat foto itu, baginya Acha sangat lah cantik di foto ini. “Cantik.” ujar Oreo masih sembari tersenyum dengan melihat foto yang tadi. “Makasih Oreo, Oreo juga ganteng. Ganteng banget malah.” ujar Ona yang ternyata sudah selesai berganti baju dan saat ini Ona ada di samping Oreo tersebut. “Gila gua kaget tau ga sih. Lo ngagetin parah sumpah deh.” ujar Oreo itu. “Halah bilang aja Oreo sebenarnya pura pura kaget kan. Padahal Oreo sekarang itu lagi malu karena tadi mgeliatin Foto Ona terus bilang Ona cantik. Ngaku aja deh Oreo. Oreo pasti malu karena kegep hihih.” ujar Ona menertawakan Oreo yang saat ini sedang menahan kegemasannya pada Ona karena sebenarnya ia gatal ingin bilang ke Ona bahwa yang ia sukai utu adalah Acha, tapi ia tidak bisa melakukan hal itu. Kalo gua bilang sama aja ntar Acha juga ga bakalan mau sama gua. Karena dengan sikap kekanak-kanakan nya ini Ona pasti ga akan mau temenan sama Acha waktu dia tahu kalo gua suka sama Acha. Batin Oreo yang sedang memendam rasa. “Yaudah deh kalo Oreo ga mau ngaku, Ona mah ga papa. Yuk sekarang kota makan. Ona udah lapar banget ini hehehe.” ujar Ona kepada Oreo dan mereka saat ini turun kebawah. Mereka menuju ke ruang makan dan mereka makan berdua. “Oreo disini sampe Aa pulang ya.” ujar Ona menetapkan hal itu dan padahal Oreo belum mengiyakan tapi Ona sudah bilang oke duluan. Ini sebenarnya Ona sedang melakukan komunikasi antar dua pihak atau sepihak saja sih. Oreo tak pernah mengerti bagaimana jalannya otak Ona itu. Ia tampak sangat licik dan juga manja. Kenapa Oreo bisa menyebut Ona licik? Ya jelas karena Ona seaku menahan Oreo dimana pun dan kapan pun Oreo berada dan pahitnya itu semua berhasil. Oreo berhasil ditahan oleh Ona. Salah satu omongan yang ingin ia tarik dari dunia ini itu adalah janjinya kepada Nathan untuk menjaga Ona saat berada di SMA Garuda. Karena ternyata menjaga Ona bukan lah menjaga anak SMA usia 16 tahun biasa tapi ia seperti menjaga anak usia 16 tahun yang bertingkah seperti anak TK. Entah lah ia melakukan dosa apa hingga Tuham memberikan dirinya kesialan seperti saat ini. Harusnya dulu dia tidak menerima ajakan bicara dari Nathan supaya kejadian itu tidak terjadi. Dan mungkin jika hal itu tidak terjadi, Oreo akan menikmati hari-harinya. Mereka berdua sudah selesai makan dan saat ini kembali ke kamar Ona. Oreo ingin segera pergi dari rumah Ona ini dan satu-satunya cara adalah dengan membuat Ona tidur, akhirnya sekarang ini Oreo dan Ona sudah ada di kasur Ona itu. Oreo memang diperboleh kan ada disana oleh Nathan karena selain Nathan dan keluarganya hanya Oreo yang bisa menbuat Ona tertidur dengan nyenyak. Jadi sebelum tdiru Ona harus dipeluk dan di usap kepalanya terlebih dahulu. Maka dari itu lah Oreo saat ini sedang melakukan hal itu kepada Ona. Mereka seperti sedang pelukan. Ona tampak senang saat ini dan ia memeluk Oreo dari samping. “Oreo, nyanyiin Ona lagu dong.” ujar Ona kepada Oreo tersebut saat ini. “Oke. Tidurlah selamat sore, lupakan sajalah aku.” ujar Oreo menyangikan lagu itu tapi malah membuat Ona terbangun dari tidurnya itu. Oreo kaget sendiri sekarang. Ona tampak menatap aneh ke arah Oreo dan Oreo bertanya kenapa pada Ona. “Kenapa lagi Ona?” tanya Oreo yang saat ini mencoba untuk tetap bersabar melihat Ona yang saat ini menatapnya aneh seakan-akan dirinya sangat salah kali ini. “Kok Oreo tanya kenapa, harusnya Ona yang tanya kenapa kok lagunya itu. Kan Ona itu ya ga akan bakalan bisa ngelupain Oreo sampai kapan pun. Jadi jangan suruh Ona buat lupain Oreo, kan jadinya kesel Ona tuh.” ujar Ona kepada Oreo. Anjir deh gua salah nyanyi ini mah. Hadeuh pusig deh gua kalo gini. Kayaknya kalo Bang Nathan belum datang gua ga akan gisa balik ini. Batin Oreo tersebut. “Ya udah gua minta maaf, kan lo tadi juga ga ngomong mau lagi apa Ona. Jadi gua bingung mau nyangi apa. Sekarang tidur lagi yuk.” ujar Oreo kepada Ona. Oreo masih berharap bahwa Ona ingin tetap tidur dan harapan nya itu pun terkabul juga. Sekarang Ona tampak memeluk Oreo lagi dan kali ini Ona tidak mau dinyanyi kan jadi nya Oreo ya hanya mengusap rambut Ona saja. Ia menunggu sampai malah Oreo sendiri juga ketiduran sekarang. Jadinya mereka berdua ketiduran pada saat ini. Sementara di luar rumah, Acha baru saja sampai dengan mobilnya. Ia tadi diminta pada Mama nya untuk menebrikan Cheese Cake untuk Ona. Maka dari itu ia disini dan ia melihat mobil Oreo juga masih ada disini. Acha pun masuk ke dalam. “Eh Mba Acha.” ujar Bibi menyapa Acha dengan senyuman sumringah. “Iya Bibi heheh, Ona dimana ya Bi?” tanya Acha kepada Bibi tersebut saat ini. “Mbak Ona ada dikamarnya tadi Mbak, kayaknya mau tidur. Tadi ditemenin Mas Oreo juga di atas.” ujar Bibi dan Acha mengangguk. Acha pun melihat ke atas saat ini. Dan dadanya bergenuruh hebat, ia saat ini juga sesak ketika melihat Ona tidur dipelukan Oreo. Ia cemburu tapi ia harus menahan rasa cemburunya tersebut saat ini. Acha akhirnya turun kebawah dan ia akan menunggu mereka di bawah sampai mereka bangun. Acha di bawah sembari nonton TV. Meski pun saat ini ia sedang nonton TV tapi tetap saja pikiran nya ada di kamar Ona tadi. Ia masih sesak membayangkan tadi Ona tidur dipelukan Oreo. Ia pun menyadarkan diri bahwa ia tidak boleh seperti ini. Ia tidak boleh merusak persahabatan nya sendiri kali ini. Ayo Acha, lo pasti bisa. Cukup biasa aja dan pendam semua perasaan lo ke Oreo. Lo pasti bisa laluin semua ini tanpa air mata Acha. Batin Acha megutkan diri. Ini sudah pukul 5 sore dan Ona serta Oreo masih belum bangun juga. Hingga akhirnya Nathan pulang ke rumah nya sekarang. Nathan tampak melihat Acha. “Udah lama Cha? Kok ga sama Ona sama Oreo? Kemana mereka?” tanya Nathan dan ia juga melihat sekitar tampak tak terlihat keberadaan Ona dan Oreo. “Udah lumayan A, Ona sama Oreo ketiduran di kamar kak hehehe. Tadi pas udah sampe mereka udah tidur jadi Acha tungguin di sini deh.” ujar Acha tersebut. “Oalah kayak gitu, sebentar coba Aa check mereka lagi.” ujar Nathan itu. Nathan pergi ke kamar Ona dan ia sengaja menbawa ayam chrispy kesukaan Ona, biasanya jika Ona mencium aroma ayam chriapy ini Ona akan langsung bangun. Termyata benar Ona saat ini sudah bangun. Ia menatap ayam dengan berbinar. Setelah itu ia juga menatap Oreo yang seperti nya ketiduran, ia ingin membangunkan Oreo tapi oleh Nathan dicegah karena sepertinya Oreo sangat pulas tidurnya itu. “Jangan dibangunin dulu. Kasian Oreo pulas banget tidurnya.” ujar Nathan dan Ona mengangguk. Akhirnya Ona dan Nathan keluar dan saat Ona melihat ada Acha di bawah, ia berteriak dengan senang. Untung saja mereka sudah sampai di bawah jadi teriakan Ona tidak bergitu jelas terdengar oleh Oreo yang saat ini masih tertidur. “Ona udah bangun? Tebak gua bawa apa?” tanya Acha kepada Ona tersebut. “Cheese Cake Mama Acha ya?” tanya Ona dengan mata yang berbinar. “Benar yeah.” ujar Acha dan Ona semakin senang ia memakan makanan kesukaan nya nanti malam. Ona saat ini menonton TV bersama dengan Acha. Setengah jam kemudian Oreo terbangun dan ia ternyata masih berada di kamar Ona. Sepertinya ia ketiduran, tapi tunggu ia tidka menemukan Ona disampingnya. Oreo pun bingung dan khawatir, ia keluar dari kamar Ona dan tenyata Ona sedang berada di bawah dengan Acha. Melihat Acha, kekesalan Oreo tadi hilang begitu saja. Saat ini Oreo masuk ke kamar mandi dan ia membasuh mukanya, setelah itu ia turun ke bawah bergabung dengan Ona dan juga Acha. Ona tampak senang karena Oreo sudah bangun. Ia meninta Oreo duduk disamping nya ikut melihat kartun. “Oreo pulangnya nanti aja ya sekalian makan malam.” ujar Ona diangguki oleh Oreo karena ia memang akan sangat betah dirumah Ona jika disana juga ada Acha. “Tadi Aa Nathan bahwa Ayam Chrispy enak terus Acha bawa Cheese Cake buatan Mama Acha. Oreo hadus coba karena itu enak banget.” ujar Ona dengan mula yang sangat lucu. Acha pun tertawa menatap Ona yang saat ini mendiskripsikan dengan begitu lucu. Smenetara Oreo saat ini tengah terpukau dengan senyuman indah dari Acha. Ia tampak sangat menyukai senyuman Acha yang seperti ini. “Guys ayo makan, udah siap ini.” ujar Nathan yang tadi habis dari kamar dan melihat ke ruang makan itu. Mereka pun saat ini pergi ke ruang makan tersebut. Ona tampak sangat bahagia sekali saat ini, Ona melihat Oreo yang saat ini makan dengan lahap. Ia senang karena Oreo berada di dekatnya dan bersama dirinya. Pasti akan lebih bahagia lagi jika Oreo benar-benar sudah resmi menjadi miliknya. Namun kira-kira kapan hal seperti itu akan terjadi? Sepertinya ia hanya sekadar berhalusinasi. Namun ia ingin apa yang ia rasakan itu dapat terjadi. Malan ini merrka makan dengan sangat lahap dan saat ini makan malam ditutup dengan Cheese Cake yang dibuat oleh Mama Acha. Mereka semua mulai memakan Chees Cake itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD