Pagi ini aku aku pergi kesekolah dengan perasaan yang aneh. Aku merasa ada sesuatu yang mengganjal dihatiku, entah apa itu.

493 Words
Aku merasa seperti dihatiku kehilangan sesuatu yang tidak bisa aku ungkapkan dengan kata-kata, ada perasaan takut, sedih dan hampa. aku terus bertanya didalam hati apa yang sedang terjadi padaku "Mira.... " aku menoleh kebelakang mencari tahu orang yang telah memanggilku "kak Rian". aku melihatnya heran "kenapa kakak kesini?". tanyaku kepada sepupuku ini. "aku sudah izin sama gurumu. Hari ini kamu tidak perlu sekolah, kita harus pulang sekarang". katanya "Ada apa?". hatiku mulai tak tenang karena dia hanya menunduk tanpa menjawab pertanyaanku. "apakah papa....?". aku tidak bisa lagi melanjutkan perkataanku karena mataku sudah berkaca-kaca tapi aku mencoba agar tidak menangis. firasatku mengatakan hal buruk telah terjadi pada papaku Tidak ada jawaban sama sekali yang keluar dari mulutnya, kak rian hanya mengangguk pelan. "kita pulang sekarang, semua orang menunggumu". hanya itu kata yang keluar dari mulutnya. dia menarik tanganku untuk masuk kemobil. Aku hanya terdiam membisu karena tidak ada yang bisa aku katakan. Tiba-tiba aku merasa gelap dan seperti dunia meninggalkanku. "mira.... ". kak rian panik melihatku pingsan dan segera membawaku pulang. ¤¤¤ "mira.... bangun nak... ". aku seperti mendengar suara mama tapi mataku terasa berat untuk dibuka. "bangunlah mira....ini nenek". ku dengar suara yang sangat tidak asing ditelingaku. aku mencoba membuka mataku dengan perlahan tapi aku masih merasakan pusing. "ma.... nek.... papa sudah pergi ya?". mereka tidak ada yang menjawab pertanyaanku. semuanya menangis. "aku mau melihat papa". aku mencoba bangkit dan menuju jasad papa diletakan. kulihat semua kerabat mulai berdatangan, mereka menatapku iba dan berusaha menghiburku agar aku tidak sedih. Tapi, pikiranku tidak disini. aku tatap wajah papa yang dingin dengan tatapan kosong. aku tidak tahu apa aku harus sedih atau kecewa, tapi aku tidak bisa mengeluarkan air mataku. "ikhlaskan papamu pergi mira, sekarang dia tidak merasakan sakit lagi". salah satu kerabatku berusaha menasehatiku. aku hanya diam dengan muka yang datar. "menangislah mira... jangan hanya diam, itu hanya akan membuat dadamu sesak". mama membelaiku dengan lembut. "Maafinlah papamu... biar dia tenang". nenek mendekat dan menasehatiku. papa mulai dimasukkan keliang lahat dan semua kejadian yang menyakitiku itu seperti berputar kembali dikepalaku dan aku mulai marah. "papa.... ". aku menjerit ketika orang-orang mulai menutup jasad papa dengan tanah. mama dan nenek memegangi tanganku yang mulai menangis histeris. "tenanglah mira.... "nenek memelukku dan menenangkanku "aku benci papa nek... papa tidak menyayangiku lagi". aku mulai merontah ingin dilepaskan. orang-orang mencoba menenangkanku yang mulai tak terkendali. "mengapa papa pergi, aku hanya mau dia disini. aku takut nek... aku takut tidak punya papa". semua orang menangis melihatku terduduk lemah disamping makam papa. "aku menyesal pa... aku sudah maafin papa... aku mohon papa kembali". "jangan tinggalin aku pa... ". "nak... papa sudah tidak ada lagi. sekarang kita pulang ya". mama berusaha membujukku. "tidak mau.... aku mau papa pulang bersama kita ma, ayo ma,,,, suruh papa bangun sekarang". aku berusaha meronta ketika kak rian mau memegang tangaku. pandanganku gelap dan kabur dan aku tidak mengingat apapun lagi. aku hanya mendengar samar-samar mama dan nenek meminta orang-orang mengangkatku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD