Meet
HAPPY READING
?
Sudah biasa bagi seorang Justin Alexander Smith jika setiap harinya harus berurusan dengan berbagai lembar berkas. C'Smith itulah nama perusahaan yang Justin bangun dari nol yang mulai ia bangun saat ia lulus Sma.
Perusahaan yang bergerak bahkan hampir ke semua bidang itu telah tersebar luas ke penjuru dunia. Jadi tidak heran jika justin dikenal sebagai rajanya para pebisnis dan mafia.
"Max kapan aku bisa pulang?" Tanyanya pada asisten pribadinya sekaligus teman nya dulu waktu sekolah.
"Kau bisa pulang kapan saja tuan."
"Ah ya aku lupa tentang itu," setelah berkata seperti itu justin bangkit dari kursi kebesarannya lalu keluar dari ruangan itu.
Sepeninggalan justin. Max hanya bisa mendengus. Ia berharap justin segera ditemukan jodohnya agar justin tidak bermain lagi dengan perempuan malam nanti.
Max lah yang bisa dibilang tahu semua tentang jutin. Bahkan setiap harinya dialah yang mencari wanita untuk diberikan kepada justin malam harinya.
Semoga tuan cepat tobat
Justin saat ini tengah berada disalah satu Club. Tentunya dengan didampingi Orang-orang yang berbalut jas hitam disampingnya.
Namun saat ini yang menjadi fokus musti adalah seorang gadis manis yang tengah duduk disalah satu meja sambil menikmati alkohol langsung dari botolnya.
Gadis cantik dengan rambut sepunggung lurus namun curlly dibagian bawahnya membuat aura gadis itu semakin memikat. Entah bagaimana badan justin secara reflek menghampiri gadis itu lalu duduk disampingnya.
Para wanita yang berada di dekat sana tentunya memekik hebat saat billionaire langganan itu berada di dekat mereka. Memang justin setiap malamnya akan datang ke sini untuk menuntaskan sesuatu.
"Ekhem" dehemnya membuat gadis yang bernama Aurora Wilson.
"Hayyy, tampan" Aurora mengelus rahang tegas justin secara tidak sadar membuat justin menahan nafasnya.
Gadis itu mengalungkan ke dua lengannya pada leher justin lalu tersenyum manis.
"Why?" Tanyanya singkat.
"Hmm, kau tampan. Aku suka pria tampan" ucap gadis itu tak sadar menatap justin dengan pandangan sayu.
Justin mengangkat tubuh Aurora ke gendongan ala koala nya lalu kembali duduk ke tempatnya.
Laki-laki itu duduk sambil menatap gadis di pangkuannya.
Justin menyuruh bodyguard untuk menyingkirkan alkohol yang ada di dekat mereka. "Aku ingin lagi "
"Nope! Baby girl"
Gadis itu mengerucutkan bibirnya lalu bersandar didada bidang justin yang hanya terbalut kemeja putih.
"Aku mengantuk " lirih gadis itu menduselkan kepalanya mencoba mencari tempat nyaman lalu mulai terlelap tenang.
Justin menatap wajah gadis yang saat ini terlelap didadanya. Lama ia mengamati wajah gadis itu lalu bangkit dari duduknya membuat Aurora melenguh.
"Enghhh"
"Stttt" lirih justin menimang-nimang cia lalu berjalan keluar club tersebut. Sontak para paparazi yang melihat sekarang justin menggendong gadis langsung memotret dan menghampiri.
Mr. Justin bisakah anda jelaskan siapa gadis tersebut?
Mr.Justin apa dia pasangan anda?
Apakah anda memiliki hubungan spesial?
Para bodyguard justin mengamankan para paparazi tersebut untuk mengamankan tuan mereka dan membuat jalan menuju mobil.
Justin mendudukan Aurora dikursi penumpang disampingnya lalu mengambil selimut untuk menutupi badan gadis itu. Ia mengelus pelan pipi Aurora lalu memutar mobil untuk masuk ke mobil dan duduk dikursi samping cia.
Justin tersenyum tipis saat melihat Aurora yang tampak meringkuk seperti bayi.
"Oh s**t! She is so cut."
?
Pagi hari telah tiba Aurora telah bangun dari tidurnya lalu melenguh dan merenggangkan ototnya.
"Hoammm," Aurora menguap lebar sambil menutup mulutnya lalu memandang tempat disekitarnya yang nampak asing dimatanya.
Ini dimana sih?
Apa setelah aku mabuk, lalu pergi ke surga?
Kamarnya sangat indah
Itulah celotehan dan pekikan tidak bermutu Aurora yang membuat justin terkekeh didalam kamar mandi. Justin melilitkan handuk dibagian bawahnya lalu berjalan keluar kamar mandi.
Ceklek
Aurora menoleh ke arah sumber suara tersebut dan nampaklah justin yang sangat hot dan tampan dimatanya.
Sugar daddy nih...
Justin berjalan menuju Aurora yang sedang menatapnya sedari tadi. Pria itu mencium pucuk hidung Aurora membuat gadis itu tersadar.
"E-ehh" gugupunya mendapat perlakuan dari Justin tadi.
Justin terkekeh sebentar, "ik hou van jou"
Aurora mengerjapkan matanya bingung.
Justin yang paham pun tersenyum. "Tidak perlu menjawab sekarang, Jawab jika kau sudah mencintaiku"
"Mulai sekarang kau harus tinggal disini bersamaku!"
"Aku tidak mengenalmu" tolak gadis itu membuat justin menatapnya tajam.
"Tidak ada satupun orang yang bisa menolak perintahku!" Tegasnya mencengkeram bahu Aurora kuat membuat gadis itu meringis.
"I-iya," gugup Auroramenjawabnya.
Drtt...
Drtt..
"Ya, what happen" ucap justin pada teman ibunya bernama charlotte diseberang sana.
"Bisakah kerumah ounty?, Anya tidak mau meminum obatnya jika kau tidak ada
"Ya, tunggu"
"Terima kasih"
Tut.....
"Aku harus pergi sebentar" pamit justin lalu pergi ke walk in closed nya.
Setelah justin memakai setelan jasnya justin pergi dari kamar tersebut tanpa menatap cia sedikitpun.
"Dia mau kemana?"
?
"Ayo cepat minum obatmu" bujuk Justin singkat.
"Baiklah" dengan segera perempuan bernama hanya itu meminum obatnya seperti memakan madu.
"Lihat kan justin. Dia hanya mau minum obat jika kau yang menyuruh" dengus charlotte.
"Ya, kau harus sembuh"
Anya tersenyum lebar. "Kau harus menemaniku sampai nanti malam"
Justin hanya bisa mengangguk pasrah mendengar permintaan Anya. Dan melupakan Aurora yang saat ini tengah bingung berada dimension besarnya.
"Ck! Lihatlah mansion ini sangat besar bahkan melebihi mall" Dengus Aurora pada salah satu maid yang lewat.
"Maaf nona, saatnya anda makan siang"
Aurora mengangguk antusias. Sesampainya dimeja makan ia menatap semua hidangan dengan mata berbinar.
"Apa justin akan pulang jika makan siang?"
Maid tadi mendongak lalu menggelengkan kepalannya, "Tidak nona."
Aurora menghembuskan nafasnya lalu menjentikan jarinya membuat maid tersebut kaget. "Berikan aku nomor telephone Justin!"
Pelayan itu mengangguk lalu memberikan nomor tersebut pada Aurora. Aurora dengan semangat mengahubungi nomor Justin.
Namun sambungan tersebut tidak dijawab oleh justin. Membuat Aurora menghela napas. Hingga tak sadar waktu makan siang telah tiba namun tanda munculnya Justin tidak ada membuat Aurora memutuskan untuk kembali kekamar.
Sore hari nya Aurora memasak kembali untuk justin saat pulang nanti. Ia berkutat didapur cukup lama setelah selesai ia menata hasil makanannya dimeja makan.
"Semoga justin suka" harap nya mengelap keringat yang menetes didahinya.
Makan malam kembali tiba namun Justin tidak datang juga membuat Aurora sedih kembali. Apakah pria itu tidak akan datang lagi?
Bohong jika Aurora tidak tertarik pada Justin. Bahkan ketika pertama melihat Justin jantunh Aurora telah berdebar cepat.
4 jam berlalu jam telah menunjukan pukul 11 malam. Aurora tertidur dimeja makan dengan kepala yang ditaruh pada lipatan tangannya.
Justin yang baru saja memasuki mensionnya setelah pulang dari rumah Anya tak sengaja melihat suatu pemandangan yang tidak pernah ia saksikan membuat hatinya berdesir.
Damn! Apa dia menungguku selama itu?
-Mau bilang apa ke justin?-