Sam & Alan

1237 Words
Kini di depan Jessica ada dua orang kakak beradik sedang duduk di sofa, di dalam studionya. "Ini masih jam 8 malam Al, aku belum tutup" ucap Jessica sambil melihat jam tangannya. "Yaya aku tau Jessie aku hanya ingin datang lebih awal, takut macet" ucap Alice. "Lagi pula sudah lama aku tak melihatmu bekerja" lanjut Alice. "Oke baiklah, aku akan melanjutkan pekerjaanku. Kalian tunggu aku ya" ucap Jessica dengan nada tak enak. "Tehnya akan di antar oleh Tony, maaf kan aku ya Al dan kak Alan" lanjut Jessica. "Tak apa Jess, aku akan melihatmu dari sini." ucap Alice sambil tersenyum senang. Jessica mengangguk pada Alice dan tersenyum sopan pada Alan. Alan membalas senyum Jessica. "Kau senang sekarang ?" tanya Alice pada kakaknya yang masih menatap Jessica, yang berjalan ke arah sebuah gaun yang terpasang di sebuah patung. "Aku senang sekali, terimakasih dik" jawab Alan, sambil terus melihat Jessica yang sedang berbincang dengan salah satu karyawannya. Alice melipat tangannya di depan d**a, punggungnya bersandar di sofa. "Kak tapi aku penasaran" ucapan Alice membuat Alan menengok ke arahnya. "Tentang apa ?" tanya Alan. "Tentang bagaimana kau bisa menyukai Jessica, selain karena wajahnya" tanya Alice penasaran. Alan terdiam sebentar karena karyawan bernama Tony, mengantarkan dua gelas teh yang masih mengepul. Alice dan Alan mengucapkan terimakasih dan di balas anggukan sopan oleh Tony. "Kau tak perlu tau dik" jawab Alan kemudian sedikit menyeruput tehnya. Ia meringis kepanasan. "Baiklah, aku juga tak ingin terlalu tau" ucap Alice dengan nada cuek, padahal sebenarnya ia sangat ingin tau. . . . Samuel yang sedang berada di cafe untuk membeli kopi merasa jengah karena hampir semua wanita di sana melihatnya. 'Ayolah dia bukan aktor ataupun penyanyi terkenal, mereka tak perlu melihatku seperti itu' ucap batinnya kesal. Barista cafe itu juga membuatnya kesal, ia hanya ingin membeli americano bukan latte atau minuman yang membutuhkan waktu yang lama untuk membuatnya. Ia mengetukkan jarinya ke meja, membuat barista itu sadar dan menjadi terburu- buru. Ia berhenti mengetukan jari dan melihat sebuah strawberry cake di etalase. "Silahkan kopinya tuan" ucap barista dengan nada takut. "Tolong buatkan satu lagi Americano dan tolong bungkuskan kue kue ini" ucap Samuel kini dengan wajah yang ramah, karena mengingat wajah cantik Jessica. . . . Samuel kini telah memarkirkan mobilnya di halaman butiq Jessica. Ia melihat dua mobil yang terpakir juga disana, mobil itu milik Jessica salah satunya. Pasti satunya milik seorang tamu, padahal sudah malam namun masih juga ada yang datang. Ia juga melihat sepeda dan motor yang terparkir rapi, kendaraan itu adalah kendaraan yang di gunakan oleh pegawai Jessica. Untung saja ia tadi mampir ke kedai pizza untuk membeli 2 box pizza extra large. Samuel juga menenteng beberapa kue dan minuman tentu untuk gadis pujaannya. Ia berpikir, kapan terakhir ia jatuh cinta pada seorang gadis yang membuatnya ingin terus menemuinya seperti ini. Ia terkekeh geli, virus cinta telah merusak otaknya rupanya. Samuel dengan santai mulai membuka pintu lalu masuk ke dalam butiq, ia kaget melihat Alan sedang duduk di sofa. Namun ia juga melihat Alice duduk di sofa yang sama. Ia mengabaikan sejenak kehadiran dua kakak beradik itu, lalu mulai berjalan menuju Jessica. Jessica terlihat sangat serius memasang payet di sebuah gaun. Samuel melangkah pelan, agar suara langkahnya tak terdengar. Ia mulai mendekat, ia menaruh barang bawaannya di meja kosong belakang Jessica. Samuel dengan usil mencolek bahu kanan Jessica, saat Jessica menengok ia pindah ke sebelah kiri. Jari telunjuknya ia arahkan di dekat pipi gadis itu otomatis saat Jessica menengok ke arah kiri, jari telunjuk Sam menusuk geli pipi Jessica. "Kak ku kira siapa" ucap Jessica dengan nada senang, matanya menyipit lucu. Membuat Samuel mencubit pipinya gemas. "Kau sangat menggemaskan" ucap Sam pada Jessica. Jessica hanya tersenyum, membuat wajahnya semakin imut di mata Samuel. "Aku jadi ingin menciummu" ucap Samuel bercanda, Jessica menyipitkan matanya seakan berbicara 'jangan aneh- aneh'. Windy dan Anne yang berada di sebelah Jessica sontak saling menyikut tangan satu sama lain. "Aku bawakan kau kopi" ucap Samuel sambil menengok ke arah meja. "Maaf kak kemarin aku sempat magh jadi aku sedang tak minum kopi sekarang" ucap Jessica sambil menyatukan kedua telapak tangannya, tanda meminta maaf. "Oh jangan kuatir, aku juga membawakanmu ini" Samuel mengambil sesuatu dari paperbag. Ia mengangkat sebuah milkshake strawberry yang terlihat enak. "Aku menyukai ini" ucap Jessica melihat dengan senang milkshake itu. "Aku juga menyukaimu" ucap Samuel gombal, lalu menancapkan sedotan dan memberikannya ke Jessica. Jessica menerimanya dengan senang hati lalu meminum milkshake itu. "Kau pasti belum makan kan ?" tanya Samuel. "Iya tuan, dia belum makan. Katanya sedang diet" ucap Lucy yang tak sengaja mendengar pertanyaan Sam. "Terimakasih jawabannya, aku membeli ini untuk kalian" ucap Samuel memberikan dua box pizza ke Lucy. "Terimakasih " ucap semua pegawai Jessica ke Sam, Samuel mengangguk senang. "Aku juga ingin pizza" cicit Jessica bercanda. "Kau ini saja" Samuel memberikan strawberry cake dan cheese cake untuk Jessica. "makan dulu, ayo" Samuel lantas mengambil semua paperbagnya. Lalu menarik tangan Jessica dengan tangan satunya, Jessica terpaksa mengikuti langkah pria itu. "Kalian boleh pulang sekarang, habiskan dulu pizza nya " ucap Jessica sambil melihat ke semua pegawainya. Semua pegawainya terlihat menikmati pizza, lalu mengangguk bersamaan. . . . Alan dan Alice yang sedang menggosip tentang sepupu mereka, mereka menjadi salah fokus karena seseorang yang masuk ke dalam butiq Jessica. "Bukannya itu kak Sam ?" tanya Alice yang di balas anggukan oleh Alan. Samuel sempat melihat ke arah mereka, namun malah berjalan ke arah Jessica. Alan terlihat cemburu dengan semua tingkah laku Sam kepada Jessica. Gadis itu juga terlihat nyaman dan tak menolak ketika di sentuh oleh Sam. "Harusnya kau tadi juga bawa makanan kak" ucap Alice pada kakaknya, ketika melihat Samuel memberikan makanan untuk pegawai dan untuk Jessica. Alan hanya diam dan menonton gadis yang ia sukai dan teman dekatnya terlihat seperti sepasang kekasih. "Aku tidak tau mereka sedekat itu" ucap Alice lagi. "Aku kira Jessica sudah moveon dan kini menjadi kekasih dari kakak pria yang dulu ia sukai" lanjut Alice. Tak lama Samuel mendekat ke arah mereka, mata Alan terus melotot melihat ke arah mereka. Matanya seakan akan mengeluarkan laser untuk menembak tangan Samuel yang menggandeng tangan Jessica. "Kau terlihat mengerikan kak" ucapan Alice membuat Alan tersadar. Alan menormalkan kembali wajahnya. Ia memalingkan wajahnya ke arah teh yang kini sudah mendingin. "Yo ! Duo Al" sapa Samuel ramah, tangannya masih saja menggandeng Jessica. Alice melambaikan tangannya lalu tersenyum, Alan hanya mengangguk pada Samuel. Samuel merangkul pundak Jessica, ia mengelus- elus pundak itu. Dada Alan terasa sangat panas. "Apa kalian merasa panas ?" tanya Jessica kemudian duduk di sebelah Alice. "Perasaanmu saja" ucap Samuel lalu duduk di samping Alan. "Aku merasa kepanasan, apa kau juga Al ?" tanya Jessica kepada Alice. " aku juga merasa sangat panas" jawab Alice sambil mengipas- ngipaskan tangannya. Alice menatap wajah kakaknya, ia merasa kasihan namun juga lucu. Wajah kakaknya terlihat cemburu dan kocak di saat bersamaan. "Tak mungkin, di sini ada kutub yang tak mungkin akan mencair" ucap Samuel sambil meninju pelan lengan Alan. Alan terpaksa tersenyum. "Dia itu sangat pendiam dan dingin sama seperti Jason, hanya aku di antara mereka yang hangat" ucap Samuel. "Benarkah ? tapi kemarin kak Alan sangat ramah padaku" ucap Jessica tak percaya. "Kapan ?" Samuel dan Alice bertanya bersamaan. "Waktu aku jogging bersamanya" jawab Jessica melihat ke arah Alan yang juga melihatnya. Jessica tersenyum pada Alan. Dan senyuman itu membuat Alan, menyunggingkan senyuman tulus untuk pertama kali. Samuel dan Alice yang melihat itu pun merasa aneh melihat tingkah Alan yang mendadak hangat.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD