2. Rencana pernikahan

1104 Words
Luisa memperhatikan sekilas pemuda di sebelahnya ini . Wajahnya mirip sekali dengan tunangan Lolita.  " Luisa," singkat , padat dan jelas , jawaban yang terlontar dari mulut Lui. Tentu saja Jim merasa bangga karena gadis jutek di sebelahnya ini mau memperkenalkan dirinya . " Wow, Luisa. By the way, kau apanya Lolita ? Adik atau .... " keingintahuan Jim tak dapat ia bendung lagi. " Sepupu . " lagi-lagi Lui menjawab cepat. Jim mengangguk - angukkan kepalanya . " Kau tak mau makan ?" tanya Jim berbasa basi mencari bahan pembicaraan. " Nanti saja . Kalau kau mau makan , silahkan ." " Tidak, aku masih ingin menemanimu disini ." Lui hanya mengedikkan bahu tak acuh membiarkan pemuda itu tetap mengoceh sesuka hatinya . " Apa kau tahu sesuatu ?" tanya Jim untuk kesekian kali. Lui yang sedang mengotak atik ponselnya karena membalas pesan dari sahabatnya , menolehkan kepala sekali lagi, menatap Jim sekilas. " Tahu apa ?" " Kenapa sepupumu itu tidak tersenyum sama sekali sedari tadi ." " Kau aneh. Daritadi aku lihat Lili terseyum kok," jawab Lui dengan wajah datar. " Ya, tapi senyum yang dipaksakan." " Itu hanya perasaanmu saja ." "Kau tak pandai berbohong padaku nona." " Maksudmu ?" " Aku tahu jika kau mengetahui tentang Lolita, jadi kau tak perlu lagi berbohong padaku ." " Kau ini cenayang ?" tanya Lui yang justru membuat Jim tergelak . Dan tanpa mereka sadari, saat itulah Nick yang sedang mengambil makanan, melihat interaksi keduanya .   Luisa, sebenarnya ia tahu jika Lolita menyetujui pertunangan ini karena desakan dan paksaan tante Niken . Dan apa yang diucapkan Jim benar adanya. Sekalipun Lolita  tampak tersenyum, tapi itu semua adalah senyum palsu. *** Setelah acara pertunangan nya tempo hari , entah mengapa wajah gadis berkebaya pink yang selalu membayangi Nick. Bukan Lolita , wanita yang telah resmi menyandang gelar sebagai tunangan nya saat ini. Nick tahu jika Lolita pun terpaksa bertunangan dengan nya . Senyum Nick terbit demi mengingat wajah kesal si gadis berkebaya pink. Seolah memang si gadis tak menyukai acara itu . Tapi saat bersama Jim , gadis itu justru tertawa dan mereka berdua kelihatan sangat akrab. Ah, kenapa juga Nick merasa kesal sediri mengingat gadis itu justru akrab bersama Jim. Setelah selesai dengan aktifitasnya berpakaian, ya, Nick memang sedang memakai baju kerjanya saat ini , sambil membayangkan gadis itu. Setelahnya Nick menyambar tas kerja juga ponsel bersiap keluar kamar. Tiba di ruang makan semua sudah berkumpul , hanya dia sendiri yang datang telat. Nick duduk di sebelah Al yang justru sedang menikmati sarapan nya . " Nick ...." panggilan mama Feli membuat Nick mendongak menatap sang mama yang duduk di hadapan nya. " Ya, Ma." " Jangan lupa , nanti siang kau harus datang ke butik untuk memilih baju pengantin. " " Baiklah, Ma. " " Baguslah. Luangkan waktumu sedikit saja untuk mengurusi semua hal tentang pernikahanmu ." Lagi-lagi Nick hanya mengangguk . Mana mau dia membantah perkataan mama Feli . Dan yang Nick lakukan hanya menurut dengan apa yang telah mama Feli rencanakan. *** Saat jam makan siang , Nick hampir saja terlupa dengan janjinya pada sang mama. Jika tidak mama nya menelpon dan mengingatkan mungkin saja Nick sudah lupa. Dengan mengendarai mobil mewahnya , Nick datang ke salah satu butik baju pengantin , dimana sesuai dengan alamat yang mama Feli berikan kepadanya. Saat memasuki area parkir butik , Nick sudah melihat mobil mamanya terparkir disana. Nick sudah menyiapkan mental jika harus mendengarkan omelan mama nya karean dia datang terlambat satu jam dari waktu yang sudah ditentukan. Sepanjang jalan yang Nick lewati macet dimana-mana hingga membuat Nick sampai ke butik lebih lama dari seharusnya . " Ah itu dia Nick datang ! " seru mama nya kala Nick baru saja membuka pintu depan butik. Nick berjalan mendekati empat orang wanita yang duduk di sofa . Ada mamanya , Lolita bersama mama nya yang Nick tahu bernama tante Niken, dan satu orang wanita lagi yang Nick prediksi merupakan pemilik butik ini. " Maaf , saya terlambat. " Nick meminta maaf pada semua sebelum keduluan mama yang mengomelinya . " Kau ini Nick. Kenapa bisa terlambat sampai satu jam . Kita sudah jamuran nungguin kamu ." omel Mama Feli. " Kena macet tadi , Ma. Yang penting kan sekarang Nick sudah disini ." " Iya Jeng, tidak apa - apa . Yang penting kan Nick sudah datang. " bela Niken pada calon menantunya. " Ya sudah , apa kita bisa mulai sekarang ?" tanya wanita pemilik butik. Hanya Felicia dan Niken yang antusias, sementara Lili , perempuan itu dengan malas - malasan mengikuti mama nya tanpa mau repot- repot menyapa Nick . Dan Nick pun tampak tak perduli dengan diacuhkan keberadaan nya oleh Lolita. Nick hanya menurut saja saat diminta melihat dan mencoba beberapa baju pengantin. Begitupun dengan Lili. Dengan malas keluar masuk bilik ganti hanya demi menuruti Niken dan Feli. Hampir dua jam mereka menghabiskan waktu disana. Nick sudah merasa lelah juga bosan dengan apa yang sedang mereka lakukan. Belum lagi mendengar perdebatan mama Feli yang selisih pendapat dengan tante Niken, semakin membuat Nick pusing saja. Dan pada akhirnya Nick harus menengahi mereka , memilih asal salah satu model baju pengantin yang tadi sudah dia coba, tanpa mau repot-repot menanyakan pendapat Lili atas pilihan nya. " Nick kau yakin mau memilih yang ini ?" tanya mama Feli sambil menujuk baju pilihan putranya . " Ya. " " Jangan asal pilih, coba mama tanyakan pada Lili . Siapa tahu dia tidak suka . " Mama Feli menoleh menatap Lili yang sedang sibuk dengan ponsel di tangan nya . " Lili ...! Kemarilah . " pinta mama Feli dan Lolita menurut. " Bagaimana menurutmu dengan piliha Nick ini . Apa kau setuju ?" Lolita tampak salah tingkah karena jujur dari sekian banyak baju yang sudah ia coba tak ada satupun yang mengena di hati nya . Mungkin bukan karena bajunya yang tidak bagus , atau tidak menarik minatnya . Akan tetapi adalah rencana pernikahan yang membuat hatinya dilema. Loli menghela nafas lalu mengangguk . Itu tanda jika ia setuju saja dengan apa yang sudah dipilih oleh Nick. " Ya sudah, Karena Lili pun sudah setuju , mama ikut kalian saja ." Feli pun menyerah meski dalam hati dia tidak begitu menyukai model baju pengantin pilihan Nick. Akan tetapi karena ini sudah menjadi keputusan kedua calon pengantin , Feli bisa apa selain mengikuti mereka berdua. Niken pun juga tak terlalu ambil suara karena yang mendanai acara pernikahan Lolita dengan Nick adalah keluarga Abraham. Lolita yang sedari tadi tidak tenang dan hanya fokus pada ponselnya , semakin dibuat gugup karena adanya panggilan masuk di ponsel miliknya . Dengan ragu Lolita menjawab panggilan telpon yang sudah puluhan kali ia abaikan. Karena Lolita rasa urusan nya disini sudah selesai, jadi dia memberanikan diri mengangkat panggilan tersebut. Wajahnya tampak tegang sebelum perempuan itu berkata , " Baiklah aku akan segera kesana . Kau tunggulah. "
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD