Penyiksaan Hanen

2087 Words
Reynold sampai dikediaman nya yang sangat besar dan megah,Hanen tidak perduli dengan kemewahan rumah Reynold "Ternyata kau sangat angkuh sekali,hanya kau saja wanita yang tidak tertarik dengan kemewahan rumah ku" Hanen selalu memasang wajah menjijikkan jika dekat dengan Reynold "aku pun tidak tertarik bicara dengan iblis seperti kau,apa gunanya semua harta mu bagi ku, kenapa aku harus tertarik dengan rumah ini" Reynold tersenyum mendengar kata-kata Hanen yang berani mengatakan itu "apa kau tidak takut mati saat ini Hanen,kau punya nyawa berapa berani mengatakan itu padaku!" Reynold mengamuk dan mendorong Hanen dengan sangat kuat,dan meletakan kakinya di betis Hanen Hanen menatap tajam pada Reynold,dia tidak takut sedikit pun pada Reynold "aku lebih baik mati daripada harus ada di tangan kotor mu itu!" Reynold mulai sedikit tertarik pada Hanen,bagaimana bisa wanita itu menolaknya "apa kau tidak takut saat rasa benci mu berakhir dengan cinta kepadaku,tapi sayangnya nyawa mu hanya menghitung hari, tidak,tidak,mungkin jam" Hanen tersenyum mengejek pada Reynold "untuk memulai menganggap mu manusia saja aku tidak sudi, apalagi mencintai seorang b******k seperti kau,aku lebih memilih mati daripada mencintai b******n seperti kau" Reynold tidak marah sedikitpun,tapi dia merasa aneh jika wanita yang sekarang ini dihadapannya sangat membenci nya,bukankah dia yang harus lebih garang karena wanita di hadapan nya ini anak dari pembunuh ibu dan adiknya "berterimakasih lah kepada wajah cantik mu ini Hanen,jika tidak aku sudah menjadikanmu makanan binatang buas" Hanen tertawa dan membuat Reynold semakin menikmati wajah yang sangat cantik itu "itu lebih baik tuan Reynold,aku akan lebih cepat tidak melihat wajah mu dan tidak akan berdekatan seperti ini dengan kau" Reynold menarik pinggang Hanen hingga mendekat pada nya,dan badan mereka sangat dekat "apa aku sangat menjijikkan bagimu" Hanen meronta-ronta tapi kedua tangan Reynold sekarang sudah di pinggang Hanen dan dia semakin tidak bisa bergerak. Hanen tidak mau melihat wajah Reynold yang sangat dia benci,dan dia pun tidak sedikit pun menitikkan air matanya"Lepaskan aku Reynold, jangan sentuh tubuh ku dengan tangan kotor ini" Reynold tersenyum senang melihat wajah Hanen yang sedang marah,dia merasa senang seperti mendapati mainan baru "apa perlu kau tidur dikamar ku saja,supaya kau bisa lebih sopan dan tunduk kepada ku!" Hanen menolak dengan cepat dan terus memukuli d**a bidang Reynold " kau sudah gila,lepaskan tangan kotor mu dari tubuhku" bentakan Hanen membuat Reynold melepaskan Hanen. Reynold menarik tangan Hanen dan menguncinya didalam kamar itu "silahkan Hanen semua kebutuhan mu sudah ada didalam, kau hanya keluar jika aku sudah dapat waktu untuk melenyapkan mu" Hanen menyerah dan dia langsung menuju tempat tidur dikamar itu "aku lelah aku ingin tidur saja dan berharap semua ini hanya mimpi buruk ku saja" Reynold menuju kamarnya dan membersihkan diri nya,ntah kenapa Reynold ingin bermain-main dulu dengan Hanen sebelum melenyapkan nya Di rumah Gilang Yogi keluar dari rumah Gilang dan dia berjanji akan menjaga Hanen sampai semua bukti terkumpul kalau Gilang tidak melenyapkan ibu dan adiknya Reynold. Gilang memikirkan Hanen,dia menangis membayangkan bagaimana Reynold akan menghabisi anak nya. sementara Yunda ibunya Hanen sudah pergi jauh dari rumah Gilang "aku tidak perduli lagi jika Gilang dan Hanen habis ditangan Reynold,aku ingin hidup bahagia" Flashback on saat Hanen dan ibunya memasuki pintu rahasia dibelakang kaca Hanen, Hanen mendengar suara tembakan,dia membayangkan jika ayahnya sudah tewas ditangan Reynold, Hanen kembali lagi ke kamarnya sedangkan Yunda tidak peduli dia terus berjalan dan keluar dari pintu rahasia yang dikatakan Gilang tadi. Yunda bersembunyi di balik pohon sampai semua anak buah Reynold pergi dan dia melihat jelas bagaimana Hanen ditarik oleh Reynold flashback off Pagi hari dirumah Reynold Reynold sudah bangun dan sedang berenang,dia berenang setiap pagi untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya Hanen baru terjaga dari tidurnya,dia merasa nyenyak sekali, karena selama ini Reynold selalu menghantui kehidupannya "bagaimana bisa aku tertidur pulas dirumah ini, bahkan di rumah orang yang sangat ku benci" para art rumah Reynold sedang sibuk-sibuknya membersihkan rumah yang sangat besar dan megah itu. "bagaimana caranya aku keluar dari kamar ini,aku ingin menanya kabar papaku aku cemas sekali" Hanen menangis mengingat Gilang yang pasti kesakitan sekarang. Reynold telah selesai berenang dan dia membersihkan badannya di kamar mandi yang ada di dekat kolam berenang," Hanen aku akan menyiksamu terlebih dahulu kemudian aku akan melenyapkan mu,dendam tetaplah dendam Hanen dan itu harus dibalas kan" Reynold sudah terlihat tampan seperti biasanya,dan dia membuka kamar Hanen untuk mulai menyiksanya." apa tidur nya pulas nona Hanen Salvior". "iya aku tertidur pulas dirumah orang yang selalu menghantui ku,itu aneh kan" Hanen menjawab dengan sinis dan dengan nada tidak suka "Silahkan keluar dari kamar ini dan mulai lah bekerja layaknya pembantu disini,dan kamarmu ada dibelakang mulai hari ini" Reynold menunjuk kain pel dan ember yang sudah dimintanya pada art nya Hanen pun keluar dari kamarnya dan berjalan ketempat ember yang ditunjuk oleh Reynold, wajahnya bingung dan tidak tau untuk apa itu semua "Apa yang harus aku lakukan dengan ini". Reynold menendang ember yang berisi air itu dan air nya berserakan di lantai "Hanen,kamu ternyata putri manja yang tidak tau apa ini semua,bersihkan semua lantai di rumah ini sampai mengkilap" Hanen sudah melihat asssistant Reynold yang sedang mengepel lantai dan dia pun mulai berjalan mengambil kain pel yg terletak dilantai dan mulai membersihkan air yang tumpah dilantai. "ini pekerjaan apa,aku tidak pernah melihat siapapun mengerjakan ini di rumahku" Hanen memang tidak tau pekerjaan rumahnya karena dia hanya sibuk dengan kuliah kedokteran nya. "Hanen,jangan sampai ada lantai yang basah, karena itu akan sangat licin" Reynold terus menendangi ember yang berisi air sampai hampir semuanya tumpah monolog Hanen on Ini seru juga,aku baru tau jika ini bisa jadi pengganti olahraga ku, untung lah b******n inj menyuruh ku membersihkan ini semua. monolog Hanen off Tangan Hanen yang sangat putih menunjukan urat urat tangannya, Reynold melihat Hanen sudah berkeringat dan itu menambah daya tarik Hanen di mata Reynold,setelah air yang tumpah berhasil Hanen bersihkan dia tersenyum senang karena berhasil menyelesaikan nya "Hanen bawa kain pel itu sekarang ke kamar ku dan bersihkan semuanya,mulai dari lantai,lemari kaca dan miniature berharga ku" Reynold menarik tangan Hanen masuk ke dalam kamarnya. "aku tidak mungkinlah masuk ke dalam kamar mu, bagaimana jika ART yang lain saja" Hanen berdiri di depan pintu kamar Reynold dan enggan masuk kedalamnya. "Jangan membantah ku Hanen,kau tidak punya hak untuk memerintah ku" Reynold berbicara dengan datar tapi matanya menatap tajam pada Hanen dan Reynold menarik tangan Hanen dengan sangat kuat hingga tangannya sangat merah "tangan ku sakit, kenapa kau sangat kasar sekali" Hanen meringis kesakitan, karena ini pertama kali nya dia diperlakukan kasar oleh seorang pria "ini belum seberapa dibandingkan dengan perbuatan Gilang Salvior, kepada ibu dan adik ku" Reynold mencengkram dagu Hanen dengan sangat kuat,dan mendorongnya sampai Hanen hampir jatuh Reynold tidur dengan santai di ranjang besarnya,sambil melihat Hanen yang mulai membersihkan kamarnya, Hanen melakukan nya dengan sangat hati-hati agar tidak ada kesalahan yang dia lakukan Assisten rumah Reynold masuk membawakan sarapan ke kamarnya,karena Reynold ingin berbuat sesuka hatinya kepada Hanen sampai dia puas "Hanen, tinggalkan pekerjaanmu dan bersihkan tanganmu,suapi aku makan" kata Reynold yang masih terbaring santai di tempat tidur nya tapi Hanen pura pura tidak mendengar dan terus menyelesaikan pekerjaannya, Reynold pun berdiri dihadapan Hanen dan mengangkat wajah Hanen "kau tidak dengar atau bagaimana Hanen" Reynold menatap wajah cantik Hanen dan Hanen pun segera mencuci tangan nya kemudian mengambilkan makanan Reynold "baik, baik silahkan duduk" Hanen tidak mau ribut dengan Reynold lagi, menuruti kemauan Reynold dengan diam saja mungkin itu lebih baik bagi Hanen, dan dia menganggap Reynold sebagai pasien gila jadi dia bisa sabar menghadapinya. "panggil aku tuan, karena sekarang kau adalah b***k ku,apa kau paham" Reynold menarik rambut Hanen dengan kuat "baik tuan" Hanen menahan sakit di kepalanya, tapi dia menahan air matanya agar tidak menetes Reynold duduk disamping Hanen,dan Hanen pun mulai menyuapinya. "peeeehhhh,apa kau tidak tau aku benci makanan pedas,kau ingin membunuhku dengan cabe ini" Reynold menyemburkan makanan dari mulutnya ke wajah Hanen dan membanting piring kaca itu ke lantai hingga semua makanan nya berserakan "Tuan tidak lihat disini tidak ada cabe,kenapa tuan malah membuangnya ke wajahku" bentakan Hanen membuat Reynold marah "plak,kau berani membentak ku ha, wanita kurang ajar,tidak ada orang yang berani membentak ku apalagi seorang wanita anak pembunuh ibu dan adik ku" tamparan keras pada pipi Hanen dan suara besar Reynold terdengar sampai ruang tamu "aku ingin mati sekarang,aku tidak kuat jika harus diperlakukan kasar seperti ini, tembak saja aku sekarang" Hanen berteriak sambil menangis dan mengusap darah yang keluar dari sudut bibir nya. "Berdiri sekarang dan bersihkan semua kamar ini sampai bersih,dan jangan pernah kau memasang wajah mengiba karena aku akan semakin menyiksamu" Reynold menarik rambut Hanen supaya berdiri. "Aaaw itu sakit tuan,tolong lepaskan" Hanen menangis kesakitan dan memegang tangan Reynold supaya rambutnya lepas. Reynold merasa tangan lembut Hanen saat memegang tangannya,dan membuat hatinya sedikit tenang dan amarah nya mereda, tapi dia langsung menepis itu semua "sudah 2x kau melakukan kesalahan dan jika ketiga kalinya kau akan ku tampar setiap hari" Reynold mendorong kuat tubuh Hanen dan kepala Hanen terbentur ke sudut meja hingga berdarah. Reynold mulai mengontrol amarah nya dan melihat Hanen yang menangis memegangi kepalanya yang berdarah. "kenapa kau kasar sekali tuan,kau belum tau kenyataan sebenarnya tentang kematian ibu dan adik mu" Hanen berdiri dan hendak meninggalkan kamar Reynold,tapi Reynold berlari cepat mengunci pintu kamar "Kau belum ku suruh meninggalkan kamar ini,dan jangan sekali-kali kau berani protes tentang ayah mu yang sudah melenyapkan nyawa ibu dan adik ku" Reynold melihat banyak darah di wajah Hanen,ada rasa bersalah dalam dirinya "aku tidak tahan lagi, aku ingin kau melenyapkan ku secepatnya" Hanen mengambil pistol yang ada di samping Reynold dan meletakan nya ke kepala nya,saat Hanen mau menekan pelatuk nya Reynold langsung mengambil pistol itu dan membuangnya, "kau hanya akan mati jika aku sudah menentukan kapan kau mati" Reynold merasa marah sekali saat Hanen akan menembak kepalanya sendiri "tolong bunuh aku tuan,aku tidak pernah diperlakukan seperti ini oleh pria manapun" Hanen menangis sesenggukan,dia sakit hati sekali pada Reynold "aku belum puas menyiksa mu, dan aku akan menjadikan kau sebagai alat untuk membunuh Gilang secara pelan pelan,jika ku tunjukkan wajah mu ini pada Gilang, tentu dia akan bersedih bukan" Reynold tertawa dengan sangat keras hingga Hanen mulai ketakutan dan tak lama dia pun pingsan karena tidak tahan sakit yang di dapat nya dari Reynold Reynold menangkap badan Hanen dan menidurkan nya di ranjangnya, entah kenapa perasaan nya sangat gelisah, dan dia memanggil kepala Art nya untuk membersihkan semua kamarnya. Reynold menelfon Eron, Dokter khusus untuk mengobati orang yang ada di rumahnya "Eron bantu aku, sekarang juga kamu kesini" teriakan Reynold di hp nya membuat Jesi kepala Art yang sedang membersihkan kamarnya terkejut "Rey,ini terlalu kejam" Jessi rasanya ingin sekali membersikan darah yang ada di wajah Hanen "ini bukan urusan mu Jessi" Reynold merasa semakin bersalah sekali saat Jessi untuk pertama kalinya angkat bicara tentang kelakuan nya tidak lama Eron datang dan langsung masuk kedalam kamar Reynold,dia terkejut melihat Hanen rekan kuliah nya ada dikamar itu " Hanen,kamu kenapa? banyak darah diwajah mu" ucap Eron terkejut sambil menatap Reynold "Apa ini semua pekerjaan mu Reynold" teriak Eron yang sangat-sangat marah melihat kegilaan Reynold yang sampai membuat Hanen seperti ini "Aku kan sudah katakan,kalau aku akan menghabisi keluarga Salvior pelan-pelan" tapi mata Reynold terus melihat wajah Hanen yang tidak sadarkan diri,ada rasa sesal dalam hatinya Eron memerintahkan Jesi untuk mengambil suntik mati di ruangan rahasia Reynold Jesi pun berlari dan mengambil obat yg diminta Reynold, karena dia sangat tidak suka jika seorang wanita diperlakukan sangat keji "aku akan menyuntikkan pada Hanen" Eron benar benar kecewa akan kegilaan Reynold yang tega sekali berbuat hal segila itu pada Hanen. "kau hanya ku perintahkan untuk membersihkan luka Hanen,bukan untuk mencampuri urusanku" Reynold mengarahkan pistol ke kepala Eron "kenapa kau tidak langsung membunuh nya saja,ini silahkan suntik dia dengan obat ini,dan dendam mu akan tuntas Tuan Reynold" Eron menyerahkan suntik dan obat nya pada Reynold "jangan menantang ku Eron" Reynold semakin emosi,di tambah lagi Hanen yang masih belum sadarkan diri,dan itu membuat nya sedikit ketakutan Jessi berjalan mendekati Hanen dan membersihkan darah yang ada di wajah Hanen dengan tissue yang ada di samping nya "kasihan sekali kamu gadis cantik" Jessi meneteskan air matanya,wajah polos dan cantik Hanen membuat hatinya sangat sedih
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD