LDKS

1838 Words
AUTHOR POV Andra menatap surat pemberitahuan kegiatan LDKS dengan wajah bingung. Kegiatan tersebut akan dilaksanakan lusa, sedangkan ada sesuatu hal yang harus diurusnya lusa. Ia menatap wajah teman-temannya yang terpilih mengikuti LDKS dengan sumringah. Begitu pula dengan Vino yang sedang asyik membicarakan barang bawaan apa saja yang harus dibawanya lusa bersama murid laki-laki di pojok kelas. Sedangkan Andra memilih menyendiri. Masih bingung apakah ia harus ikut atau tidak. Tapi keinginannya untuk masuk OSIS sangat besar, sedangkan urusan yang harus dilakukan lusa juga sangat penting. Vino yang sedari tadi melihat gerak gerik sahabatnya yang gelisah pun meninggalkan teman-temannya dan duduk di sebelah Andra. Ia menepuk keras bahu Andra sampai Andra melotot tajam kearahnya. “Sakit k*****t!” keluh Andra sambil mengelus lengannya yang hamper memerah. “Lo sih bengong mulu! Lo gatau ya? Kelas kita ini dulunya rumah sakit…terus ada ibu-ibu hamil yang katanya….” Cerocos Vino tanpa berhenti. “Iya ibu ibu hamilnya ngelahirin elo! Dasar gajelas lo Vin.” Balas Andra setengah kesal. Vino tertawa puas. “Kenapa sih lu, Ndra? Sumpah ya, tiap hari lu kaya cewe lagi PMS. Bawaannya ngomeeel mulu. Lebih parah omelan lu dari ibu kost.” “Gue bingung doing, mau ikut LDKS apa ngga.” Jelas Andra santai sambil memasukkan kertas pemberitahuan itu kedalam tas. Vino mendekatkan duduknya kearah Andra sambil memberikan tatapan ingin tau. “Emang kenapa Ndra?” “Kepo lo!” Andra menepuk pipi Vino. Vino pun memanyunkan bibirnya. “Ah ga ce-es lo sama gue!” protes Vino. Vino menyedekapkan kedua tangannya di d**a seraya memasang wajah marah. “Jijik gue Vin ngeliat muka lo hahhaha…gimana cewe mau nempel sama lo dah!” Andra mulai cekikikan. Vino mengingat Monita, teman Kai yang menjadi incarannya sejak Kai mulai mendekati Andra. “Ka Monita mau kok sama gue!” “Dia juga males sama cowo alay kaya lo! Hahahaha…” “Lo lebih alay. Dideketin Ka Mikai malah nolak. Itu triple b**o menurut gua.” Balas Vino dengan wajah kemenangan. Benar kan? Andra bahkan tak sanggup menjawab lagi ucapan Vino dan memilih mengalihkan topik pembicaraan. “Btw ya, Ka Mikai sama temen-temennya bakalan ikut lusa besok. Yakin lo cuy gamau ngikut?” tawar Vino lagi, berusaha merubuhi pertahanan Andra. “t*i lo.” Gumam Andra pelan. **   “Bu….ayo dong kasih kita berempat dispen. Kan lagian masih belum fokus UN. Tenang aja nanti UN kita pasti paling bagus dah heheheheh….” Kai memohon pada Bu Rifka selaku wali kelasnya dan Bu Kiki selaku wali kelas Monita dan Zia agar mereka berempat dapat diberikan surat dispen untuk mengikuti LDKS. Kai meremas ujung baju Bu Rifka sambil memasang wajah melasnya. “Ih ibu tau, pasti mau pada ngeceng ya di LDKS? Kan pada udah kelas 12, udah ga penting di OSIS neng.” Selidik Bu Rifka. Monita langsung menatap Kai. “Ngga Buuu. Kita cuma mau refreshing sekalian bantu panitia Bu. Lagian ada beberapa kelas 12 yang jadi panitia kok termasuk Kai sama Elena.” Monita merajuk sambil memasang wajah memelas. Bu Rifka dan Bu Kiki saling berpandangan. “Mau ngecengin si Andra anak kelas 11 itu ya?” goda Bu Kiki yang membuat kedua pipi Kai bersemu merah. “Yeh, si ibu bisa aja.” Sahut Kai sambil tersenyum tipis. “Yaudah deh, Ibu kasih dispen tapi awas ya kalo masih sering cabut pelajaran kaya kemarin-kemarin. Nanti Ibu suruh Andranya pindah sekolah.” Ucap Bu Kiki. Mereka berempat langsung bersorak senang sampai membuat perhatian Ibu Kepala Sekolah yang sedang berbicara dengan wakilnya. “Maaciiii ibuuuu…” Kai memberikan senyum puasnya. ** “Sumpah ya, kalo lu bukan temen gua, males gue nemenin lu ke acara gituan. Lu tau sendiri kan gue bukan OSIS.” Gerutu Zia sambil berjalan membelakangi Kai dan Monita. “Tenang-tenang, Zi. Tar gue bikin lu betah disana ya. Mayan kan nemu dede gemesh.” Ujar Kai memberi semangat. Kai sudah membayangkan akan bertemu Andra di acara LDKS lusa. “Tapi emangnya Andra jadi ikut? Kata Vino sih dia masih bingung tuh.” Monita menimpali. Ketiga temannya langsung menghentikan langkah dan menatap Monita penuh selidik. “WOOOOO udah chatan sama Vino diem diem aja luuuuu!” teriak teman-temannya sambil mengacak rambut Monita. “k*****t! Itu dia yang tiba-tiba nge-LINE gue tau!” sahut Monita mengelak dan membenarkan rambutnya yang sudah berantakan. Kai mengernyitkan dahinya. “Emangnya kenapa Andra mesti bingung, deh?” Tanya Kai pada ketiga temannya. Ketiga temannya hanya mengangkat bahu mereka tanda tak tahu, Kai pun lalu menepuk dahinya kencang. “Bingung karna dia pikir gue ga ikut, makanya galau pasti dia!” ucap Kai pede. “WOOOOO!” Tanpa babibu, ketiga teman Kai langsung mengerubungi Kai dan menjentikkan dahi Kai dengan sentilan panas. “Najis lu sumpah Kai. Mimpi apa gua punya temen model begini.” Monita menggaruk kepalanya. “Aaaah, maksudnya Monmon mimpi apa punya gebetan seganteng Vino, gitu?” balas Kai yang langsung diberi pelototan tajam oleh Monita. “Tai.” ** Andra menghempaskan tubuhnya di kasur empuk di dalam kamarnya. Rumahnya terlihat sepi, hanya Bi Ijah, pembantunya yang setia menemaninya setiap hari. Ia masih mengistirahatkan pikirannya sejenak. “Mas Andra, mau makan sekarang apa nanti aja?” Bi Ijah muncul dibalik pintu. Andra mendudukkan tubuhnya dan tersenyum kecil pada Bi Ijah yang bahkan lebih perhatian melebihi ibu kandungnya sendiri. “Nanti aja, Bi. Andra lagi cape banget, pingin rebahan sebentar.” Jawab Andra sopan. Bi Ijah mengangguk mengerti dan kembali melanjutkan pekerjaannya di dapur. Andra kembali merebahkan tubuhnya. Menatap langit-langit kamarnya. Andra membuka ponselnya sebentar. Ternyata sudah ada 15 notif pesan LINE yang belum dibalasnya. Ia mengernyit begitu melihat dominan pesan itu ternyata dari…Kai? Mikaila Horan   : Hi Mikaila Horan   : Hai Mikaila Horan   : Andra? Mikaila Horan   : Andra kan? Mikaila Horan   : Gue itu loh….Kai Mikaila Horan   : Pasti lo tau gue kan? Mikaila Horan   : Lo…ikut LDKS? Mikaila Horan   : Gue kepo doang sih hehehhe Mikaila Horan   : Andra? Mikaila Horan   : Bales anjir. Andra tersenyum miring saat melihat pesan terakhir Kai yang pasti sudah membuat gadis itu kesal karena tak satupun pesannya yang pernah Andra balas. Tapi kenapa juga Kai membahas masalah LDKS? 5 pesan lain, dari Mamanya. Andra sebenarnya tak berniat membacanya. Pasti pesan itu juga bukan hal yang patut menjadi semangatnya. Akhir-akhir ini Andra merasa dianak-tirikan. Entahlah, mungkin hanya perasaan Andra saja. Mama                   : Abang udah siuman. Mama                   : Andra baik-baik dirumah ya, Papa malem ini pulang. Mama                   : Lusa gausah kesini ya, Ndra. Mama                   : Jaga kesehatan. Oke, Andra menarik kembali kata-katanya. Ia memang paling sulit untuk ngambek dalam jangka waktu lama pada Mamanya. Buktinya, setelah membaca pesan Mamanya tadi Andra sudah kembali senang. Itu tandanya….ia ikut LDKS? Andra jadi teringat Kai. Sekali-sekali membalas pesan Kai tak apa bukan? Rafandra              : Y. Sent. Andra tertawa puas. Pasti gadis itu akan mencak-mencak tak jelas dan mengebom ponsel Andra. Andra pun beranjak keluar kamarnya dan membiarkan ponselnya tergeletak di ranjang. ** Kai melotot sempurna begitu notif pesan masuk dari Andra terpampang nyata di laya ponselnya. Namun sedetik kemudian senyumnya sirna begitu melihat balasan Andra. “Anying, gua ngechat panjang dibales Y doang.” Gerutunya sebal. Kai memutar tubuhnya ke kiri sambil berpikir sesuatu. Mikaila Horan   : Oks. Sent. Kai tertawa puas. Pasti Andra berpikir Kai akan kalangkabut untuk mengebom chat di hp Andra, tapi mengerjai Andra sebentar tak apa bukan? Rafandra              : Bawel lo. Kai menyungutkan wajahnya. Andra kemakan oleh umpannya. Permainan yang seru. Mikaila Horan   : Tp suka kan? Rafandra              : Bodo. Mikaila Horan   : See u LDKS y Rafandra              : G Mikaila Horan   : Lucu lo. Makin geregetan gue ugh Rafandra              : Apaansi Mikaila Horan   : Daaah Kai akhirnya memutuskan menyudahi percakapan mereka. FIX! Kai harus mempersiapkan untuk LDKS lusa nanti. Mungkin moment ini juga termasuk moment terakhirnya dengan para anggota organisasi OSIS yang sudah bersamanya selama di SMA. ** LDKS akan dilaksanakan selama satu hari penuh tanpa menginap. Awalnya beberapa panitia mengusulkan untuk mengadakan malam api unggun sembari malam pemilihan King and Queen of the Year yang juga diadakan saat tahun lalu. Namun beberapa kendala tidak memungkinkan terjadinya hal tersebut. Kai mengemas beberapa baju salin dan keperluannya selama LDKS nanti. Ia diminta oleh Pembina OSIS untuk menjadi panitia pengawas saat beberapa kegiatan berlangsung. Begitu pula dengan ketiga temannya. Walau Zia bukan anggota OSIS, tetapi Zia ditunjuk langsung bertugas sebagai doksi untuk mendokumentasikan jalannya acara. Bidikan Zia memang terbaik, itulah alasan dibalik dipilihnya ia sebagai doksi. Saat sedang mengambil beberapa helai baju, terselip sebuah benda yang taka sing di mata Kai. Benda yang selama ini dicarinya. “Cincin apel? Ini kan….” Kai mengambil cincin berwarna putih dengan liontin apel berwarna merah yang cukup menyilaukan mata. Cincin kecil yang biasa dipakai Kai di jari manisnya. Sudah hampir beberapa bulan ini Kai mencarinya. Kai memakai cincin itu sambil bergumam pelan. “Kalo aja pemiliknya masih ada…” Kai tersenyum getir. Memori lama yang telah dipendamnya pun seperti terputar jelas di dalam pikirannya kini. Bagaimana kesakitan itu muncul, tanpa tau sebab pasti yang menyebabkan kesakitan itu ada. Kai menghela nafasnya lagi. “Lo terlalu istimewa buat gue lupain, tapi lo terlalu kejam untuk tidak gue benci.” Kai langsung melepas lagi cincin itu dan menaruhnya di kotak kecil berwarna hitam yang berada di meja riasnya. Lalu, ia melanjutkan kegiatan packingnya walau pikirannya melayang kemana-mana. ** “Oke! Jadi nama-nama yang tertera di kertas ini adalah nama-nama yang berisi siswa siswi yang akan mengikuti kegiatan LDKS beserta nomor bis yang akan kalian duduki. Setiap bis akan didampingi 2 panitia dan 2 guru yang akan hadir.” Jelas Pak Gio sambil berteriak kencang agar terdengar sampai ke barisan siswa yang paling belakang. Pagi ini, siswa siswi yang akan mengikuti kegiatan LDKS dikumpulkan di lapangan untuk menerima beberapa panduan. Kai, Elena, Monita dan Zia pun sudah siap berdiri di barisan panitia. Pandangan Kai tak beralih dari Andra sedikitpun. Kali ini Kai memperhatikan penampilan Andra yang sangat sangat membuatnya terkagum-kagum. Kaos senada yang dipakai para siswa serta celana training hitam dengan logo adidas di ujung kiri membuatnya semakin kharismatik. “Woy, awas mata lo copot tuh ngeliatin Andra mulu!” bisik Elena yang berada di belakang Kai sambil menepuk pundak Kai. Kai terbangun seketika dan menoleh ke belakang. “Bacot anjir. Lu mengganggu gue yang lagi melihat masa depan tau ga?” gerutu Kai. Elena tertawa pelan sambil mengibaskan rambutnya. “Kaya dia mau aje ama lu.” Ledek Elena lagi. Kai kembali memperhatikan Andra. Ternyata barisan mereka telah dibubarkan dan para siswa yang mengikuti LDKS sudah diperintahkan untuk memasuki bis masing-masing. Kai menghela nafas kecewa. “Yahh…pertunjukannya abis…” kata Kai sambil menunduk. “Lebay lu ah! Ntar juga ketemu lagi.” Sahut Monita. Para panitia pun berkumpul kembali untuk briefing. Sambil membentuk barisan seperti semula, para panitia pun menatap Pak Gio serius. “Oke untuk panitia akan terbagi dalam beberapa bis. Jadi orang yang ada di kertas ini akan mengisi beberapa bis untuk membantu mengawasi peserta, sedangkan sisanya akan berada di bis 5 bersama saya.” Pak Gio menjelaskan dengan lantang sambil mengibaskan kertas yang dibawanya. “Derry dan Sinta berada di bis 1, Viona dan Meyda di bis 2, Monita dan Mikaila di bis 3, Alvin dan Rico di bis 4 dan sisanya di bis 5.” Jelas Pak Gio lagi. Kai menatap Monita yang berdiri di sampingnya.  “Yahhh alamat udah gabisa berempat.” Ucap Monita lesu. “Mampus! Met kerja ya bosque. Gue sama Zia mau bobo cans aja di bis.” Sahut Elena sambil bertos ria dengan Zia. Kai hanya mencebikkan bibirnya dan mengangkat tas ranselnya yang cukup berat. Melangkahkan kaki dengan gusar sambil terus menggerutu. Monita pun begitu. Padahal niatnya ingin tidur di bis yang berisi panitia, namun ketidakberuntungan sedang memihak Kai dan Monita                                                                                    ***                                                                        to be continued Jangan lupa untuk tap love dan komen^^ Madebyshan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD