Rapat OSIS

1344 Words
Author POV Meyda  Adinda : Mikaelah, nanti bantuin gue ya buat ngerekrut ade kelas yang mau open req anggota osis Mikaila Horan   : Pain gue Meyda Adinda  : Duduk, terus tanyain mereka atu atu Mikaila Horan   : Mgr Meyda Adinda  : Mager? Andra salah satu kandidatnya loh!   Tak butuh 2 detik, Kai langsung melongo kaget melihat isi pesan LINE yang dikirimkan Meyda, salah satu sekretaris OSIS angkatannya yang masih aktif dalam organisasi tersebut. Yaa…berita tentang Kai yang tengah menyukai Andra, anak baru di SMA Merah Putih itu sudah menyebar seantero sekolah selama seminggu ini. Dan selama seminggu pula, Kai selalu mencuri-curi waktu untuk sekadar mencari Andra dan menemui Andra di kelasnya. Walau kelihatannya Andra selalu berusaha menolak dan berbicara dingin padanya. Mikaila Horan   : SIP! BERANGKAAAT Kai buru-buru mengambil jaket serta sepatunya dan berlari keluar kamar menuju tangga. Hari ini adalah hari minggu. Tidak ada kegiatan KBM efektif di SMA Merah Putih. Ia pun segera mengambil kunci motor mengeluarkan motor matic kesayangannya dari garasi. “Neng! Mau kemana?” Tanya Mama Kai seraya menyapu latar. Kai hanya mengangkat tangannya dan berteriak sambil mengeluarkan motornya. “Pergi dulu cuy!” katanya pada Mamanya. Mamanya hanya menggelengkan kepala melihat anak bungsunya berlalu pergi. ** Kai sampai di SMA Merah Putih. Kini ia datang sendirian, biasanya ia selalu berempat bersama teman-temannya namun teman-temannya tengah memiliki acara keluarga masing-masing dan pula Kai memang awalnya tak berniat datang jadi sangat tidak direncanakan. Koridor sekolah cukup ramai oleh anak anak kelas 10 dan 11 yang akan mengikuti open reqruitment anggota OSIS. Beberapa motor juga terparkir rapi di pelataran sekolah. Kai mencari seseorang di berbagai sudut sekolah namun tak menemukannya. Seseorang menepuk pundak Kai. Ternyata Meyda. “k*****t! Gue kira siapa lo Mey!” jawab Kai sambil mengelus dadanya. Kai mengedarkan pandangannya lagi untuk mencari setitik pencerahan surgawi. “Nyari Andra? Ayo ikut gue!” Meyda langsung menarik lengan Kai. Kai hanya tersenyum kemenangan saat dibawa Meyda menuju salah satu ruangan yang berisi anak kelas 10 sampai 11 yang akan ikut open reqruitment anggota OSIS. Pandangannya pun langsung tertuju pada Andra yang tengah membenarkan letak dasinya dan seraya menghafalkan essai yang telah dibuatnya beberapa hari yang lalu. Kai langsung mengampiri Andra tanpa malu-malu. “Hai Ndra!” sapa Kai dengan seulas senyumnya. Andra menghentikan kegiatannya dan menatap Kai risih. “Lo ngapain disini sih?” jawab Andra jutek lalu memalingkan wajahnya lagi, menatap secarik essai yang masih harus dihafalnya. “Ya ketemu lo lah!” Kai mencoba mengalihkan perhatian Andra dengan menatap wajah Andra lebih dekat. Membuat Andra sulit konsentrasi pada hafalannya. “Minggirin deh muka lo. Gue mau hapalin essainya.” Pinta Andra dengan suara yang agak meninggi. Kai tertawa renyah. “Kenapa? Muka gue ganggu konsentrasi lo ya? Gue cantik banget ya?” ucap Kai ge-er yang membuat Andra bergidik ngeri. “Udah deh mending lo pergi sana. Ga malu apa lo diliatin orang-orang?” Andra menatap Kai sengit. Kai hanya tersipu dan menggelengkan kepalanya. Tanpa persetujuan Andra, Kai melangkah maju dan menarik dasi yang terlilit di kerah baju Andra. Kai merapikan simpul yang dibuat Andra dengan telaten tanpa memikirkan tatapan tajam Andra padanya. “Lo sengaja ya pake dasinya berantakan? Biar bisa gue benerin?” kata Kai menggoda Andra. Andra hanya diam saja namun tangannya terkepal kuat. Kai selesai merapikan dasi Andra dan menatap kepalan tangan Andra. Diraihnya kepalan tangan itu dan perlahan membuka kepalan tangan Andra. “Andra, semakin lo galak sama gue, semakin gue penasaran sama lo. Semangat ya interviewnya!” Kai melepaskan tangan Andra dan menepuk bahu Andra pelan lalu berlalu pergi menuju tempat panitia OSIS berada. Andra menatap kepergian gadis itu dengan bingung. Bingung dengan cara apa Andra harus mengusir Kai dari kehidupannya yang membuatnya suram selama di sekolah ini. ** Meyda selaku sekretaris OSIS angkatan Kai yang masih aktif bertugas walau sudah dilarang oleh guru dikarenakan sudah kelas 12 kini tengah membaca beberapa essai milik calon anggota OSIS. Kai yang tengah sumringah pun menghampiri Meyda. “WOI!” teriak Kai yang langsung dihadiahi pelototan tajam dari Meyda. “Yeh k*****t lo! Bikin kaget aja!” Meyda mengusap dadanya pelan. Kai dengan wajah sumringahnya mengambil salah satu essai kemudian menaikkan sebuah alisnya. “Devina? Ade kelas sok cantik yang kecentilan sama Andra itu ikut juga?” Tanya Kai pada Meyda. Meyda hanya menganggukkan kepalanya tanpa menoleh kearah Kai. “Sumpah ya ni anak! Kenapa ngekorin Andra mulu sih?” kesal Kai lalu melemparkan essai itu ke tumpukan kertas di hadapannya. Meyda menatap temannya itu dengan bingung. “Lah, lu juga kan Kai? Ngekorin dede emesh muluuuu….” Goda Meyda dengan tawa khasnya. Kai menampakkan wajah betenya. “Ya tapi, gue itu beda sama tu ade kelas! Gue sih deketin Andra lebih berkelas, elegan dan ga keliatan murah! Ga kaya dia tuh!” amuk Kai sambil mengepalkan tangannya. Meyda terbahak. “Ohh…teriak-teriak depan kelasnya Andra, ngasih makanan tiap istirahat sama jegat kalo pas pulang sekolah di gerbang itu namanya berkelas, Kai?” goda Meyda lagi seraya melengkapi rentetan kenyataan lain yang telah dilakukan Kai. “Ya…itu…sih…wajar dong! Yang penting gue ga sampe gelendotan kaya monyet. Macem si Devina itu!” bela Kai pada dirinya sendiri. Meyda hanya menggelengkan kepalanya. Kai memang terkenal aneh bin ajaib di angkatan sekolahnya. Sifatnya yang jarang ditemukan memang sepertinya hanya Kai yang miliki membuatnya disegani beberapa cewe-cewe di SMA Merah Putih. Tentu dengan ketiga temannya yang lainnya. Seperti paket spesies langka komplit. “Yaudah Mey, gue ke kantin dulu deh. Haus!” Meyda mengacungkan jari jempolnya. ** Kantin nampak sepi. Hanya 2-3 orang yang sedang berjajan ria. Kai berjalan gontai menuju salah satu meja. Niatnya datang kemari kan hanya untuk melihat Andra. Tapi Andra tetap acuh padanya. Belum lagi menengok kenyataan bahwa rivalnya, Devina telah mencuri startnya untuk ikut open reqruitment ini. Itu menandakan Devina lebih sering bersama Andra ketimbang dirinya. Kai membuka ponselnya dan membuka aplikasi LINE. Tiba-tiba ia teringat ketiga temannya. Buru-buru ia membuka grup chat “SUWEG” dan mengetikkan sesuatu. Kai Cantika                          : Hai para biduanku…. Tak sampai semenit bunyi tanda bip di ponsel Kai. Fauzia Amarish                 : Paan loe Zahira Monitarisya          : Y Atqia Relena H                 : Bicik Kai Cantika                         : Qu abis ketemu Andra HEHEHE Zahira Monitarisya          : Alah boong. Paling abis ketemu yanglek Atqia Relena H                 : ANJIR YANGLEK Kai Cantika                         : Gausah iri deh Mon garagara gabisa liat temennya si Andra Fauzia Amarish                 : Hm…Monita sama Vino? Gosok terus Monnnn Zahira Monitarisya          : t*i LO KAI Kai Cantika                         : HAHAHA DIGOSOK TERUS SAMA BATU CINCIN Zahira Monitarisya          : STOP! Tell me dah lu ngapain ke kolaan Kai Cantika                         : Meet my darl. But dia nyuekin gue sial! Atqia Relena H                 : Males dia ketemu lo kali Kai. Lo kan jarang mandi Kai Cantika                         : Gausah bawa-bawa mandi deh El. Gua selalu cantik di mata Andra soalnya Atqia Relena H                 : t*i ledigggg Kai tersenyum samar setelah berhasil menggoda Monita di grup LINE. Kai yakin, besok pasti Monita sudah siap mencerocosi Kai dengan emosinya yang meledak-ledak karena dijodoh-jodohkan dengan Vino, teman sebangku Andra yang selalu memperhatikan Monita setiap Monita membantu Kai ke kelas Andra. “Bu, jadi berapa?” Tiba-tiba suara khas yang menjadi favorit Kai berdengung sangat kuat di telinga Kai. Buru-buru gadis itu menoleh mencari asal suara. Dan bingo! Andra tengah membeli sebuah air mineral di warung Bu Mijan. Sendirian. Camkan, sendirian. “Andra!” jengit Kai bangkit dari duduknya dan menghampiri Andra. Andra yang menyadari kehadiran Kai pun langsung memutar bola matanya malas. “Ini bu uangnya, makasih ya.” Setelah Bu Mijan menerima uang dari Andra, buru-buru Andra menghindar dari Kai. Kai yang menanggapi itu pun langsung menarik lengan Andra. “Eh mau kemana?” Tanya Kai bingung. “Ya kembali ke asal lah. Gue harus interview. Lo juga kembali ke asal lo sana! Makhluk astral.” Balas Andra jutek. Kai malah senyum-senyum sendiri saat Andra memanggilnya ‘makhluk astral’. “Lo lucu juga ya Ndra.” “Apaansi. Gua ga lagi ngelawak!” Andra langsung menghempaskan tangannya dan berjalan cepat menuju kelas 11 IPA 5 yang menjadi tempat interviewnya. Kai berlari untuk menyejajarkan langkahnya dengan Andra sambil menatap Andra yang tengah meneguk air mineralnya. ‘Buset deh nih cowo! Kok kharismatik bener ya.’ “Apa lo liat-liat?” Andra menatap Kai tajam lalu menghentikan langkahnya. “Stop ikutin gue! Atau gue…” lanjut Andra namun ucapannya kembali terhenti. Seperti bingung ingin mengucapkan apa. Kai menatapnya lagi, menunggu jawaban Andra. “Atau apa?” ulang Kai. “Bodo ah! Pergi sana jangan ganggu gue!” sahut Andra lalu meninggalkan Kai sendirian di tengah lapangan yang cukup terik. Kai berdiam sebentar. Sulit sekali dipikir-pikir olehnya untuk sekedar mendapatkan perhatian Andra. Bahkan laki-laki itu sangat keras dan sulit terbantahkan.                                                                                  ***                                                                        to be continued Jangan lupa untuk tap love dan komen^^ Madebyshan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD