Apa ini?

1416 Words
Novan yang sudah duduk disebelah ku langsung memfokuskan dirinya pada buku yang sudah dia dapatkan tadi. Sejak membaca Novan selalu saja menggerak gerakkan kakinya, entah memang kebiasaannya atau karena hal lain, aku tidak tahu pasti. Selama membaca aku masih saja sempat-sempatnya mencuri pandang pada Novan dan tiba-tiba saja jantungku berdetak dengan cepat. 'Duh Sania mana sihh, nyari bukunya ke negara mana sih dia. Aku kenapa sih ahh cuma gini aja langsung berdebar' batin ku tak karuan. Lutut kaki yang Novan gerak-gerakan sedari tadi tidak sengaja mengenai lutut ku dan dia langsung berhenti menggerakannya entah mengapa. Posisi ku dan dirinya memang duduk dengan jarak yang sangat dekat sehingga sangat memungkinkan kejadian ini terjadi. Saat menyadari lutut ku bertabrakan dengan lututnya, aku langsung terdiam dan fokus ku mulai pergi entah kemana karena merasakan detak jantung ku semakin cepat. Tak lama berselang Sania datang dan duduk didepan ku. "Kita baca bagian masing-masing dulu ya, setelah itu kita saling menjelaskan dan baru mulai membuat bahan presentasi bagaimana?" jelas Novan yang melihat Sania sudah terduduk di depan ku. Kami pun setuju dan melanjutkan bacaan kami masing-masing. Aku yang sedari tadi mencoba kembali membangun fokusku lagi-lagi kembali dikagetkan saat tangan kanan ku tiba-tiba di genggam Novan dan langsung dilepasnya. Aku pun langsung melihatnya, ternyata novan sedang berusaha mengambil stabilo yang aku genggam tanpa memalingkan penglihatannya dari buku yang sedang dia baca. 'Wah kayaknya aku udah gila beneran dehh, tadi lututnya menempel pada lututku, detak jantungku menjadi tak karuan sekarang mulai lagi cuma karena dia mengambil stabilo ditangan ku' aku membatin sambil mendengus kesal pada diri ku sendiri. Aku yang sudah bersiap tidur diatas kasur, kembali teringat kejadian tadi siang yang sangat membingungkan untuk diri ku sendiri. 'aku ini kenapa sihh, kenapa bisa kayak gini. Aku disini mau belajar, aku gamau jatuh hati duluan. Aku gamau kejadian dulu terulang lagi, yang hanya membuatku sakit hati. Aku tidak siap apabila aku harus menjalani cinta bertepuk sebelah tangan lagi' pikiran-pikiran ku yang tak lama membuat ku terlelap menuju dunia mimpi. -- Hari ini adalah hari dimana kelompok ku dan Novan mempresentasikan hasil kerja kami. Sebelum maju kami mengecek kembali bahan presentasi tersebut. "Stop stop tunggu sebentar jangan di next slide dulu. Ini siapa yang nulis nama ku jadi Citra Nur? Nama ku kan Citra Lauranesya" tanya ku bingung pasalnya semua nama anggota kelompok mereka betul kecuali dirinya. "Ohh sorry sorry aku salah nulis Cit, tidak sengaja karena aku saat mengetiknya sudah larut malam kemarin. Maaf yaa. Nih aku ganti sekarang" ucap Novan sambil menangkup tangannya meminta maaf "Hahaha, kamu mikirin siapa sih Van bisa nulis Citra Nur. Apa jangan-jangan pacar kamu yaa?" jawab ku sambil bercanda. Padahal jauh dilubuk hati ku ada sedikit rasa kecewa, ternyata Novan tidak begitu memperhatikan diri ku seperti aku yang memperhatikannya selama seminggu ini. Presentasi kelompok kami telah usai dan berjalan dengan lancar. Saat ini aku, Sania dan Puspa tengah berjalan menuju kantin untuk makan siang sebelum melanjutkan matakuliah selanjutnya. Setelah memesan makanan kami bertiga menempati meja panjang dan menyisakan tempat yang luas. "Kalian sudah pesan makan?" Tanya Jason sembari menepuk pundak Puspa dan dibelakang Jason ada Novan, Raka dan Gilang. Kami pun menjawab serempak dan tak lama mereka bergabung di tempat kami yang masih tersisa tempat yang cukup luas untuk menampung mereka. "Besok kalian ikutkan ke kosan Kirana untuk latihan senam? Tanya raka yang duduk bersebelahan dengan Citra. "Jam berapa memang besok? Males banget ga sih kenapa mengambil nilainya harus ditutup matanya" keluh ku "Jam 4 Cit setelah kelas. Kan biar engga nyontek Cit makanya ditutup hahaha" sahut Jason "Aku ikut kalo Citra ikut" sahut Puspa "Hmm yaudah deh berarti besok bawa baju ganti ya biar bisa langsung ke kosan kirana" jawab ku -- Sebelum tidur aku menyiapkan segala kebutuhan ku untuk besok. Setelah memasukkan 1pasang baju dan celana olahraga aku bergegas keatas tempat tidur dan memainkan ponsel. Tangan ku membuka aplikasi i********: dan mengetikkan 1 nama yaitu Novan. Dan tak lama aku merubah mode diri menjadi stalker, yang kebanyakan remaja lakukan saat penasaran dengan seseorang. Aku memang sudah menduga hal ini, tapi tak bisa ku pungkiri memang di hati ku ada sedikit rasa sakit yang aku rasakan. Aku memaksakan diri memejamkan mata mencoba untuk menyakinkan diri bahwa rasa didalam hati ku untuk Novan yang mulai ku rasa ini bukanlah rasa suka yang serius. Aku selalu menekannkan bahwa rasa ini hanya rasa kagum saja pada Novan dan akan hilang dengan sendirinya. -- Setelah dosen menyudahi perkuliahan hari ini dan meninggalkan kelas Puspa yang sedari tadi menahan untuk ke toilet langsung menarik tangan Sania dan memintanya untuk ditemani ke toilet. Aku yang sudah selesai membereskan buku diatas meja pun langsung berjalan menuju ke toilet. "HAH?!" Pasalnya kemarin aku sangat mengingat perkataan Puspa yang berkata dia akan ikut latihan dikosan Kirana jika aku ikut. Dan sekarang kenyataannya malah diri ku yang ditinggalkan oleh kedua sahabat ku itu. Sebenarnya aku tidak marah dengan kedua sahabat ku itu, karena aku mengetahui sifat mereka yang sangat heboh berbeda dengan diri ku yang sangat tenang dan mungkin karena itu mereka menjadi lupa bahwa diri ku masih dikelas. Sekarang aku kebingungan karena tidak memiliki kendaraan dan tidak tahu dimana alamat kosan kirana. Aku langsung keluar dari toilet dan menggaruk kepala ku yang tidak gatal berjalan menuju tempat parkir berharap ada keajaiban datang. BUUUGGGHH "Maaf maaf, aku tidak sengaja menabrak kamu" ucap Rafa yang dahinya langsung berkerut saat melihat diri ku tampak kebingungan. "Kamu kenapa Cit kok berdiri disini sendirian? Kamu ga ke ikut latihan dikosan kirana?" "Iyaa aku rencanya mau ikut tapi tadi Sania dan Puspa sepertinya tidak sengaja meninggalkan ku, ponsel ku mati, aku tidak tau dimana kosan kirana dan aku tidak punya kendaraan, jadi yaa disinilah aku menunggu hehehe" "Menunggu siapa?" "Tidak tau, hahaha yang pasti menunggu orang yang akan ke kosan kirana juga" jawab Citra sambil tertawa "Yaudah yuk sama aku aja" "Serius?? Tapi bukannya kamu biasanya berboncengan dengan Richie? Nanti kalo Richie mencari mu bagaimana?" "Sudaahh tak apa, Richie sudah berangkat sejak tadi dengan Bunga" Kami pun melangkahkan kaki menuju kendaraan Rafa. Aku terdiam sesaat saat melihat kendaraan Rafa. "Raff.." "Iyaa?kenapa? Ayo cepat naik nanti keburu macet dijalan" "Tapii aku tidak bisa naiknya, motor kamu sangatt tinggi" jawab ku mengamati motor ninja Rafa mencari celah untuk menaikinya. Akhirnya aku berhasil naik setelah Rafa mencarika balok untuk ke dipijaki. Aku mengakui Rafa cukup baik dan perhatian untuk orang yang baru dikenal. Saat motor Rafa memasuki gerbang semua teman-teman kelas kami langsung menoleh karena suara motor Rafa yang sangat keras dan tiba-tiba kami diteriaki dan diledek satu kelas. Aku pun segera turun dan langsung meletakkan tas ku disudut bangku. Penglihatan ku langsung menangkap seseorang yang mengenakan kaos hitam berjalan kearah ku, yang semakin membuatnya 100% mengagumkan. "Kok lama Cit? Dari mana aja? Pacaran dulu ya? Haha" "Ada ada aja kamu, ya engga lah" Pandangan ku tidak mau lepas dari Novan yang sudah berdiri didepan ku. Setelah beberapa jam latihan kami akhirnya menyudahinnya dan dalam lubuk hati terdalam ku sangat ingin untuk bisa menumpang dengan Novan untuk menghindari menaiki motor rafa itu. "Cit minum dulu nih, nanti dehidrasi, dari tadi kamu beelum minum" ucap novan sambil menyodorkan sebotol air 'Hah serius nih novan? Kok dia tau sejak tadi aku belum minum. Jangan-jangan dia perhatiin aku lagi sejak tadi" batin ku dengan wajah ku yang mulai memerah "Aku pulang duluan ya cit, ada perlu" ucap novan setelah aku mengambil sebotol air yang dia berikan "Thanks van, hati-hati yaa" balas ku sambil berteriak padanya yang sudah beranjak Harapan untuk pulang bersama Novan pun harus gagal. Tapi tak apa, hati ku sudah sangat puas beberapa jam tadi yang selalu memandangi Novan ditambah lagi perlakuannyabyang cukup manis? entahlah. Malam ini rasanya aku akan tidur nyenyak dan mimpi indah, batin ku. -- Keesokan harinya pengambilan nilai senam pun selesai, meskipun aku harus mendapatkan nilai yang tergolong rendah karena lupa urutan gerakan senam. Tapi hal itu tidak lantas membuat hari ku menjadi suram karena dosen ku itu berjanji akan memberikan perbikan dan ditambah lagi sikap Novan kepada ku. "Cit minum dulu" Novan yang menyodorkan sebotol air untuk ku "Dari kemarin kamu baik banget, ada maunya ya? hahaha" canda ku yang membuat Novan ikut tertawa "Aku tuh emng baik Citt, bukannya ada maunya" balas Novan sambil menyubit pipi ku "Yaudah aku balik duluan yaa, aku ada latihan basket abis ini" Aku pun membalas lambaian tangan Novan dan dirinya mulai tersenyum sendiri. Deg deg deg deg 'Perasaan apa ini, hati ku sering berdebar jika didekat novan dan menerima perlakuan novan yang seperti tadi seperti ada ribuan kupu-kupu yang akan keluar dari perut ku'
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD