Cemburu?

1194 Words
Tidak seperti malam yang biasanya, hati ku malam ini tergerak untuk mengambil ponsel dan men dial nomor sania, "Halo, san lagi apaa? Sedang sibuk? "Habis makan cit, kenapa? Malam ini aku gasibuk kokk. Kalo mau cerita aku dengerin pasti haha" "Kok kamu tau sihh aku mau cerita hahaha" "Aku mau cerita san, tapi sebenarnya aku juga bingung apa aku harus menceritakan ini kepada orang lain" "Cittt, kamu tidak menganggapku sahabat??kok gitu sih, kalo kamu mau cerita pasti aku dengerin dan dijamin 100% aman haha" "Bukan begitu sann, aku hanya bingung dengan perasaan ku ini" "Perasaan kamu kenapa? Sini cerita sama aku pasti lega rasanya nanti haha" "Tapi kamu janji yaa jangan bilang siapa-siapa bahkan puspa pun jangan dikasih tau yaa, aku malu" "Iya, tenang ajaa. Udah ayo cerita aku penasaran nihh" "Jadii selama ini aku sepertinya memiliki perasaan dengan Novan. Awalnya aku kira ini hanya rasa kagum saja padanya. Tapi semakin lama aku semakin sering berdebar jika didekat dia. Tapi aku takutt sann. Aku takut seperti dulu lagi" "Sudah ku duga. Tatapan mu ke Novan tidak biasa cit. Aku melihat ada percikan-percikan api cinta yang membara hahaha" "Tapi memang kenapa kamu takut? Memang dulu kamu kenapa" lanjut sania "Aku takut kalo aku cinta bertepuk sebelah tangan lagi san. Sudah 2kali aku begitu dan yang terakhir kalinya aku sangat kecewa dengan orng yang kusukai itu karena dia hanya memanfaatkan ku saja. Aku takut hal itu terjadi lagi san, mengingat novan sudah memiliki kekasih" "Kamu tau dari mana novan sudah memiliki kekasih? Kamu stalk dia?" "Iyaa, hehehe" "Tapikan mereka LDR citt, ingaat yang sayang kalah dengan yang selalu ada hahaha" hibur sania "Jangan mengada ngada kamu sann, aku tidak akan begitu, merebut novan dari kekasihnya" "Perasaan orang itu tidak bisa diatur seenaknya cit, jadi saran ku kamu terima saja faktanya kalo kamu memang menyukai novan, selama tidak berniat mengganggu hubungan mereka. Kita tidak ada yang tahu bagaimana masa depan. Jadi saran ku adalah akui perasaan mu pada dirimu sendiri jadi kamu tidak akan gelisah memikirkan dia" "Tapi sann.." "Gapapa kok serius deh, kamu haru berani mengambil resiko siapa tau dia adalah jodoh mu haha" ... Setelah mengobrol panjang lebar dengan sania membuat hati citra cukup lega dan tidak terlalu mempermasalahkan perasaanya dan menyalahkan diri sendiri. -- Hari ini setelah kelas selesai Jason yang menjadi koordinator kelas kami mengajak untuk hang out bersama satu kelas. Lagi dan lagi, Sania dan Puspa entah kemana mereka meninggalkan ku saat aku mengumpulkan tugas ke ruang dosen. "Hai cantik, mau kemana? Yuk aku antar" Mendengar itu aku pun langsung terdiam mendadak kaku danbtak berani menengok pada orang itu. "Heyy, kamu kenapa diam sajaa" ucap raka sambil menepuk pundak ku. "Huftt, aku kira siapa rakk. Kamu tuh bikin pabik saja" jawab ku sambil cemberut "Habisan kamu seperti orang kebingungan sih" jawab raka sambil tergelak melihat ekspreai ku "Tadi aku habis dari kelas dan melihat sudah tidak ada orang. Sania dan Puspa entah kemana" aku mengadu pada raka "Kamu kok masih disini?" Lanjut ku "Aku kan nungguin kamu cantik" jawab raka sambil tersenyum "haha apaan sih kamu rak, ole sekarang kita berangkat ke cafe ya Pak" canda ku pada raka setelah mendengar ucapannya tadi "Hah? Kok pak sih cit? Raka terheran "Iyaa kan pak supir hahaha" jawabku sambil meninggalkannya Aku dan raka sudah berada dalam mobil raka, entah mengapa atmosfir didalam mobil menjadi berbeda. "Tadi tugasnya sudah kamu berikan pada Pak Vitus?" Raka mencoba mencairkan suasana "Sudah, tapi tadi aku dinasehati setelah mengumpulkan tugasnya, karena ituu sania dan puspa entah kemana meninggalkan ku karena aku terlalu lama di nasehati Pak Vitus" "Kenapa memangnya?" "Karena ada 1 mahasiswa yang belum mengumpulkan, padahal aku sudah mengingatkan kemarin di grup kelas. Padahal yaa menurut ku itu bukan tanggung jawab ku sebagai asisten kelas pak vitus" "Mungkin pak vitus ingin memastikan mahasiswanya lulus pada matakuliahnya, sehingga hanya hal begitu dipermasalahkan" "Hhmm mungkin" "Yuk turun, sudah sampai" "Disini??" Aku melihat bangunan serba putih yang modern 'Aduhh kok tempatnya sepertinya mahal, cukup tidak yaa uang ku. Akhir bulan aku harus menghemat uang ku' batin ku sambil memandangi bangunan cafe itu "Iyaa, yuk turun" "Mahal tidak yaa menu disini" tanya ku pelan pada raka sambil melepas seatbelt Tak ada balasan dari raka, ternyata dia sudah berlari mengitari mobil membukakan pintu untuk ku. Saat masuk kedalam cafe itu aku langsung menangkap tatapan novan yang tidak seperti biasanya. Aku pun langsung di duduk kursi depan sania dan puspa. "Kamu habis dari mana sih cit lama sekali kita tunggu di kelas tadi" tanya puspa sambil menekuk wajahnya "Iyaa kita sampai jamuran dikelas mungguin kamu dikelas, jadinya kita pergi duluan deh. Maaf yaa hehehe" sambung sania "Kan aku sedang mengumpulkan tugas kita ke pak vitus" "Tapi lama sekalii sistaa kita jadi menunggu lama" Jawab sania berpura-pura jengah "Habis kena semprot sama pak vitus haha" jawab ku sambil berbisik menutupi mulut ku dengam sebelah tangan" "Hahaha serius? Kok bisa? Balas puspa "Panjang ceritanya" jawab ku sambil tersenyum Aku mendengar suara kursi ditarik disebelah kanan ku, aku pun mndongak melihat siapa yang menariknya. Termyata novan, yaa tidak ada angin tidak ada hujan novan tiba-tiba duduk disebelahku. Tapi perasaan ku tidak sesenang seperti biasanya, karena aku melihat wajah novan penuh amarah saat melihat ku, tak tahu mengapa. Sania dan puspa yang sedang asik memilih menu tak menyadari kehadiran novan. "Kamu mudah ya menempel kesana kemari pada banyak laki-laki" "Hah?!" Aku ternganga mendengar novan mengucapkan kalimat itu. Tak kusadari ada air mata yang menetes, aku pun langsung menghapusnya dan mengkondisikan diri ku agar tidak ada yang mengetahuinya. Tak ingin menanggapi perkataan novan lebih lanjut aku memilih mengalihkan perhatian ku pada buku menu dihadapan ku 'Mahal sekali harganya, padahal aku belum makan seharian ini. Minum saja deh, uang makan ku hari ini hanya cukup untuk beli jus mangga disini' "Aku mau pesan premium steak 1 sama minumnya red velvet 1" pesan puspa "1cappuccino dan waffle" sambar novan "Aku chicken steak 1 dan jus alpukat 1" pesan sania "Aku pesan jus mangga 1" lanjut ku "Kamu ga makan?" Tanya puspa Aku langsung menggelengkan kepala dan tersenyum pada kedua sahabat ku, ya mereka tahu bahwa aku harus berhemat dan tidak jarang mereka memaksa untuk mentraktir ku. Tapi aku selalu saja menolaknya, aku tidk ingin merepotkan kedua sahabat ku itu. "Aku mau 1 carbonara, 1 lasagna, minumnya greentea latte 1 sama dessert nya mau cheesecake2 yaa" pesan raka pada pelayan dn langsung duduk disebelah kiri ku "Gilaa, ternyata ada yang lebih doyan makan dari pada aku" sahut sania sambil menatap raka, yang hanya direspon dengan senyuman raka Pesanan ku sudah datang dan aku pun langsung meminumnya hingga tersisa setengah gelas. Tiba-tiba raka meletakkan carbona dan cheesecake nya didepan ku. Aku langsung melihatnya penuh tanya "Kenapa di letakkan depan ku?" "Kamu makan, aku traktir hari ini" senyum raka "Makasih rak, tapi aku tidak lapar" jawab ku Raka mendekatkan wajahnya pada ku dan berbisik "Aku tadi mendengar suara perut kelaparan di mobil" sambil tersenyum menjauhkan wajahnya Tttiingg Suara piring dan garpu yang bertabrakan dengan kuat, membuat kami semua terkaget. Kami semua melihat novan penuh tanya yang tiba-tiba pergi meninggal kan meja padahal makanannya belum dia sentuh sedikit pun. "Dia kenapa?" tanya raka pada sania dan puspa, yang hanya direspon dengan gelengan kepala oleh puspa
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD