Tamasya

1522 Words
"Dia kenapa?" tanya raka pada sania dan puspa, yang hanya direspon dengan gelengan kepala oleh puspa "Hmm sudahlah mungkin dia sedng bertengkar dengan kekasihnya" ujar raka Kami pun larut dalam percakapan dan melupakan hal yang baru saja terjadi. Tak lama berselang setelah novan pergi meninggalkan meja makan, jason datang menghampiri dan membawa ide bagus. Yaa walaupun aku tahu ide ini tidak cukup baik untuk kondiso dompet ku. Tapi untuk saat ini aku setuju setuju saja dengan hal yang mereka rencanakan. Tak terasa sudah pukul 10 malam dan rasa kantuk mulai menyerangku. "Aku pamit pulang duluan ya, sudah malam" sambil meraih tas yang ada di sebelah kursi ku "Okee, kamu pulang naik apa cit?" Tanya sania "Aku jalan aja san, kan deket kosan ku dari sini" sambil tersenyum padanya "Kamu serius???" Tanya puspa penuh selidik "Iya lahh serius, ngapain aku bohong haha" "Kayaknya mending tungguin balik dari toilet aja deh cit, biar kamu dianter dia aja" usul puspa "Engga lahh gausah nanti ngerepotin dia. Lagian kan kamu tau kosan ku deket banget dari sini" tolak ku "Mulai deh keras kepalanya" sahut sania "Hahaha yaudah aku pulang dulu yaa" sambil melambaikan tangan pada mereka Sambil berjalan keluar aku sesikit melirik kearah novan yang sedang duduk dipojokan yang terlihat baru saja selesai mengangkat telfon. Tak disangka, baru aku melirik sedikit mata ku langsung ditatapnya tajam, aku pun langsung menundukkan kepalaku dan mempercepat langkah ku. Klingg Bunyi lonceng pintu yang ku buka "Citt" raka menarik pergelangan tangan ku dan menghentikan langkah ku "Kenapa?" Sambil mengerutkan dahi ku "Ayo aku antar kamu, jangan sendirian" ucap raka "Makasih rak, tapi gausah aku sendiri aja. Kosan ku gajauh kok dari sini" balas ku dengan senyum sambil melepas tangan ku darinya "Tapii.." "Udh tak apa rak, aku duluan ya" aku melanjutkan langkah ku Sekitar 5 menit aku berjalan, terdengar suara klakson motor yang sangat kencang. Aku dengan reflek langsung berjalan semakin kepinggir, tapi suara klakson itu masih saja terdengar. Tak lama ada pengemudi motor yang menepikan motornya disebelahku. Aku yang semakin waswas langsung saja mempercepat langkah tapi tiba-tiba pengemudi itu mencekal tangan ku. "Kkaa kaamu.. Siapa?" Tanyaku terbata-bata Pengemudi itu pun langsung membuka kaca helmnya "Naik, cepat" perintah novan "Makasih vann, tap.." "Udah cepat naik" suara novan mulai meninggi dan sorot matanya yang sangat tajam. Aku pun mulai naik dan berpegangan dengan jaketnya. Tak lama aku pun sampai didepan kosan ku. "Mmaakaa.." Ucapku yang tak selesai karena sudah ditinggalkan oleh novan "Kamu kenapa sih van, aku belum selesai ngomong sudah kamu tinggal aja. Hufft pokoknya makasih van, dan semoga mood kamu balik lagi seperti kemarin-kemarin" oceh ku sendiri -- Hari ini hari minggu, bangun tidur aku memutuskan langaung memutuskan mencuci semua baju kotor ku. Selesai menjemur semua baju ku aku langsung bergegas mandi dan memasak. Aku yang sudah selesai sarapan pun bingung harus melakukan apa lagi. Aku pun duduk santai didepan balkon menikmati pagi yang cerah ini. 'Ohh iyaa aku baru ingat kemarin ada tugas, aku cicil kerjakan saja deh daripada menganggur tak jelas sepwrti ini' Aku pun langsung menyalakan laptop dan entah kapan aku ketiduran. Ku tengok jam sudah menunjukkan pukul 11, aku langsung mengecek ponsel ku yang sedari tadi tak aktif dan sedang ku charge. Ting Ting Ting,ting Ting, ting,ting Bunyi notifikasi yang memberondong Ternyata selama ponsel ku mati sania dan puspa terus memberondong pesan dan melfon ku. Aku pun membaca satu persatu pesan mereka dan tak lama puspa menelfon ku. Aku langsung mengangkatnya, terdengar suara puspa disebrang sana yang agak meninggi dari biasanya aku pun tak enak hati sehingga aku mengikuti saja perintahnya. "Halo cit, udah siap??"tanya puspa disebrng telfon "Sudah kok, terus aku harus ngapain?" tanyaku polos "Tunggu yaa, sebentarvlagi kamu dijemput" balas puspa ybg langsung mematikan panggilannya 'Dijemput??sebenarnya mau kemana sih ini, aku dijemput siapa? Duh mana uang ku makin menipis lagi. Kalau mereka pergi ketempat mahal gimana yaa' batin ku yang tak kunjung selesai Tin, tin Suara motor didepan kosan ku terdengar, aku pun langsung keluar dan menghampirinya. Ternyata raka yang menjput ku "Loh kok pake bajunya gini sih?" Tanya raka heran "Hah?kenapa? Ada yang salah dengan baju ku?" "Kita kan mau ke daerah pegunungan citt, baju kamu tipiss" "Yahh, aku tak tahu rak. Ku ganti baju dulu deh, ehh tapi jaket ku baru saja tadi pagi aku jemur. Aku hanya punya jaket 1 itu saja" jawab ku lemas "Sudah, sudah tak apa. Semoga saja nantibtak sedingin biasanya" Akhirnya aku tetap mengenakan baju chiffon ku dan berangkat ke pegunungan. Aku banyak berbincang dengan raka dan dia mengabsen orang-orng yang ikut pergi hari ini dan ternyata ada novan. Ada rasa senang dalam hati ku. Saat dipemberhentian di tempat pwngisian bahan bakar, aku berjalan mendekati kerah novan berniat untuk mengucapkan terima kasih ku yang tertunda semalam. Untunglah mood novan tidak seburuk kemarin meskipun cenderung lebih tidak peduli, aku pun mulai mencairkan suasana dengan sesikit mengobrol dengannya. "Duhh tiba-tiba dinginnya mulai terasa" ucapku "Lagian udah tau mau perjalanan jauh, ke gunungbtapi pakai baju setipis itu" ucap novan datar tanpa ekspresi pada ku 'Apa ini sifat asli novan?' Batin ku kecewa dengan tanggapannya yang seperti itu "Aku tak.." Lagi-lagi novan meninggalkan ku sebelum selesai kalimatku terucap "Kamu kedinginan cit? Nih pakai ini" raka melepaskan jaket yang dia kenakan "Kamu serius??kan dingin kamu didepan lagi rak" "Tak apa, pakai lah aku kan kebal dingin haha" canda raka "Yaudah aku pakai ya rak, nanti kalau kamu udah tak kuat dinginnya bilang yaa. Maaf aku selalu menyusahkan mu" sesal ku Kami pun sampai ditempat yang di maksud oleh jason, yaitu cafe diatas gunung. Pemandangan yang sangaat indah, sangat jarang aku bisa melihat seperti ini. Selama di cafe banyak sekali foto kami ambil. Destinasi selanjutnya yaitu kesebuah goa yang ujungnya ada di tebing "WAHHH INDAH SEKALII" tak kusadari langkah ku percepat dan novan pun menarik tangan ku "Hati-hati, kamu tuh ga liat itu pembatasnya terlalu rendah, kalo kamu jatuh gimanaa" ucap novan dengan raut wajah yang terlihat khawatir "Ehh maaf, aku terlalu excited" "Udah kamu disini aja disebelah ku biar aman" jawab novan yang masih memegang erat tangan ku 'Novan memegang tangan ku, novan khawatir sama aku, hihihi duhh jantung ku kamu baik-baik yaa diaana jangan buat aku salah tingkah' batin ku kegirangan Selama di goa dan sampai akhirnya kami memutuskan pulang aku selalu disebelah novan, mematuhi permintaannya tadi. Dan entah mengapa perjalanan pulang ini akhirnya aku bersama novan. Selama diperjalanan aku selalu mengajaknya mengobrol agar aku tak mengantuk diboncengnya. "Kok tumben kalian perginya naik motor kenapa tidak pakai mobil saja sepwrti biasanya?" Tanya ku basa basi "Entah lah, jason semalam mengatakan jika jalurnya cukup terjal. Tapi sejak tadi aku tak menemukannya" Jawab novan yang sudah mulai santai tanpa nada tinggi "Kamuu..kenapa sering sekali diantar dengan laki-laki yang berbeda?" Sambung novan "Hmm?? Yaa karena aku tak ada kendaraan sepwrti kalian dan selalu tak sengaja bertemu dengan mereka haha" "Yaa, mereka menawariku karena searah tujuannya dengan ku. Kan lumayan bisa menghemat uang hehe" lanjut ku "Ohh" "Tapii..Kamuu punya hubungan spesial ya dengan raka? Kelihatannya kamu sangat dekat dengannya" selidik novan 'Novan kenapa? Kenapa menanyakan ini tiba-tiba' batin ku "Hmm tidak, aku hanya berteman saja dengannya dan kebetulan dia memang orang yang baik dan sangan humble" Aku melihat novan menahan senyumnya dari kaca spion motor "Memangnya kenapa kamu bertanya seperti itu?" Sahut ku "Kamu lapar tidak? Aku lapar temani aku makan yaa" bukannya menjawab pertanyaan ku, novan malah menepikan motornya ketempat makan yang ada dipinggir jalan "Tapi kita berhenti disini, yang lainnya bagaimana? Tahu tidak ya mereka? Atau aku hubungi saja mereka ya" "Tidak usah, biar aku yang hubungi mereka nanti. Lagian tadi sania dan puspa meminta agar cepat pulang. Jadinya mau tidak mau yaa jason, raka dan gilang menurutinya" jelas novan panjang "Kamu tahu sendirikan sahabatmu bagaimana jika sudah menginginkan sesuatu" Aku pun menganggu menanggapinya "Kamu ingin makan apa?" tanya novan "Ahh tidak, aku tidak lapar. Aku mau minum teh hangat saja" tolak ku, karena saat ini aku tidak memiliki uang yang cukup banyak setelah tadi dicafe yadi merogoh dompetku agak dalam. Pesann kami pun datang, aku langsung mengambil teh hangat ku dan langsung ku nikmati menghangatkan tubuh ku yang sedari tadi mulai menggigil. "Buka mulut, aaa.." Aku pun memandangi novan dengan penuh tanya. Dia mengarahkan sendoknya yang berisi makanan kearah ku. "Ayoo, cepat buka mulutnyaa, tangan ku pegal nih" ucap novan "Tidak ahh, kamu saja yang makan. Kan tadi katanya lapar" tolak kus "Bantu aku makan ayo, aku mulai kenyang, sayang jika harus dibuang" alibi novan dan aku pun memakannya dengan penuh keraguan "Enak kan?" Sambil mengarahkan senyumnya pada ku. Dn ku balas dengan anggukan "Kamu harus makan yang banyak citt agar cepat gendut" Sambil mencubit pipi ku 'Novan lagi kenapa sihh? Kok jadi sepwrti ini setelah kemarin marah marah tak jelas. Yaa walaupun aku juga senang haha' batin ku sambil menahan senyum 'Tapiii..cittt ingat novan sudah memiliki kekasih. Kamu jangan mengganggu hubungan mereka' aku mengingatkan diri ku 'Yaa sepertinya aku harus membatasi diri ku pada novan. Ini sudh terlalu jauh, walaupun aku tak tahu bagaimana perasaan novan dan mengapa dia berbuat seperti ini pada ku' "Van, sudah malam yukk pulang" ajak ku yang langsung disetujui olehnya. Tak lama aku pun sampai di kosan dan lagi-lagi novan menunjukkan sikap romantisnya pada ku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD