bc

The Forbidden Love

book_age18+
128
FOLLOW
1K
READ
revenge
alpha
dark
forbidden
independent
dare to love and hate
student
drama
bxg
realistic earth
like
intro-logo
Blurb

Kisah mereka yang tak seharusnya saling mencintai.

Darah yang sama mengalir di tubuh mereka.

Sebuah cinta terlarang yang tak seharusnya hadir.

Tapi cinta tak pernah memilih dimana akan tumbuh.

Ini kisah Jeno yang mencintai saudari kembarnya sendiri.

Kisah cinta yang penuh perjuangan, airmata, darah dan pengkhianatan.

"Aku tidak peduli jika aku dan gadis indah ini memiliki hubungan darah sekalipun. Dia milikku. Hanya milikku. Dia Yeji-ku."

"Aku tahu ini cinta terlarang, tapi tubuh, hati dan otakku berkhianat dan tetap membuatku kembali pada satu nama, Jeno Lee. Satu-satunya orang yang berhak atas diriku, Lee Jeno."

chap-preview
Free preview
USA & SEOUL
Suara sirine mobil polisi memecah keheningan pinggiran California. Fajar masih beristirahat jadi rembulan yang harus menyaksikan hal yang sebenarnya sudah tak asing lagi. Pria itu memacu kereta besi nya membelah jalanan sepi untuk menghindari kejaran polisi atau sebenarnya itulah tujuan si Pria yang mengemudikan mobil sport hitam itu. Mencari gara-gara dengan polisi setempat. Hari-harinya tak akan tenang jika tak dilewati dengan mencari masalah. Pelampiasan setiap rasa sakitnya ia luapkan lewat semua pelanggaran hukum ia lakukan nampaknya cukup membuatnya sedikit teralihkan walau sebentar. "They are right behind you, Bro. Careful." Ujar seseorang melalui sambungan telpon. Orang tersebut memantau dari dalam ruangan yang biasa disebut MuggleShot. MuggleShot sendiri adalah nama Markas dari sebuah kelompok remaja yang lumayan populer karena reputasinya seperti Robin bernama Phoenix. Warga setempat tidak keberatan dengan keberadaan mereka. Tapi polisi selalu mencari cara untuk menghancurkan kelompok itu. Dan yang sedang polisi kejar itu adalah ketuanya. Jeno Lee. "Berapa jauh lagi perempatannya?" Tanya pria pemilik mata gelap hitam pekat itu kepada sang adik. Jisung Lee. Si pria tinggi berwajah begitu asia dengan guratan imut. "Lima meter didepan, lurus kedepan terus maneuver lewat trotoar di sebelah lampu merah. Gue tunggu di McDonald. Cheese burger?" Tawarnya dengan begitu santai. "No. Just McFlurry and apple pie. See you there." Jawab si pria dibalik kemudi Bugatti Chiron hitam itu tak kalah santai. Tak peduli masih ada 2 mobil polisi di belakangnya. Memacu lebih cepat mobilnya, Jeno yang sudah melihat posisi turning point nya melihat dua mobil polisi itu melalui kaca spion depan sebelum fokus lagi ke jalanan lengang di depan. Melajukan kencang mobilnya sampai di dua meter melewati lampu merah, Jeno hendak membanting setir nya untuk ke kiri sesuai rencana. Tapi karena space nya tidak seluas yang ia kira, jadilah ia memanuver ke kanan lalu dengan cepat balik ke kiri ke rencana awal. Bunyi decitan karena gesekan ban hitam dan juga aspal terdengar menguarkan bau karet terbakat saat maneuver itu terjadi. Dengan teknik mengemudi nya yang tak perlu ditanya lagi, Jeno berhasil lepas dari polisi malam ini walau ia tahu besok pagi rumahnya akan didatangi polisi lagi. But, he just doesn't give a s**t. Memasukan mobilnya asal kesebuah gudang tua yang merupakan blind spot kota, Jeno keluar melalui bangunan sampingnya setelah melepas hoodie nya dan mengganti dengan sebuah kaos panjang berwarna putih yang senada dengan jeans nya. Jangan lupa sebuah topi hitam yang selalu bertengger dikepalanya. Bersenandung sambil mengangkat telpon dari adiknya, Jeno yang menikmati dinginnya malam-malam di Amerika. "What?" "Did you make it?" "Kalau gue gagal gak mungkin bisa angkat telpon lo kan?" "Hehehe." "Tapi tadi tempat maneuver yang lo bilang ga gue pake. Terlalu sempit." "Serius? Nah.. Yang penting lepas kan dari polisi?" Jeno hanya menjawab dengan dengkusan saat ia melihat logo M yang begitu iconic dan mobil adiknya yang terparkir didepan. Mengetuk kaca mobil, Jeno langsung masuk ke mobil sang adik sambil makan pesanannya tadi. "So, gimana keputusan lo?" Jisung membuka percakapan sambil menjalankan Ferrary merahnya menuju rumah mereka selama di Amerika. "About what?" Jeno masih begitu focus dengan McFlurry di tangannya. "Home. Papa nyuruh kita pulang." "Berapa lama?" Tanya Jeno sama sekali tak tertarik pada topik yang mereka bicarakan. "We'll stay there." Mendengus lagi Jeno yang sudah menghabiskan makanannya memejamkan mata sambil mengistirahatkan kepalanya pada sandaran jok mobil. "Setelah semuanya, si tua itu menyuruh kita pulang? Menerima wanita jalang itu setelah apa yang terjadi pada Bunda? Yang bener aja." "I know, tapi Papa bilang setelah ini dia akan benar-benar lepas tangan untuk semua tuntutan dan gak akan membantu kalau kita dideportasi." Terkekeh geli Jeno membuka matanya memperhatikan ruas jalan. "What about you? Lo mau balik ke Korea?" "Well, I miss the other Hyungs and noonas, so maybe yes." *** Diruang makan mewah bernuansa putih bersih itu sebuah keluarga yang terlihat ada ayah, ibu dan seorang anak perempuan remaja sedang duduk dan makan siang dengan begitu damai. "Jadi, apa Jeno dan Jisung mau pulang?" Tanya seorang wanita berambut lurus dengan mata terlihat begitu mirip dengan gadis di sebelahnya itu bertanya pada suaminya. Ya, suami. Wanita itu adalah Nyonya Hwang yang sekarang sudah dinikahi oleh Tuan Besar Lee. "Iya, besok malam mereka berangkat." Jawab pria berwajah tegas itu. Senyum di wajah paruh baya itu mengembang. Walau tak ada keriput yang muncul karena jutaan uang yang ia keluarkan untuk perawatan kulit. "Terimakasih." "Gak perlu terimakasih.. Yeji sudah mulai harus mengenal saudara-saudaranya yang lain." Sedangkan gadis itu hanya mendengarkan karena bingung dan masih canggung dengan keluarganya ini. Sudah lebih dari 3 bulan dan ia masih benar-benar tidak terbiasa dengan keluarga barunya. Dia bersyukur akhirnya lepas dari Ayah kandungnya yang begitu abusive tapi berada dikeluarga ini juga tidak begitu nyaman. Dia tidak begitu diterima oleh kedua saudara tirinya. Gadis itu tidak marah dan malah bisa memahami bagaimana rasanya. Sama seperti dirinya yang belum bisa menerima keluarga barunya pasti mereka juga butuh waktu, kan? "Yeji nanti kamu yang akur sama saudara kamu. Kalian seumuran. Pasti lebih gampang akrab. Ah, kamu juga punya adik laki-laki nanti. Namanya Jisung. Dia anak baik." Yeji mengangkat kepalanya yang tadi tertunduk menghabiskan makan malam yang lumayan membuat perut nya agak begah. Yeji meringis mendengar permintaan itu. Ia tak yakin semuanya akan berjalan mulus. Setelahnya Tuan Besar Lee dan Nyonya Hwang melanjutkan perbincangan seputar bisnis yang Yeji sama sekali tidak tertarik. Sungguh. Dulu ia begitu senang karena akan punya dua saudara, tapi sepertinya tidak akan mengubah apapun. Menghela nafasnya, Yeji bangkit saat percakapan dua orang dewasa itu menjadi lebih intim. Masuk kekamarnya Yeji duduk diatas windows bench menanti malam datang. Pikiran gadis itu lalu berkelana pada apa yang harus ia lakukan nanti saat saudaranya tiba? Menatap sebuah foto saudara tiri pertamanya, Jeno. Pria itu tampan. Yeji akui, tapi begitu menakutkan. Aura mengintimidasi itu keluar tanpa perlu melakukan apapun. Terlebih mata itu. Begitu indah tapi tajam. Manik gelap itu seperti black hole yang menyeramkan dan bisa menarik siapa saja untuk masuk dan terjebak tanpa ada jaminan bisa keluar lagi. Yeji mendapatkan foto ini dari meja kerja Mr. Lee beberapa hari lalu. Ia mengambilnya karena merasa tidak asing dengan mata tajam indah saudara tirinya. Dan sambil menatap foto itu Yeji berharap saudaranya yang bernama Jeno itu tak semenakutkan penampilannya. Ia harap. Tapi ia pesimis.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
188.7K
bc

Super Psycho Love (Bahasa Indonesia)

read
88.6K
bc

GARKA 2

read
6.2K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
155.8K
bc

Perfect Revenge (Indonesia)

read
5.1K
bc

DIHAMILI PAKSA Duda Mafia Anak 1

read
40.9K
bc

TERNODA

read
198.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook