Venus tengah duduk santai ditaman belakang rumahnya dengan tangan yang sibuk mencatat.
Plot terdekat yang teringat
1. Acara sekolah nanti Venus nyanyi buat Eros (lakukan)
2. Sepulang acara seharusnya Freya dijambret terus dibantu Ares (ga tau kejadian apa ga, tapi harus)
3. Sampe rumah Venus ditampar mama karna ninggalin Freya (tolong tamparnya jangan kuat-kuat)
"Habis ini, gue mau mastiin semuanya jalan sesuai plot." Venus sudah merencanakan apa yang akan ia lakukan nanti.
"Ares bukan pacar lo kan?" Venus yang tengah senyam senyum membayangkan rencananya langsung mendatarkan wajahnya setelah melihat Vulcan berdiri didepannya.
"Kepo." Venus menutup buku yang dipegangnya mengabaikan Vulcan.
"Lo deket sama Eros lagi, jadi Ares bukan pacar lo."
"Ya terus emangnya kenapa kalau Ares bukan pacar gue?" Venus membalas menatap Vulcan dengan tatapan sedikit meremehkan.
"Gue salah mukul dia." Vulcan mendudukan dirinya disebelah Venus.
'Apaan nih kulkas duduk disebelah gue kek deket aja.'
"Tuh tau sana minta maaf."
"Iya nanti."
Jujur Venus menyukai hal ini, ia merasa bahwa ia sangat dekat dengan Vulcan walau pembicaraan mereka tak jelas mengarah kemana.
"Kenapa sih lo benci sama gue?" Venus mengangkat wajahnya memandang langit malam tanpa bintang.
Tak mendapat jawaban dari Vulcan, Venus terkekeh.
"Tanpa alasan ya?, emang sih kalau udah benci mah benci aja ga perlu alasan ya kan?" Menarik napas panjang Venus melanjutkan perkataanya.
"Venus tuh sebenarnya udah capek bahkan nyerah sama lo, nyerah sama semuanya. Venus juga ga tau harus ngapain lagi, lo sadar ga sih kalau Venus tuh udah menghilang. Tapi keberadaan Venus kayak bintang diatas sana, saat bintang itu menghilang tak ada yang peduli karna tak mengubah apapun yang ada dibawah sini."
"Langit sunyi, bulan sedih tak berteman. Tapi bumi tak peduli bahkan matahari bahagia karna hanya tersisa dia yang bisa memancarkan cahaya."
Tanpa sadar air mata Venus mengalir.
"Mungkin lo bakal bilang gue alay, tapi asal lo tau mendam perasaan itu sulit Vulcan. Seorang Venus melakukan itu 1 tahun lamanya, dan berakhir bahwa dirinya tau kalau cintanya tak berbalas."
Setelah puas Venus berdiri ingin meninggalkan Vulcan, tetapi lelaki itu menahannya.
"Lo ingat janji kita dan gimana pun caranya lo harus tepati janji itu."
Venus rasa Vulcan benar-benar tak punya hati.
"Gue inget, janji dimana gue harus mendam perasaan gue ke Eros sampai perasaan ini hilang dengan sendirinya karna lo ga mau kalau ada temen deket lo yang pacaran sama gue kan?."
"Lo tau ga, awalnya gue masih berpikiran positif banget kalau emang lo ga mau karna kalau terjadi apa-apa lo bakal kesusahan tapi gue salah ya?"
"Lo sama sekali ga ngelarang Freya buat ngedeket sama Eros, lo malah suport banget Freya sama Eros. Hehe ternyata gue semenjijikan itu ya sampai lo malu kalau Eros tau gue suka sama dia." Venus langsung berlari seraya menghapus air matanya yang terus mengalir jatuh.
Sementara Vulcan menatap punggung Venus dengan tajam, hatinya merasa tertusuk dengan perkataan Venus sedari tadi sebenarnya. Tapi ia yakin apa yang dirinya lakukan sekarang adalah untuk kebaikan semua orang, baik itu Freya, Eros bahkan Venus.
"Lo serius mau nyanyi lagu ini buat Eros?, lo ga salah?"
Venus, Phoebe dan Ghea sekarang tengah berada di perpustakaan, mereka disana bukan untuk membaca buku tapi untuk menyejukkan badan.
"Hooh, emang kenapa?" Venus menatap Phoebe polos.
"Gue tuh masih bingung, katanya lo suka kak Eros, tapi akhir-akhir ini kayak ga peduli sama kak Eros, sekarang lo mau nanyi lagu ini buat dia?. Hati lo tuh bentuknya gimana sih?"
"Denger ya be, intinya ini lagu dari hati gue yang paling dalam buat kak Eros, pokoknya gue mau jadi perwakilan kelas nyanyi lagu ini." Ucap Venus menggebu.
"Satu lagi lagunya apa?, kan dua?"
"Apa ya be, coba deh lo bantu gue mikir lagu yang bagus."
Mereka berdua berpikir serius mencari lagu sementara Ghea sudah sampai pada mimpinya sedari tadi.
"Nyanyi lagu WAP aja."
"Mau bikin gue kena somasi dari bu ririn?"
"Hehe ya kan siapa tau lo juga mau ikut dance nya yang dilantai itu?"
Perhatian Venus dan Phoebe teralihkan pada Leo yang tiba-tiba duduk didepan mereka tepatnya disebelah Ghea yang tertidur.
"Lucu ya temen lo pengen gue gebet." Leo langsung mendapatkan tatapan tajam dari Venus dan Phoebe.
"Udah ada yang punya, lo haram mendekat." Venus tak senang melihat Leo.
"Yah selagi jalur kuning belum melengkung mah gue gas ajalah."
"Jangan banyak bacot, mau ngapain?" Jika Venus saja tak suka apalagi dengan Phoebe.
"Jahat banget jadi orang, hormat dikit sama senior."
"Senior-senior jidat lo, udah kak Leo mau ngapain?" Venus yang tengah pusing memikirkan lagu malah ditambah pusing dengan kehadiran Leo didepannya.
"Nih dari Eros buat lo." Leo meletakan s**u stroberi diatas meja.
"Buat Freya kali bukan buat gue." Venus tak yakin, mana mungkin Eros berbaik hati memberikannya s**u stroberi.
"Buat lo katanya, dia tadi udah ngasih Freya jus stroberi. Katanya sih biar lo ga rebut-rebutan." Venus dan Phoebe terkekeh dengan wajah yang menampilkan ekspresi yang berbeda.
"Gila-gila, demi menyelamatkan jus kesukaan sang tokoh utama, gue dikasih loh walau beda." Venus menatap Phoebe yang memberikan senyum mengejek.
"Kalau urusannya ama kesayangan mah susah." Balas Phoebe.
"Bilang sama kak Eros gue ga mau susunya, kalau mau ga rebutan tuh ngasih yang adil bukan timpang sebelah gini."
"Udah terima aja dengan lapang d**a susunya, kapan lagi lo dibeliin Eros ya kan?"
"Yaudah gue terima tapi ga gue minum, sampaikan sama kak Eros kalau mau ngasih lagi lain kali jangan yang mengandung stroberinya.......gue alergi."
Leo mengerutkan keningnya mendengar perkataan Venus.
'Alergi?'
'Venus alergi stroberi?'
Venus dan Phoebe langsung membangunkan Ghea, dan saat gadis itu membuka mata Phoebe langsung menarik tangannya keluar dari perpustakaan meninggakan s**u itu diatas meja bersama Leo.
"Yaampun apaansih sabar mata gue masih lengket."
"Udah kabur cepet ada pengagum rahasia lo." Venus dan Phoebe terkekeh.
"Yang mana satu?"
"Anjir nih bocah yang mana satu?."
"Biasa be, kan neng Ghea setiap hari dapet coklat banyak dari orang berbeda."
"Ehh sayang coklatnya ga dimakan sama Ghea malah dimakan sama anak-anak geng pacarnya."
Venus dan Phoebe tertawa keras.
"Ya buli terus gue, gue ikhlas kok."
Sementara Leo terdiam disana menatap nanar punggung Venus.
'Lo aneh Ven'