Afrosidiak

1006 Words
Malam ini adalah pesta untuk merayakan keberhasilan Perusahaan Di Bidang Arsitektur milik Raynand. Raynand adalah pria berusia 25 tahun yang sudah merintis perusahaan nya sejak kuliah semester 6. Sikap ulet, cekatan dan pantang menyerah nya, membuat perusahaan yang awalnya hanyalah sebuah CV dengan 5 karyawan yang merupakan teman kuliahnya semua menjadi ribuan karyawan dengan 3 anak cabang perusahaaan di wilayah pulau jawa. Walaupun perusahaan nya bukan termasuk perusahaan terbesar seantero negri. Tapi dia cukup bangga dan bersyukur karena bisa merintis sejak di lantai dasar hingga mampu bersaing dengan perusahaan besar. Padahal keluarga nya bukanlah orang-orang dalam lingkup Bussinesman. Indra ayahnya, seorang dokter spesialis jantung yang sudah mendapat gelar Professor. Sedangkan Silvi ibu nya adalah dokter umum, namun beliau sudah tidak dinas lagi sejak menikah dengan Indra suaminya. Dan Rayyan adik kembarnya pun seorang Dokter kandungan. Namun dia sama sekali tidak berminat menjadi dokter. Saat kecil dia memang terobsesi menjadi dokter karena sang Ayah merupakan sosok idola baginya. Tapi seiring berjalannya waktu. Dia menantang dirinya sendiri untuk melampaui kerangka yang ada dalam keluarganya. Dia ingin menjadi Bussinessman sukses, dengan anak perusahaan yang terpercaya di mana-mana. Dia pun dikenal oleh masyarakat, sebagai CEO Muda yang Merintis Perusahaan. Tidak hanya itu, dalam keluarganya menjunjung tinggi ilmu Agama. Membuatnya tumbuh menjadi pribadi yang peduli dengan sekitar. Dia sering mendatangi beberapa panti asuhan untuk sekedar memberi oleh-oleh dan makanan anak-anak di sana. Tak jarang karyawannya ia suruh segera pulang dan istirahat bila melihat karyawannya sedang sakit. Apalagi jika itu adalah ibu hamil. Karena kesuksesan, ketampanan dan kemuliaan hatinya, pria tampan pemilik nama Raynand itu menjadi idola para wanita. Bahkan dia menjadi daftar calon suami idaman bagi para wanita. Namun tidak ada wanita yang bisa membuat hatinya bergetar hebat. Setelah dia pernah kehilangan wanita yang dicintainya. Karena wanita itu menikah dengan pria lain yang dianggap lebih baik darinya. Temperamental itulah sifat buruk yang tidak bisa di toleransi Nazwa, satu-satunya wanita yang berhasil meluluh lantahkan dunianya. Kini dia sedang berada di sebuah villa di wilayah Rancamaya Bogor. Berdiri dengan bersandar di pagar untuk menikmati pemandangan malam hari dari ketinggian 1000 kaki. Sungguh sejenak dia bisa meringankan beban pikiran dengan menatap lampu kendaraan bermotor yang tampak seperti lampu kedap kedip di malam hari. Membentuk garis panjang mengikuti alur jalan raya. Walau matanya menatap satu arah, namun pikirannya bercabang tak tentu arah. Dia sedang berusaha melupakan kisah cinta yang miris. Kisah cinta yang harus kandas sebelum berusaha mendapatkan. Mencintai tanpa dicintai adalah hal yang sangat menyakitkan baginya. Sungguh dia sedang berusaha melupakan raa sakit hatinya. Seharusnya dia berbahagia, karena di sini dia sedang merayakan keberhasilan Perusahaan nya. Yang telah selesai membangun sebuah tempat wisata Sakura Town. Dengan kecerdasan seorang Einstein, Raynand mampu memprediksi Sakura Town akan menjadi tempat wisata favorit para wisatawan. Berkat Prediksinya tersebut, tanaman musim semi di negara Sakura itu bisa tumbuh maksimal, di wilayah yang memiliki Temperatur dan Relative Himidity mendekati angka di jepang saat musim semi. "Ray... Kamu kok menyendiri di sini?" Terdengar suara lembut seorang wanita menyapa gendang telinga pria itu.  Aurel. Gadis itu sudah lama mengagumi sosok Raynand yang selalu tampak sempurna di matanya. Aurel sangat ingin memiliki pria yang mampu memberikan warna tersendiri dalam dunianya. Dengan karakter dingin namun peduli membuat Raynand tampak mengagumkan bagi Aurel. "Hai Rel... Biasa... Menikmati suasana malam aja..." Ucap Raynand tersenyum tipis menjawab sapaan sahabatnya. "Owh... Gitu ya? Dari atas seperti ini... Lampu-lampu dari rumah warga dan kendaraan tampak indah ya?" Ucap Aurel mengagumi pemandangan malam yang menakjubkan dari ketinggian. "Ya Begitulah..." Jawab Raynand singkat tanpa menoleh ke arah Aurel yang sudah berdiri tepat di sampingnya. "Bintang nya juga indah." Ucapan Aurel menatap langit. Dan hal itu sukses mengingatkan Raynand akan Nazwa kembali. Gadis berhijab yang berhati lembut dan selalu tersenyum menatap bintang. Gadis yang hingga saat ini masih menawan hatinya. "Nazwa... Apakah Aku harus menabrakkan diriku hingga amnesia baru bisa melupakan mu?" Raynand hanya bisa bicara dalam hatinya sambil menghela nafas berat. Aurel terdiam saat menyadari kegelisahan Raynand. Aurel sadar walau jiwa Raynand berada di sampingnya, namun jiwanya entah melayang ke mana. "Kamu lagi banyak masalah ya? Ini minum dulu." Ucap Aurel menyodorkan sebuah gelas bergagang dengan minuman manis berwarna merah di dalamnya. "Terima kasih." Ucap Raynand. Raynand pun langsung mengambil gelas itu dengan kasar dan meminum seluruh isi nya dengan sekali tenggak. Sungguh pria itu berharap minuman dingin yang dia tenggak mampu mendinginkan hati dan pikirannya. Sedangkan Aurel tersenyum penuh arti saat menatap Raynand menghabiskan minuman yang dia bawa. Lalu beberapa saat kemudian, Raynand merasa ada reaksi dalam tubuhnya. Entah apa yang dia rasakan yang jelas sangat tidak nyaman. Panas... Itulah yang dia rasakan. Seolah dia ingin sekali menanggalkan seluruh pakaian nya saat ini juga. Bahkan di udara dingin malam hari wilayah bogor.  "Sial... Afrosidiac...Apa dia pikir aku bodoh?" Raynand membatin. Biasanya seorang Pria bola diberi obat Afrosidiac dalam dosis tertentu. Maka dia akan merasa pusing dan pingsan terlebih dahulu. Sebelum pria itu Turn On. Afrosidiac adalah bahan kimia kandungan obat perangsang. Sefrustasi itukah Aurel mengejar pria yang tak pernah tercapai ini. Sayangnya Aurel melupakan satu hal. Raynand bukanlah pria bodoh yang terbiasa pasrah dengan keadaan. Dalam dunia bisnis doa terbiasa untuk menyelesaikan masalah berat dengan kemampuan di luar nalar. Sehingga dalam kondisi di bawah pengaruh Afrosidiac dia pun bisa mengendalikannya. "Kau beri apa dalam minumanku?" Ucap Raynand mencekal pergelangan tangan Aurel hingga gadis itu terperanjat dan meringis kesakitan. Aurel terkejut mendengar pertanyaan Raynand. dia begitu terkejut mengetahui Raynand bisa menebak apa yang ada dalam minumannya. "Why? Are you okay? Aku tidak memberikan apapun dalam minumanmu." Ucap Aurel berpura-pura tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Raynand begitu emosi menyadari kepura-puraan yang dilakukan oleh Aurel. Pria itu pun membanting gelas kaca ditangan kirinya. PRAAAANGGG... Suara pecahan kaca membahana di dalam vila tersebut. Lemparan itu sukses membuat sang gelas jatuh dengan menggenaskan menjadi serpihan sampah tajam tak berguna. "KAU MAU MENJEBAK KU? HEH? DASAR JALANG.!" Teriakan Raynand membuatnya menjadi pusat perhatian. Namun Aurel tak peduli. Gadis itu sudah gelap mata, karena terobsesi dengan sang pria. "Dengar baik-baik... kalau pun kau telanjang di hadapan ku, aku tak akan menyentuhmu... Karena kau bukan selera ku..." Ucap Raynand dingin. Kini bukan lagi teriakan yang diberi Raynand. Melainkan sebuah kalimat dingin yang menusuk hati. Raynand pun pergi meninggalkan gadis yang sedang terduduk lemas sambil terisak pilu. Gadis itu begitu kesal karena kejadian yang menimpanya. Bukan ini yang dia inginkan.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD