28

1255 Words

Sesampainya di panti asuhan, Gilang langung turun dari mobilnya dan langung masuk ke dalam untuk mencari Lovinta dan anak-anak yang lainnya. Lelaki bingung mengapa banyak sekali lelaki berbadan kekar sedang membawa barang-barang panti untuk dikeluarkan. “Lovinta, ada apa ini?” Gilang bertanya sembari menghampiri Lovinta yang sedang terduduk di sudut kamarnya bersama dengan Sisil dan anak-anak lainnya yang sedang menangis karena takut. Gadis itu menggeleng dengan linangan air mata. “Saya tidak tahu pak, mereka memaksa kita untuk meninggalkan panti ini. Kalau tidak, maka mereka akan membakarnya sampai habis,” jelas Lovinta dengan nada serak. Gilang mengumpat di dalam hatinya, lelaki itu cepat membawa Lovinta dan anak-anak untuk diamankan. Nean yang berada di luar masih berusaha untuk m

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD