2.

2246 Words
..... "Engh..." sebuah lenguhan lolos dari bibir seorang pria yang kini sedang terbaring lemah diatas brankar rumah sakit,mata terbuka dengan perlahan,mengerjap beberapa kali mencoba menyesuaikan pencahayaan. Pria itu meneliti setiap sudut ruangan,menghirup udara yang sudah ia yakini sedang berada di rumah sakit.pria itu mengkerutkan keningnya saat melihat sosok laki-laki yang sedang tertidur disofa. "Fahmi?" panggil nya pelan kepada sahabat yang sudah pasti menunggunya. Tampak laki-laki di sofa tersebut terusik,matanya mulai terbuka,dan membelalak kala menoleh kearah ranjang,terkejut jika fahri sahabatnya sudah sadar,dengan sigap ia terbangun dan menghampiri fahri. "Kirain gue lo gak mau bangun!" ledeknya,ia lumayan bosan dan kesal karena menunggu fahri sadar itu sangatlah lama,sampai ia sudah pulang,kemudian kembali lagi,bahkan ia mengerjakan pekerjaan kantornya diruang inap fahri.ingin rasanya ia memukul sahabatnya itu,mengingat fahri terluka,ia urungkan,dan akan menebusnya nanti jika sahabatnya itu sudah pulih. Fahri yang mendapat ledekan hanya menggerlingkan mata malas,jelas sekali sahabatnya macam tak ikhlas membantu"lo nggak ikhlas gitu?"tanya fahri masih dengan suara seraknya.fahmi mengusap-usap dagunya"ya seperti itulah!"jawabnya asal. Fahri memicingkan matanya,andai dirinya tidak selemah sekarang,mungkin sudah sedari tadi dia membuat fahmi babakbelur"terus ngapain lo bantuin gue kalau gitu? " "Sorry ya,because bukan gue yang nolongin lo,tapi gebetan gue!" jawab fahmi dengan kekehan pelan nya. "Sok laku banget!" sekarang berbalik,ejekan itu membuat fahmi melotot kearah fahri,sedang fahri hanya dengan wajah datar menanggapinya. "Gini-gini gue laku ya!" "Semerdeka lu aja!" "Lo kalau sakit ngeselin ya?... Udahlah gue mau balik,asal lo tahu ya,gue ini orang sibuk,cuman karena gue berperikesahabatan,gue nungguin lo sampe gue gak makan,besok gue balik lagi,kalau lo udah dikatakan boleh pulang dan sehat,walau hati kecil gue berharap lo jangan sembuh aja,gak sakit gak sehat,sama sama bikin gue pusing... Bye!" oceh fahmi membuat si pendengar hanya terdiam tak berniat menimpali atau sekedar menjawab sedikit saja,sampai fahmi keluar pun fahri masih diam,kemudian memilih untuk kembali beristirahat. ------ Waktu sudah menjelang sore,'Aisyah baru pulang kerumah.sedangkan fatimah sudah pulang semenjak kelasnya berakhir.'Aisyah terdiam di depan pintu,ia merasa ragu untuk melangkah masuk,hatinya tidak karuan setiap kali dia terlambat pulang, pasti akan ada perdebatan kecil dimana dia yang selalu salah.'Aisyah menarik nafas dan menghembuskan nya pelan,menguatkan dirinya untuk menghadapi apa yang akan terjadi nanti. 'Aisyah memberanikan diri membuka pintu"assalamualaikum "salam aisyah. " waalaikumussalam"jawab semua orang yang ada dirumah. Saat masuk,mata aisyah kini melihat semua anggota keluarganya sedang berkumpul di ruang keluarga,jangan lupakan tatapan intimidasi dari ketiganya,lebih lagi tatapan sang umi yang seolah aisyah melakukan kesalahan fatal. Aisyah memilih menunduk,melangkah kan kakinya pelan mendekati keluarganya. "Dari mana saja kamu aisyah?"tanya Rahma sinis. Aisyah terdiam,bukan tak ingin menjawab,tapi takut jawabannya tak diterima seperti biasanya. " kenapa tidak menjawab?... Merasa bersalah?..bisa tidak sekali saja kerjaanmu jangan keluyuran,jangan bolos kuliah,kamu sama saja menghamburkan uang,bikin bangga keluarga,setidaknya pulang tepat waktu,contoh kakakmu..."bentak umi Rahma.apa yang harus aisyah perbuat jika dirinya sudah dibandingkan dengan sang kakak yang memang dari segi manapun,dimata uminya sang kakaklah yang selalu benar. Aisyah hanya mampu terdiam,menahan air mata yang sudah menggenang dipelupuk matanya,sedikit saja dirinya berkedip,bulir bening itu akan meluncur keluar.ia masih mampu menahan sesak didadanya,tak ingin terlihat lemah dengan tangisnya. "Umi bingung,bagaimana cara mendidikmu biar gak jadi pembangkang,sudah sering umi bilang jangan bolos, jangan sia-siakan kuliahmu,tapi masih juga tidak kamu dengar! Apa salah umi sampai harus seperti ini?..." ujar umi Rahma dengan suara tingginya, membuatnya memegang d**a akibat terlalu emosional,hingga fatimah segera melerai"umi tenang dulu!"ucap Fatimah seraya mengusap punggung uminya pelan. "Salah umi itu ngelahirn aisyah!" lirih aisyah,sungguh ia terluka dengan setiap perkataan uminya,hatinya hancur,sakitnya saat ini sangat luar biasa,batin nya tercabik-cabik,seperti ada belati yang mengirisnya perlahan,aisyah sudah terlalu sering di bandingkan,tapi sekecewa itukah uminya sampai beliau seolah benci padanya, kenapa tidak ada sedikitpun peluang untuknya menjelaskan. Aisyah memilih melarikan diri,ia berjalan meninggalkan keluarganya,walau terlihat tatapan kesal dari uminya,ia tak perduli, sekarang ia harus bisa menenangkan dirinya,terlebih lagi hatinya. Sesampainya dikamar,aisyah menghempaskan tubuhnya keatas tempat tidur,seketika itu tangisnya pecah tanpa bisa di halangi,ia menangis dalam diam merasakan keletihan hatinya,ia tutup wajahnya dengan bantal untuk meredam suara segukannya,walau air mata kini terus mengalir dan membasahi bantal. Hatinya sakit,sesak luar biasa,sakitnya tak mampu ia jelaskan dengan kata-kata,yang terasa kini hanya hancur.Bahkan air mata itu akan terus mengalir selama kejadian masih terbayang dan melekat jelas di otak,bagai putaran kaset rusak dimemorinya. "Apakah umi menyesal telah melahirkanku?" lirih aisyah. "Yaa allah...hanya engkau yang tahu segalanya,tahu apa yang terjadi,semua atas kehendakmu...jika ini adalah takdir...aisyah terima..aisyah ridho!" Tok..tok..tok.. Ketukan dipintu menyadarkan aisyah,ia ulurkan tangannya mengusap matanya,menetralkan kembali wajahnya berharap tak terlihat ia baru menangis, ia mencoba melupakan kejadian beberapa saat lalu,walau sulit untuk dilakukan,setidaknya ia mencoba bukan?. Ia turun dari ranjang, melangkah mendekati pintu dan membukanya,terlihat pria baya dibalik pintu tersebut. "Abi" Tuan akbar tersenyum"abi boleh masuk?"ijin beliau. Aisyah mengangguk "tentu saja boleh bi!" putusnya. Mereka masuk kedalam kamar,tak lupa aisyah kembali menutup pintu.aisyah mengekori abinya yang melangkah mendekati sofa,duduk disana, dan berisyarat kepada aisyah untuk duduk disamping beliau,dengan menepuk sofa kosong disampingnya. "Kamu kenapa Aisyah?" tanya tuan akbar lembut. "Maafkan aisyah bi,maaf karena Aisyah pulang terlambat!" aisyah menjawab dengan kepala tertunduk. "Memangnya tadi aisyah kemana?" tanya abi lagi. "Tadi aisyah menolong korban kecelakaan beruntun,bahkan ada satu korban yang langsung aisyah bawa kerumah sakit,dan saat aisyah ke kampus,semua mata kuliah aisyah sudah selesai, Aisyah memilih menangkan diri dengan pergi ke panti.. Maafkan aisyah bi,aisyah mohon abi jangan marah!" jelasnya, tak lupa dengan permohonan yang ia ucapkan pada tuan akbar. "Tidak nak...selama apa yang aisyah kerjakan adalah perbuatan mulia,abi tidak akan marah...aisyah hanya perlu bersabar!" ujar tuan akbar seraya mengemudi kepala aisyah sayang. "Bersabar untuk apa bi?" tanya aisyah. "Bersabar untuk mengahadapi segala cobaan di dunia ini.kita hidup dunia ini hanya sementara,dan dari itu kehidupan akan terus berjalan.setiap perjalanan tidak akan semulus apa yang kita bayangkan dan harapkan, perjalanan ini kerap kali membuat kita lemah.Dalam kehidupan saja sudah terbukti,bahwa semuanya tidak akan sempurna.seperti manusia,ada yang kaya dan ada yang kekurangan,ada yang baik dan ada yang buruk,begitupun kehidupan. Allah maha adil Aisyah, jika kamu merasakan sulit selama didunia,insyaa allah aisyah akan mendapatkan kebahagiaan di akhirat jika aisyah ta'at kepada allah,berpasrah, sabar dan lapang d**a dalam menerima segala ujian.oleh karena itu allah menciptakan semuanya untuk saling melengkapi. Begitu pun aisyah dengan umi,mungkin sekarang umi sedang dalam keadaan tidak baik hatinya,tapi nanti umi pasti mengerti.." jelas abi,aisyah merasa tenang mendengarnya,hanya abinya yang mengerti,walau selama dimarahi,abinya tak pernah membela karena jika terjadi,semuanya akan semakin runyam,cukup abinya seperti sekarang saja,Aisyah senang. "Ya sudah,abi keluar ya!..cepat tidur,ini sudah larut!" ucap abi,kemudian beranjak pergi. Pintu terbuka,sesaat sebelum keluar,aisyah menghentikan tuan akbar dan memeluknya erat"makasih bi,Aisyah sayang abi..Aisyah akan berusaha jadi anak yang sholihah,berbakti kepada abi dan umi,dan membanggakan keluarga.."ucap aisyah. Tuan akbar tersenyum,membalas pelukan aisyah hangat"aamiin..abi keluar ya!..assalamualaikum "pamit tuan akbar "Waalaikumussalam"jawab aisyah kemudian menutup pintu. ------ Cahaya matahari masuk melalui sela-sela kaca jendela kamar aisyah.akan tetapi gadis itu bangun mendahului fajar,melakukan kegiatan rutin di sepertiga malam,setelah kegiatan pribadinya selesai,ia selalu memasak,menyiapkan sarapan sebelum keluarganya bangun.aisyah sudah dalam keadaan rapih,sudah siap untuk pergi ke kampus.semua orang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing, begitu juga dengan Fatimah. Sekarang fatimah sedang bersama umi Rahma,terlihat bersenda gurau tertawa bersama,aisyah yang melihatnya hanya bisa terdiam dengan tertanam rasa iri,ingin merasakan hal serupa yang kini Fatimah rasakan.sedari kecil Fatimah adalah anak yang paling disayang oleh umi,bahkan disaat fatimah menjadi sorotan keluarga. Mereka selalu bergembira tanpa niat mengikut sertakan dirinya,Aisyah berharap ada saat dirinya bergabung dalam lingkup kesenangan mereka.kilasan masa lalu membayanginya berkali-kali,saat aisyah mulai terasa diacuhkan. FLASHBACK Umur aisyah dan fatimah masih terbilang muda,mereka baru saja masuk di jenjang sekolah menengah atas (SMA).dan saat hari libur seperti saat ini,mereka habiskan untuk berkumpul,mengobrol, makan bersama dan kegiatan menyenangkan lainnya. Saat ini aisyah dan Fatimah sedang berada di belakang rumah kediaman akbar,mereka memang saudara,tetapi sifat dan karakter mereka sangatlah bertolak belakang.sifat Fatimah sedikit egois dan ingin menang sendiri,suka melempar kesalahan yang dilakukannya kepada aisyah.sedang aisyah hanya bisa menerima apa yang kakaknya lakukan,tidak bisa menyangkal. Bahkan dalam berpakaian pun,fatimah lebih terlihat modis,sedang aisyah terlihat lebih sederhana,yang penting nyaman saat dikenakan. "Fatimah,aisyah!" panggil umi Rahma. "Iya mi?" jawab aisyah yang kini menutup buku yang sedang dibacanya,memilih memperhatikan uminya terlebih dahulu. "Mana kakakmu?" tanya umi saat sadar Aisyah tidak sedang bersama fatimah.aisyah menggeleng pertanda tidak mengetahui keberadaan kakaknya itu. "Ada apa mi?" terdengar suara dari pintu rumah. "Dari mana kamu?" tanya umi. Fatimah bingung untuk menjawab,pasalnya sekarang dia sedang melanggar apa yang keluarganya larang sejak dulu, berhubungan,atau lebih jelasnya pacaran.mengingat keluarga akbar lumayan dalam ajaran agamanya,dan itu berlaku untuk kedua puterinya .apalagi pergaulan yang sudah dikatakan akhir jaman,dan larangan itu sebagai bentuk perlindungan dari ayah kepada anaknya. "Hem...itu mi..tadi fatimah menemui laki-laki yang ingin bertemu dengan aisyah,mungkin itu pacarnya!" ucap Fatimah berbohong,aisyah yang tidak tahu menahu hanya menatap kakaknya tak percaya, kenapa ia yang harus diseret kedalam masalah fatimah. "Benarkah itu?" tanya umi Rahma kearah aisyah dengan nada yang meninggi. Apa yang harus aisyah jawab?..berkata jujur kalau dia tidak tahu perihal masalah nya?.atau tetap diam? Dan pilihan aisyah adalah diam,ia tahu,percuma saja ia menjelaskan, kakaknya akan tetap menang dan kesalahan tetal menjadi miliknya. FLASHBACK OFF. Dan dari sanalah uminya bersikap acuh,tak pernah lagi membelai rambutnya,memberikannya kasih sayang seperti dulu. Masa lalu itu mungkin bisa dikatakan hal sepele bagi orang lain,tapi tidak dengan keluarga nya.batas mahram yang sangat dijunjung tinggi,agar anaknya tidak terkena pergaulan bebas.dan dari semua itu yang tersisa hanya sebuah kenangan.mengingat semua itu,ia yakin bahwa lukanya akan sangat sulit untuk dihilangkan. Aisyah memilih memalingkan wajah dari umi dan fatimah,dan bergegas untuk pergi kekampus. --- "Assalamualaikum aisyah!"ucap seseorang dari arah belakang, diliriknya oleh aisyah,dan ternyata adalah salah satu sahabatnya. " waalaikumussalam,aku kira siapa!"jawab Aisyah seraya tersenyum. "Ya siapa lagi kalau bukan Nurul yang cantik,baik,imut,lucu,dan jopy yaitu jomblo happy"ucap buruk memuji dirinya sendiri tak lupa dengan gerakan yang sesuai dengan karakter yang ia ucapkan barusan. Melihat tingkah Nurul,aisyah sudah terbiasa dengan tingkah satu sahabatnya itu,terbilang unik.bahkan jika aisyah bosan,Aisyah akan ikut memeragakan dan membuat Nurul jengkel. Nurul adalah salah satu sahabat yang dimiliki aisyah,dan masih ada beberapa sahabat yang lain,diantaranya ada Halimah,Anisa,Zidan,Ridwan, Fitri,Fauzi,Faisal dan Fauzan.mereka adalah daftar nama yang tercantum dalam buku persahabatan aisyah.Dan tak lupa Aisyah yang membuat grup islami bersama para sahabatnya itu,yang diberi nama SIPA,singkatan dari Sahabat Islam Pecinta Alqur'an. Kenapa dinamai SIPA,karena aisyah ingat bahwa semua sahabatnya penghafal al-qur'an,lebih tepatnya pejuang untuk menghafal.mereka selalu melakukan kegiatan positif bagi orang lain.saling berbagi ilmu dan nasihat. Mungkin dalam grup SIPA tersebut terdapat beberapa laki-laki yang ikut perkumpulan,tapi jarak dan batas aman menjadi hal paling penting yang tidak boleh dilanggar.dan hal seperti itu yang membuat Aisyah nyaman,tak dapat kebahagiaan dari keluarga,sahabat pun ada. "Aisyah?" panggil Nurul "Hem.." "Kumpul yuk,udah lama lho kita gak kumpul-kumpul lagi!temen-temen yang lain juga banyak yang nanyain,apalagi si fauzi tuh,kangen katanya,kangen sama si fitri,hehe.."jelasnya. " yaudah,tanya yang lain mau kapan,aku mah ikut aja!"jawabnya santai,tak lupa senantiasa tersenyum. "Oke...aku kabarin lagi nanti deh!.eh..satu lagi,nanti kita kekantin,aku juga udah nyuruh yang lain buat kesana!" ucap nurul sebelum pergi,mengingat kan Aisyah untuk ikut bergabung. Nurul memang salah satu orang yang antusias dalam pertemuan, bahkan sering kali Nurul yang menjadwal pertemuan mereka.Nurul meninggalkan aisyah sendiri karena perbedaan jurusan yang mereka ambil.kebanyakan dari sahabat-sahabatnya mengambil jurusan bisnis, perguruan tinggi,arsitek dan hukum, sedang yang mengambil kesehatan hanya dirinya seorang. Dan berakhir aisyah yang kesepian,karena Aisyah yang sedikit sulit mendapat teman baru,di ajak ngobrol ya hayu,gak di ajak ya aisyah tidak perduli.hanya aisyah yang memiliki minat dalam jurusan tersebut,bahkan keluarganya pun tak ada yang mengambil jurusan yang ia ambil.abinya masuk bisnis,sedang umi masuk hukum sama dengan fatimah.aisyah berfikir jika dia menjadi sedang dokter, dia bisa menolong orang lain,dan jika pun keluarganya ada yang sakit,aisyah ingin ia yang merawatnya. Sesederhana itu keinginan aisyah. ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD