05

1029 Words
Tangan Karin segera meraih Vibrator itu dan menghentikannya namun Rico langsung menampiknya dan kembali menyalakannya maksimal. “Kubilang jadilah rubah jinak.” Rico menahan kedua tangan Karin ke belakang dan memborgolnya. Lelaki itu juga memasangkan gag ball di mulut Karin hingga ia tak bisa berteriak ataupun mengeluarkan desahan. Tak mau menganggarkan kedua buah d**a Karin, Rico mengambil dua buah penyedot p******a dan memasangkannya hingga membuat dua p******a itu tertarik kuat dan membuat Karin terpejam menahan nyeri. “Ini belum seberapa sweety karena permainan sesungguhnya ada di rumah.” Rico membalik posisinya hingga Karin berada di bawahnya. Lelaki itu bisa merasakan bahwa Karin sudah basah karena vibrator. Di gerakannya miliknya perlahan dan menusuk ketika ia merasakan Karin akan keluar, Rico segera mencabut miliknya dan mengambil fox tail anal Rico mencabut vibrator yang mengocok lubang belakang Karin dan memasukkannya ke bagian depan. Vibrator besar itu langsung mengocok Karin cepat. Rico memasangkan bagian belakang Karin dengan anal. Dan mengecup kening itu. Ia tau bahwa Karin tersiksa karena kewanitaannya terkocok brutal, tangannya yang terikat tak bisa melampiaskan hasrat, kedua payudaranya yang tertarik kuat dan juga mulutnya yang tertutup gag ball membuatnya teriakannya tertahan. Hanya gerakan-gerakan tubuh Karin dari pinggul hingga d**a yang terus bergerak tak karuan. “Nikmatilah selama perjalanan.” Rico pindah ke bagian kemudi dan memasang kembali celananya. Ia mengemudikan mobil itu dengan lambat karena efek alkohol yang masih tersisa dan juga untuk lebih menyiksa Karin. Di perjalanan sesekali ia melirik Karin yang kelelahan karena pelepasannya yang entah ke berapa. Sesampainya di parkiran apartemen, Rico melepaskan semua benda yang ada di tubuh Karin dan menyisakan anal. Tubuh Karin tampak lemas dan tak bertenaga, air matanya dan keringat membasahi wajahnya. Rico memakaikan dress Karin tanpa dalaman. Lelaki itu keluar dari mobil dan membukakan pintu untuk Karin. “Keluar.” Dengan gemetar, Karin keluar namun ia hampir terjatuh karena tak tahan. Rico segera membopongnya dan menendang pintu mobil hingga tertutup. Ketika berada di lift, ia bertemu dengan seseorang dan Rico hanya memberi senyuman karena orang itu terus menatapnya. Sesampainya di lantai apartemennya, Rico langsung masuk dan menghempaskan tubuh Karin ke ranjang. “Lepas bajumu.” Ucapnya dan meninggalkan Karin. Rico mengambil sebuah box dan menaruhnya di samping Karin yang telah telanjang. Lelaki itu meraih dagu Karin, memaksa perempuan itu menatapnya. “Dari awal aku sudah mengatakannya padamu. Kau itu milikku DAN TAK ADA YANG BOLEH MENYENTUHMU!” Rico menghempaskan wajah Karin dan beralih ke arah box “Maafkan aku, aku tak akan membiarkan Tian menyentuhku lagi.” “Kau sebut namanya lagi, aku jamin sampai besok kau tak akan bisa pergi dari ranjang.” Tekan Rico yang membuat Karin bungkam seketika. Rico mendorong pelan tubuh Karin hingga perempuan itu terbaring. “Tangan.” Karin memberikan tangannya dan Rico langsung mengikat tangan kanan Karin dengan kaki kanannya yang tertekuk, begitu pula dengan yang kiri, hingga memperlihatkan area kewanitaan Karin. “Kau tak boleh melepas ekormu hingga aku membolehkanmu melepasnya.” Rico memasukkan dua jarinya ke lubang Karin dan mengocoknya, membuat perempuan itu menggigit bibir. Lelaki itu menusuk-nusuknya dan mengocok nya lagi. “Ahhhh” Rico menambah satu jarinya dan semakin cepat mengocok. Karin memejamkan matanya saat jari Rico menusuk area sensitifnya. Rico tersenyum simpul ketika ia merasakan kehangatan menyelimuti jarinya. Ia mengeluarkan jarinya yang telah basah akan cairan Karin lalu mengoleskannya di perut rata Karin. Ia kembali mengocok Karin dan mengeluarkan jarinya lagi. “Buka mulut Lo.” Karin membukanya dengan sedikit enggan. Dan Rico memasukkan ketiga jarinya tadi ke dalam mulut Karin. “Kulum” Sembari jari Rico di kulum, Rico mengambil Vibrator dan memasangnya di kewanitaan Karin, membuat perempuan itu menggigit jari Rico. Rico menarik tangannya dan menyalakan Vibrator itu dengan mode lambat. Rico melepaskan baju dan juga celananya, menyisakan boxer. Lelaki itu naik ke atas ranjang dan merangkak ke atas Karin. Ia langsung menggigit p****g Karin yang menggodanya sejak tadi. Sembari menambah kecepatan Vibrator, Rico terus saja bermain dan memberikan tanda di buah d**a Karin. “Ughhhh” Karin melengkuh saat Vibrator itu terus menekan titik sensitifnya. Napasnya mulai menderu dan hasratnya semakin menggila. “Hah hah hah” napas Karin tersenggal saat Vibrator itu semakin cepat. “Ungghhhh” Tubuh Karin bergerak tak nyaman. Tangannya yang terikat dengan kaki membuatnya tetap mengangkang di hadapan Rico yang saat ini beralih ke wajah Karin. “Tatap aku.” Ucapnya tajam dan saat membuka mata, bibir Rico sudah berada di atas bibirnya. Karin sudah akan meraih bibir itu, namun Rico mengalihkan pandangan hingga Karin hanya bisa mengecup pipi Rico. Terus seperti itu hingga membuat Karin semakin tersiksa. “Hahhhh..” Karin menggigit bibirnya kuat saat ia akan keluar lagi. Tak memberi kesempatan Karin untuk menciumnya, Rico malah beralih ke leher perempuan itu dan memberikan banyak tanda di sana, Untung besok libur jadi Karin tak perlu susah payah menutupi semua tanda itu. “Ungghhhh” Karin merasakan Vibrator itu dicabut dari kewanitaannya dan digantikan oleh milih Rico. “Kau sangat becek.” Ucap Rico saat tubuhnya mulai bergerak. Rico hanya memperhatikan wajah tersiksa Karin saat dirinya terus mengoyak lubang itu ganas. Rico menyemburkan benihnya ke dalam tubuh Karin dan kembali mengeluar masukkan miliknya. Beberapa kali Rico mendapatkan pelepasannya namun seakan belum puas, lelaki itu membalik tubuh Karin yang terikat hingga menungging di hadapannya. Rico menyingkap Fox tail anal yang masih terpasang agar tidak menghalanginya. Lelaki itu langsung mengocok Karin menggunakan miliknya dengan posisi dogy. Hal itu membuat Karin terus merintih dan mendesah. Rico menangkup buah d**a Karin dan memasangkan penjepit di kedua putingnya. Ia terus menarik pinggul perempuan itu agar terus merapat padanya. Sudah tak terhitung berapa kali Karin mendapat pelepasan. Tubuhnya semakin tak berdaya. Rico menampar p****t Karin hingga kedua p****t itu memerah. Beberapa jam telah berlalu, namun Rico terus saja menghujamkan miliknya dan menyemburkan cairannya. “Kau milikku dan selamanya begitu.” Gumam Rico saat menyemburkan spermanya. Cairan itu terus meleleh, tumpah dari liang Karin hingga membuat selimut di bawahnya sudah sangat basah. Rico mendiamkan miliknya sesaat sebelum melepaskannya. Lelaki itu menolehkan wajah Karin agar melihat ke hadapannya. Keringat, air mata dan wajah tersiksa bergabung menjadi satu, Rico menyukai itu. “Ini masih jam 5 pagi sweety, ini belum berakhir.” “Hentikan Rico.. aku mohon, aku sudah tidak kuat.”
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD