Alasan.

3051 Words
Arka merasa jika sudah seminggu ini Asa berubah. Istrinya tidak pernah lagi membuat masakan lezat yang selalu menjadi favorit Arka. Tidak pernah lagi tersenyum penuh cinta dan manis untuknya. Selalu menolak keinginannya ketika dia ingin menyalurkan hasratnya. Bahkan setiap hari istrinya yang cantik itu selalu tidak berada di rumah ketika ia pulang dari kantor. Jelas Arka merasa kesepian. Tidak ada lagi wanita cantik yang berlari kecil menuju ke arahnya dan memeluknya manja ketika pulang kerja. Tidak ada lagi kehangatan yang ia dapatkan di tujuan ia pulang kerja, sebab rumah selalu gelap ketika Arka datang. Rumahnya yang sekarang tak ubahnya seperti kuburan, gelap, sepi dan kosong. Apa sebenarnya yang terjadi...? kenapa Asa berubah... ? Inilah yang menjadi tanda tanya besar Arka. Seperti hari-hari kemarin, hari ini Arka menunggu Asa pulang ke rumah. Detik-detik yang berlalu tanpa henti membawa rasa nyeri di hati Arka semakin bertambah. Meski demikian berlalunya waktu yang membawa rasa kantuk, tidak menyurutkan tekad Arka untuk menunggu kepulangan sang istri dan berbicara dengannya. Sudah saatnya istrinya disadarkan jika dia sudah melenceng dari tugasnya sebagai istri. Tak terasa waktu telah menunjukkan jam sebelas malam, namun Asa belum terlihat batang hidungnya. Rasa rindu menusuk Arka, dia benar-benar merindukan istrinya yang dulu. Ribuan tanya kembali bergejolak atas tingkah Asa, dan saat ini Arka bertekat untuk menyelesaikan semuanya. Tik. Tik. Bunyi detak jam dinding menjadi melodi di malam yang hening. Arka terus menunggu kopi hitam yang baru ia buat. Rasa gelisah mulai merambat hingga setengah jam kemudian, pintu ruang tamu perlahan terbuka. "Asa?" Alangkah terkejutnya Arka melihat istrinya berpakaian seksi dan hot memamerkan dadanya yang hampir tumpah. Bahkan Arka menelan ludah berkali-kali melihat tubuh istrinya yang berlekuk seperti biola Spanyol. p****t yang bulat dan besar. d**a yang menantang, juga kulitnya yang putih mulus dan bersinar. One piece dress ketat menampilkan bahu dan pahanya membuat Arka hampir tertutup kabut nafsu. Rambutnya yang biasa diikat long tail oleh Arka sekarang dibiarkan terurai jatuh hampir menutupi bokongnya. Asa nampak luar biasa. Namun menyadari jika keseksian tubuh istrinya dilihat orang lain membuatnya kesal dan marah. Sebelum Arka mengamuk, Asa dengan ringan berkata. "Stop aku mengantuk, besok saja jika ingin marah," ucapnya acuh tak acuh. "Tapi kamu sudah keterlaluan Asa!? Apa yang kamu pikirkan dengan pulang malam-malam seperti ini!?" Asa hanya mendengus lalu menuju kamar dan tidur pulas. Arka hanya bisa mengepalkan tangannya kuat-kuat karena menahan marah karena diabaikan istrinya. Sebab sebesar apapun kemarahannya, dia tidak bisa melayangkan tangan pada istri yang sangat ia cintai. Akhirnya Arka ikut tidur di sisi Asa yang sudah terlelap. Keesokan harinya, Arka sengaja ijin dari tempat kerjanya. Dia ingin mengikuti kegiatan Asa mulai dari keberangkatan dirinya ke kantor. Dari jauh Arka diam-diam mengawasi Asa yang sedang beraktivitas. Setelah satu jam menguntit Asa. Arka merasa jika kegiatan Asa tidak ada yang mencurigakan. Dia menjalani hari-hari dengan normal. Bekerja di butik, belanja dan lainnya. Istrinya bahkan tidak berhubungan dengan pria ataupun bergaul dengan wanita urakan. Akan tetapi Arka masih belum puas dengan hasil yang ia dapatkan. Ia pun membuntuti Asa yang kini tengah berada di mall. Tanpa Arka duga, Asa ternyata bertemu dengan Indra Blaire Subroto. Pria yang merupakan sepupu sekaligus panutan dirinya. Pria hebat yang menguasai bisnis multilateral. Indra bisa dikatakan sempurna karena memiliki syarat untuk menjadi sempurna. Tidak ada hal yang tidak ia miliki. Ketampanan, kekayaan, popularitas dan berkuasa. Arka bahkan secara khusus menimba ilmu pada pria yang usianya hanya terpaut tiga tahun darinya itu. 'Ada urusan apa mereka bertemu...?' Mata Arka membola saat Asa mencium bibir Indra sekilas. Lalu mereka menuju tempat parkir dan melesat meninggalkan mall ini. Arka secara sigap terus mengekori mereka berdua secara diam-diam. Hatinya sudah tak berbentuk lagi karena cemburu dan kecewa. Ingin sekali dia menghajar pria yang mengkhianatinya itu. Akhirnya mobil yang dikendarai Indra berhenti di sebuah bangunan mewah. Arka sangat hafal bangunan ini. Rumah ini begitu besar, luas dan mewah. Dulu Arka sangat bersemangat jika datang ke rumah ini untuk bertemu dengan Indra dan berdiskusi tentang bisnis. Akan tetapi hari ini, setiap langkah yang ia pijak bagai ribuan jarum yang menusuknya. Dari mobil yang ia parkir di luar pagar rumah Indra, Arka melihat Indra keluar dan membukakan pintu mobil untuk Asa. Tak lama kemudian Asa keluar dan menerima uluran tangan Indra. Mereka nampak mesra. Asa bahkan menyandarakan kepalanya di bahu Indra tak perduli jika dirinya sudah memiliki seorang suami. Arka yang dalam kadar emosi yang tinggi hampir tidak menahan diri untuk menghajar Arka. "Padahal mereka saat ini masih dihalaman Mansion, tapi mereka dengan tidak tau malu bermesraan disana." Arka yang sedang diliputi emosi tidak lagi bisa sembunyi dari mereka. Arka keluar dari persembunyiannya. Dia mengikuti Asa dan Indra yang telah masuk ke dalam Mansion itu. "Asa, beraninya kau selingkuh dibelakang ku. b******k!" Arka keluar mobil dan masuk ke dalam halaman. Dengan cepat ia berlari menuju pintu Mansion. Baru kali ini dia merutuki jarak pagar dan pintu mansion yang jauh. Tapi dia tidak perduli. Dia ingin segera menangkap basah Asa dan Indra, lalu memberi istrinya pelajaran karena berselingkuh. Dan benar saja, dengan mata kepalanya sendiri Arka menangkap Asa kembali bermesraan. Jantung Arka semakin berdenyut kencang seakan siap meledak. Kegilaan, rasa putus asa yang muncul hampir membuatnya kalap mata. Hanya saja ia berhasil mengendalikan diri, dan dengan langkah tenang-- Arka menuju ke arah mereka. Plok plok plok. Arka berjalan dan bertepuk tangan ke arah Asa dan Indra. Sedangkan dua pasangan yang kegiatannya diinterupsi oleh Arka dengan tenang menoleh pada pria itu. Tidak ada rasa bersalah dari mereka. "Jadi ini melakukan mu selama ini, jalang!" Teriak Arka marah. Dia menunjuk istrinya dengan tangan gemetar. Dia melihat sinis pasangan selingkuh ini. Entah rasa mana yang lebih besar yang menyakitinya, pengkhianatan Asa atau kekecewaan yang ia rasakan. Hebatnya lagi Asa tidak terkejut atau merasa ketakutan melihat suaminya memergoki perselingkuhannya. Matanya justru nampak puas melihat Arka marah. Sama halnya dengan Indra dia justru berwajah datar. Lalu melingkarkan tangannya pada pinggang langsing Asa. Mendengarkan dengan bosan makian dan omelan Arka. "Oh kau di sini..." ucap Asa malas. "Sungguh tidak tahu malu! Kau bahkan tidak menunjukkan rasa bersalah sama sekali. " Makian Arka terus berlangsung. Asa hanya menatap dingin Arka yang mengawasi dengan sorot mata membunuh. Keduanya saling melihat dengan tatapan tidak bersahabat. "Lalu, apa yang ingin kau lakukan tuan Arka?" Tantang Asa. "Tentu saja aku akan menceraikan mu. Jalang! Dan kau, mulai saat ini bukanlah sepupuku. Kita putus ikatan darah!" Arka dengan emosi menunjuk Indra. " Aku tidak akan menghajarmu karena aku enggan mengotori tanganku. " Setelah itu, Arka meninggalkan mereka berdua. Dia ingin segera mencari pengacara dan mengurus surat perceraian mereka. Indra hanya tersenyum sinis pada Arka. Tangannya masih melingkar pada pinggang Asa dan memeluk gadis yang terisak itu. *** Di rumah miliknya, Arka membanting semua peralatan yang bisa dijangkau olehnya. Dia tidak habis pikir. Mengapa wanita cantik, baik dan ceria seperti istrinya bisa berselingkuh. Hatinya seperti teriris oleh pisau tak kasat mata. Dan yang lebih membuat dirinya lebih marah lagi adalah karena Asa tidak menyesal sama sekali. Bahkan ia tidak menyusulnya dan pulang ke apartemen ini untukmu untuk meminta maaf padanya. Prank! "Kenapa! Kenapa Asa!'' "Padahal aku sangat mencintai mu Asa. Sangat..." Arka yang tidak terima dengan kenyataan terus menghancurkan barang-barang yang bisa ia raih. Setengah jam berlalu. Jiwa Arka serasa kosong setelah mengamuk. Tubuhnya pun merosot ke lantai di mana seluruh barang- barang yang ia banting berserakan. "Asa hiks..." Usai mengamuk, kini Arka menangis. Seumur hidupnya, baru kali ini ia menangis. Dan itu karena sang istri yang tidak bisa ia miliki lagi. *** Dua hari kemudian Arka menerima surat cerai yang ditanda tangani oleh Asa beserta pengacara yang membawa dokumen perceraian. Arka merasa miris karena masih berharap Asa datang dan meminta maaf padanya. Padahal ia mau memaafkan Asa jika istrinya meminta maaf dan berjanji tidak mengulanginya lagi. "Nyonya Asa sudah siap bercerai dengan anda, Tuan. Saya sudah mendaftarkan gugatan atas namanya di pengadilan. " Pengacara itu melanjutkan ucapannya, " Ini ada titipan dari Nyonya Asa. " dia menyerahkan kaset pada Arka yang yang disambut dingin oleh pria itu. "Terima kasih. " Karena tidak diterima dengan baik , pengacara itu menaruh kaset di samping surat yang ditandatangani oleh Asa, lalu dia pergi meninggalkan Arka yang yang hanya diam di kursi meja kerjanya. Setelah pengacara itu pergi, Arka tertawa sambil mengusap wajahnya. Dia menertawakan kegilaan dunia, seharusnya dia yang menceraikan Asa akan tetapi yang terjadi justru sebaliknya. Asa lah yang menceraikan dirinya. Tatapan Arka jatuh pada Ada kaset yang berada di samping surat cerai itu terdapat kaset yang isinya entah apa. "Apa lagi yang dia rencanakan?" Arka mengambilnya dan memasukkan ke DVD lalu menyalakannya. Alangkah terkejutnya dia melihat isi rekaman kaset itu. Badannya seolah lumpuh mendadak. Jiwanya terasa ditarik paksa dari tubuhnya. Menyaksikan isi video ini Arka merasakan sakit yang luar biasa, melebihi rasa sakit saat dirinya menangkap perselingkuhan Asa. Di video itu, tergambar jelas dirinya dan Natalia yang sedang bermesraan. Posisi mereka bahkan sangat jelas. Memang selama ini dia sedang menjalin hubungan dengan Natalia. Akan tetapi dia sama sekali tidak berniat meninggalkan Asa karena sudah sangat jatuh cinta pada istrinya itu. Jalinan antara dia dan Natalia hanyalah sekedar melepaskan rasa jenuh semata. Arka ingat jika hari kejadian yang ada di video itu terjadi sehari sebelum sikap Asa yang berubah. "Astaga, jadi ini sebabnya..." lirih Arka. Tubuh Arka merosot jatuh ke lantai. Kebenaran menghantam otaknya, ketika jawaban yang ia harapkan terjawab. Jadi ini penyebab Asa berubah. Ternyata Asa tahu kegilaan dirinya bersama dengan sahabat Asa. Jadi Asa sedang membalas perbuatannya dengan berselingkuh dengan orang yang ia hormati melebihi ayahnya. Arka menunduk dan menangis. Ternyata dirinya sendiri yang membunuh istrinya yang cantik dan ceria. "Agghhhrrr..." Arka menjerit keras untuk meluapkan emosi dalam yang siap meledak di dadanya. Dia menangisi kebodohannya selama ini. Bagaimana mungkin ia tidak sadar jika sudah ketahuan sehingga menyebabkan Asa berubah. Kini Arka tidak tahu apa yang harus ia perbuat, dia tidak bisa menemui Asa tapi dia ingin berbicara dengan istrinya. Semua jalan serasa tertutup untuknya. Itu karena dia tidak mungkin menemui Asa disebabkan istrinya itu sudah berselingkuh, tapi dia ingin berbicara pada Asa karena sudah memulai perselingkuhan. Yang tersisa kini hanyalah penyesalan dan kondisi yang tidak bisa dikembalikan seperti dulu. . . . . Di cafe milik Asa. Natalia, seseorang yang mengaku sahabat Asa sedang menunggu di meja VIP. Desain yang unik bergaya perahu mengambang membuat Cafe ini cukup terkenal. Natalia menunggu kedatangan Asa sambil memilah menu yang ingin dia pesan. Tak lama orang yang ia tunggu menuju ke arahnya. "Kau lama sekali Asa!" Ucap natalia pura-pura sebal. Tak ada emosi apapun yang terpancar dari mata yang biasa menatap lembut pada Asa. Dia bahkan tidak merasa bersalah sama sekali. " Maaf sudah membuatmu menunggu, " ucap Asa sambil tersenyum manis. " Tidak apa -apa aku tahu jika kau pasti punya urusan penting sehingga datang terlambat. Kaukan punya butik," jawab Natalia. Dia masih berperan menjadi sahabat yang baik. "Ya, aku tadi menunggu kedatangan tamu istimewa. Dia menitipkan ini padaku untukmu." Asa menyodorkan sebuah map ke arah Natalia yang masih bersikap biasa seolah tidak memiliki rasa bersalah sedikitpun. Dia pun menunggu reaksi dari Natalia saat melihat isi map. Natalia tersenyum sambil membuka map itu. Dan alangkah terkejutnya dirinya melihat jika isi map itu adalah surat perceraian yang ditanda tangani oleh suaminya, Raga Angkasa. "Ini...? Apa apaan ini Asa!" Natalia berteriak marah. Ini sungguh tidak lucu. Bagaimana mungkin temannya bercanda hal seperti ini. Bercanda juga ada batasnya, dia tidak ingin bercanda untuk hal seperti ini. Asa tetap tenang dan mengambil telepon genggam miliknya. Tak lama telepon Natalia bergetar dan ada pesan video yang dikirim oleh Asa. Natalia bingung dengan ulah Asa. Dalam hati dia bertanya-tanya kenapa Asa mengirim dirinya video padahal dirinya ada di depannya. "Tunggu apa lagi? Bukalah video yang aku kirim," ucap Asa. Natalia mengira jika surat cerai itu prank belaka tidak curiga saat pesan video Asa ia buka. Bagai tersambar petir Natalia tidak bisa berkata-kata lagi. Air mata jatuh dari sepasang mata indahnya yang bening. Dia tidak bisa berkata-kata karena tahu jika sudah melakukan hal yang keji. "Asa," lirih Natalia. "Aku bisa menjelaskan ini. Saat itu Arka dan aku mabuk. Kami tidak sadar saat melakukannya." Natalia mengarang cerita selogis mungkin agar Asa tidak curiga. Akan tetapi, Asa bukanlah wanita bodoh. "Jadi... Apakah kalian mabuk berulang kali? Apakah saat di hotel, villa, dan bahkan di kamar rumahku. Kalian saat itu juga sedang mabuk?" Tanya Asa, dia masih bersikap tenang meski hatinya sangat terbakar. Bagaimana tidak, sahabat dan suaminya bermain di belakangnya. "Asa hiks, tolong. Aku tidak mau kehilangan Raga. Maafkan aku." "Aku tidak akan hancur sendirian." Setelah mengucapkan itu, Asa meninggalkan Natalia yang menangis menatap kepergian Asa. Dia tidak menyangka jika ketahuan oleh Asa dan suaminya. Kini hasil dari kegilaannya dan Arka yang mengkhianati suami dan sahabatnya, Natalia harus kehilangan hal yang paling berharga dalam hidup mereka. Sahabat dan cinta... "Tidak, aku harus menghubungi Raga," ucap Natalia. Tut.... "Halo?" Jawab Raga dari telepon. "Raga, surat perceraian ini...hiks kumohon jangan meninggalkanku. Aku bersalah, maafkan aku..." pinta Natalia. "Maaf saja, aku tidak sudi menerima bekas pria lain. Aku masih bisa mendapatkan yang perawan dan setia. Tidak busuk sepertimu." Sambungan telepon pun terputus, membuat Natalia menangis semakin kencang. Dia tidak pernah memikirkan konsekwensinya ketika bermain dengan Arka. Dan saat ia dihadapakan pada hukuman yang harus ia terima, hidup Natalia serasa hancur. Sama seperti Arka, yang tersisa dari mereka hanya penyesalan semata. . . . . Flashback. "Tsk hari ini juga tidak ada hal yang aneh. Arka benar-benar pergi ke luar kota. Dan Natalia sedang pergi ke rumah orang tuanya. " Sebenarnya sudah sebulan Asa mengikuti kegiatan Arka. Dia risih karena teman-temannya satu kuliah bicara jika memergoki Arka bersama Natalia di tempat yang berbeda-beda. "Oh, aku hampir lupa handycamku. " Asa melihat ingin melihat- lihat lagi gambar yang ia rekam. Akhirnya secara tidak sengaja ia menemukan rekaman di handycam. Tak disangka jika handycam itu blm ia matikan. Brak. Benda malang itu terjatuh begitu Asa melihat isinya. Saat itulah dia baru sadar jika suami yang selalu bilang cinta dan tergila-gila padanya ternyata tak lebih dari b******n. Dan sahabatnya ternyata duri dalam daging rumah tangganya. "Arka, Natalia... hiks kenapa kalian tega melakukan ini padaku." Saat itu dunia Asa serasa runtuh. Dia tidak menyangka jika mereka setega itu. Asa bahkan tidak sanggup keluar dari kamar, apalagi saat ini Arka berpamitan keluar kota dan menginap satu malam. Berbekal dendam dan sakit hati, Asa ingin menyerang titik paling dihormati Arka. Dan titik kesakitam itu adalah Indra. Seseorang yang paling dihormati suaminya. Dia ingin Arka dan Natalia juga merasakan sakit hati yang ia derita. "Natalia aku nggak akan biarin kamu lolos begitu saja. Dan kau suamiku, aku membencimu." Maka dari itu, Asa bersiap menemui Indra di kantornya. Awalnya Asa agak ragu untuk meminta tolong pada pria yang terlihat dingin tak tersentuh. Namun Asa yang tidak ingin basa-basi langsung mengutarakan niatnya untuk membalas Arka. Dia pun siap dengan penolakan dari Indra. "Tuan Indra, apa kabar?" "Oh Asa, aku senang kau mampir. Duduklah. " "Aku ke sini bukan untuk duduk. Aku ingin anda membantuku." Sebenarnya Asa agak sungkan pada Indra. Dia tidak bisa bergetar karena melihat pria itu begitu tampan dan rapi. Apalagi Indra blasteran. Sudah pasti ia jauh berbeda dari Arka. "Apa yang bisa aku bantu?" Tanya Indra. "Maukan anda menjadi kekasih pura-pura saya." Asa pun memperlihatkan video yang secara tidak sengaja ia dapatkan. Dan Indra melihatnya sekilas karena lebih berminat pada tawaran Asa. "Kau yakin jika akan menjadi kekasih pura-puraku? Apa kau sanggup dengan konsekwensinya?" "Ya, karena aku nggak bisa hidup dengan Arka lagi. Ternyata kata-kata temanku yang melihat mereka di beberapa tempat bukan omong kosong." Indra yang sebenarnya menyukai Asa tentu tidak melewatkan kesempatan ini. "Baiklah. Hanya saja aku akan memperlakukanmu seperti kekasihku yang nyata." "Ya, aku sudah nggak perduli lagi." Indra begitu senang. Meskipun menjadi alat balas dendam, ia mengikuti segala hal yang Asa inginkan. Ia pun mengajak Asa bersenang-senang selama seminggu lebih. Indra perlahan menunjukan gemerlap dunia pada Asa. Dia mengajak gadis itu ke club malam, mendaki, golf dan lainnya. Hal itu perlahan mengembalikan senyum Asa yang menghilang akibat pengkhianatan Arka. Kini setelah seminggu, Asa sudah rela melepas Arka. Sebelum mengajukan gugatan cerai, ia ingin Arka merasakan sakitnya dikhianati. Dan tepat di hari ke tujuh, Asa tau jika Arka mengikutinya. Dengan segera Asa menghubungi Indra dan menjalankan rencananya. "Indra, Arka sekarang mengikutiku. Apa bisa kita bertemu di Mall. Dudah waktunya semua ini diakhiri." "Baiklah." Dan akhirnya apa yang Asa inginkan terjadi. Arka merasakan apa yang ia rasakan. Setelah urusan dengan Arka selesai tinggal memberikan video rekaman itu ke Raga. Awalnya Raga marah pada Asa dan bilang jika dirinya memfitnah Natalia. Akan tetapi bibirnya terdiam melihat bukti yang Asa berikan. Asa tahu jika menyakiti Raga tapi pria ini pantas mengetahui apa yang sudah dilakukan istrinya. Saat itu Raga yang muram meminta waktu pada Asa untuk menyelesaikan segala sesuatu untuk perceraian. Dia juga mengambil alih saham perusahaan atas nama istri mereka. Hingga hari ini tiba. Raga menyerahkan surat cerai pada Asa untuk diberikan kepada Natalia. Mereka tidak ingin lagi bertemu dengan mantan istrinya itu. Sekarang ia bisa berjalan meninggalkan cafe dengan hati lega karena sudah membalas Natalia. Tak perduli teriakan minta maaf dari Natalia, ia melenggang pergi dan langsung menuju ke mansion Indra. Indra meraih tangan Asa yang duduk dan bergetar di sofa. Tak ada seorang pun yang mampu memahami betapa hancur dirinya. Dia kesakitan seolah setiap sel-sel tubuh tubuhnya menjerit pilu. Suami dan sahabat yang ia percayai menikamnya dari belakang. Saat ini dia tidak mempunyai orang lain selain Indra. Namun setelah melihat Indra, topengnya runtuh. Asa menangis keras dipelukan Indra. Kini tidak ada lagi yang tersisa dari mereka berempat. Mereka semua hancur bersama. "Sudah waktunya kau bangkit Asa. Jangan biarkan Arka menghancurkan hidupmu..." dalam hati Indra berharap jika Asa mau menerima dirinya menjadi kekasih sesungguhnya. Dia bahkan tidak perduli jika Asa adalah janda. Hanya saja teriakan dari luar mengalihkan perhatian mereka. Ternyata Arka menerobos masuk ke mansion Indra. Tak memperdulikan kehadiran Indra, Raga berlutut di pangkuan Asa. Namun Asa dengan jijik menepis tangan Arka yang hendak meraihnya. "Sedang apa kau di sini?" Tanya Asa yang masih berlinang air mata. Arka yang tidak lagi memperdulikan harga dirinya memohon maaf pada Asa. "Maafkan aku. Aku sangat mencintaimu Asa. Jangan ceraikan aku Asa," lirih Arka. "Tidak. Aku tidak ingin kembali bersama pengkhianat sepertimu. Keluar dan jangan muncul lagi di depanku!" "Tidak aku tidak mau..." Indra yang gemas akhirnya menyuruh penjaga pintu menyeret Arka keluar. Lalu mengajak Asa pergi dari mansion dengan demikian, Arka tidak akan memiliki kesempatan merayu Asa lagi. Tbc.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD