Bagian 5

1014 Words
Mendaki gunung .... Lewati lembah .... ~oOo~ Di sini gunung, di sana gunung. Sumpah sekarang gue lagi bingung. Orang yang enggak gue harapin karena emang enggak bisa diandalin, eh malah orang yang pertama gue temuin. "Master! Apa yang sedang anda pikirkan?" Ruwet! Banyak banget yang gue pikirin, njirrr! Tenang ... tenang. Gue harus tenang. Tarik napas, hembuskan .... "Apa yang kamu tahu tentang dunia ini?" Gue harus tahu, sekecil apapun informasi tentang dunia ini, tempat di mana gue sekarang. "Dunia? Tempat sampah ini tidak pantas disebut dunia." Hadeh, susah banget sih ngajak ngomong nih anak. Enggak di dunia nyata, enggak di sini. Si Salsa, walaupun sekarang namanya jadi Sally, emang suka ngeselin. Penampilannya boleh sih, keren. Pake jubah item macam Grim Reaper. Tapi enggak bawa sabit, bawanya gunting. Seriusan pedangnya mirip banget gunting gede yang biasa dipake motong rumput di taman. "Okeh, jadi, apa yang kamu tahu tentang tempat sampah ini?" Nahan emosi gue, serius. "Tempat ini ...." Lama bet dah ngomongnya, pake acara mikir segala. "Ini tempat ... untuk mencoba seberapa hebat kekuatan Master." Hmmm, jadi gitu. Mimpi ini punya alur yang mirip cerita 'Over Lord', yang mana di sini gue punya kekuatan OP. Sayangnya gue enggak tahu sama sekali kekuatan gue kayak gimana. "Kenapa tadi kamu menyerangku?" Gue masih bingung kenapa tadi dia nyerang. "Ma'afkan saya, Master!" Dia malah sujud. Duh, setia banget kayaknya nih si Sally. "Karena Anda mengenakan seragam itu, saya pikir ... saya benar-benar tidak tahu itu Anda." Lah? "Alasanmu sulit dipahami!" Jir emang. Kalau dia beneran pengikut setia gue. Kenapa sampe salah begitu coba? "Saya kira Anda adalah makhluk-makhluk rendahan itu. Makhluk yang menyebut diri mereka pendekar pedang suci. Padahal mereka hanyalah sekumpulan organisme yang sama sekali tak berguna." Ohhh, jadi gara-gara baju yang gue pake. "Ma'af! Saya tidak bermaksud mengatakan Anda mirip dengan mereka. Dilihat dari mana pun, Anda berada jauh di atas mereka." Ok, oke. Gue mulai paham sekarang. Mungkin karena ada sihir pelindung di baju ini, si Sally jadi enggak sadar kalau gue ini masternya. Tunggu dulu ... apa gue juga bisa pake kekuatan sihir di sini? "Angkat kepalamu!" Jir, so' banget kata-kata gue. "Aku ingin memastikan apa kekuatanku sudah pulih. Sekarang, seranglah aku!" Gue harus tahu dulu seberapa hebat kekuatan gue. "Saya tidak bisa melakukan perbuatan lancang tersebut, Master." Jadi tadi lu nyerang gue, enggak sengaja, gitu? "Sally! Ini perintah! Jangan membantah!" "Master .... Baiklah, bagian mana yang harus aku serang?" "Potong lagi kepalaku!" Gue masih penasaran, apa beneran kepala gue bisa nyambung lagi kayak rawa rontek? "Ma'af, Master. Meskipun skill pasif Butterfly efect Anda bisa memanipulasi kembali waktu, bukankah itu memerlukan banyak mana?" Mana? Yang jelas bukan di mana atau ke mana. "Apa kamu meragukan kekuatanku?" Emang bener sih, dari tadi gue enggak ngerasain yang namanya lelah. Padahal kan, seharusnya udah banyak mana yang gue pake. "Baiklah, Master!" Asep item tiba-tiba ngebungkus si Sally. Kebakaran? Bukan, bukan. Kayaknya itu semacam aura atau cakra di film Naruto. Dia pasang kuda-kuda, matanya lurus natap ke arah gue yang cuma diem-diem aja. Pas gue ngedip, si Sally udah ngilang aja. Sret! Pedangnya udah ngelewatin leher gue. Masih bisa gue liat dia buru-buru nangkep kepala gue yang jatuh. Terus gelap. Perasaan enggak nyaman yang gue rasain pas pertama-tama masuk ruang gelap ini udah enggak muncul lagi, mungkin gue udah terbiasa. Tiga kali kepala gue putus di sini. "Master! Bangun, Master!" Sekejap, badan gue terbangun. Rasanya ringan banget, enggak ada beban. Sayap gue tumbuh lagi. Penglihatan gue jauh lebih jelas, serius. Yang gue liat sekarang, kualitas gambarnya jadi 4K kayaknya. Panca indra gue jadi lebih peka. Bisa gue rasain ada orang-orang yang mendekat ke arah gue, naek kuda, bawa gerobak juga. Walaupun gue enggak tahu pasti jumlahnya berapa, yang jelas, lebih dari 100 orang. "Sally! Ada yang datang." Gue ngasih tahu tuh anak. "Kita musnahkan!" Anjir nih anak psikopat. Mukanya pas nyengir serem banget dah. "Jangan!" Gue masih belum tahu alur serta konflik yang bakal gue jalani. Cari aman dulu. Gue juga harus nyari tahu gimana caranya biar bisa bangun dari mimpi ini. Dari komik yang gue baca, pas si Tanjiro kejebak jurus iblis mimpi. Dia motong kepalanya sendiri biar bisa bangun. Lah gue? Udah tiga kali dipotong enggak bangun-bangun. "Kenapa, Master? Kenapa tidak kita musnahkan makhluk-makhluk itu?" "Sally. Aku bukan hanya sedang menguji kekuatanku saja. Aku juga sedang menguji kesabaranku. Dan, sepertinya makhluk-makhluk rendahan itu harus diteliti." Tapi bo'ong. Gue aja masih belum tahu kayak gimana kekuatan gue. "Baiklah, Master!" Kecewa sih dilihat dari mukanya mah. Sayap di punggung gue udah ilang lagi, skill deteksi gue juga ikut ngilang. Gue jadi enggak tahu lokasi mereka sekarang di mana. "Sally! Lepas pakaianmu." "Master?!" Jirrr, kok suaranya, agak ... gimana gitu. Pipinya jadi semu merah. Apa kalimat gue salah? "Ehhh! Ma'af. Maksudnya, ma-maksudku. Ganti pakaianmu!" Malu banget gue, pasti dia ngira gue ini cowok m***m. Mana bisa gue mikir ke situ. Lagian dia juga adek gue. "Kenapa harus diganti?" "Aku punya rencana, dan kamu harus tampil beda." Gue inget pas ngambil baju di tempat jemuran tadi. Masih ada satu lagi baju yang sama, ngegantung di tembok. Buru-buru gue ajak dia ke rumah kosong itu. Nyuruh si Sally pake tuh baju. Walaupun kegedean, tapi cocok banget. Jadi imut banget adek gue. "Bungkus pedangmu dengan jubah itu." Enggak pake nanya lagi, dia langsung jalanin perintah gue. Oke, sekarang gue bingung. Udah sampe mana orang-orang tadi? "Ada apa, Master?" Si Sally nanya, kayak tahu kalau gue lagi bingung. "Mmmh ...." Anjir gimana ngomongnya gue? "Master!" Tangannya megangin tangan gue. "Tutup mata." Hah? "Rasakan mana yang mengalir di tubuhmu, Master. Fokuskan tekanannya di telapak kaki Anda." Gue kira mau ngapain. Pas dicoba, langsung bisa dong. Skill deteksi gue kembali aktif. "Sally! Jangan bicara bila tidak kusuruh." Gue harus ngapain sekarang? Gelud? Ngaktifin skill aja belum bisa. Gimana dong? Gimana woi! Di game biasanya ada suara atau tulisan ngasih tahu pemain yang baru main. Lha di sini? Gue dilepas tanpa petunjuk. Mana mereka udah deket banget lagi. "Master!" "Ya, kenapa?" "Apa aku cocok dengan pakaian ini?" Oh, please! Gue lagi bingung harus ngapain sekarang. "Cocok, cocok banget! Kamu kawai!"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD