NT 2

1829 Words
Suasana Riuh saat sekolah akan menjadi hal yang paling menyenangkan untuk remaja pada umumnya. Masa putih abu-abu adalah masa yang paling indah dan terbebas dengan pedoman kata "Masa putih abu-abu sekali seumur hidup". Tapi dalam islam kita disuruh memanfaatkan waktu muda sebelum datang waktu tua, disaat kita bermaksiat dikala muda tidak ada yang menjamin kita mati dalam keadaan tua. Seperti biasa Fiyah berangkat kesekolah dengan menggunakan kendaraan umum, jarak tempat tinggal dengan sekolah tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk sampai kesekolah. "Pagi Fi" sapa Anjel tengah sibuk mengolesi cairan berwarna merah dikukunya. "Assalamu'alaikum Anjel" ucap Fiyah dengan tersenyum. Awalnya Fiyah mengira bahwa Anjel non muslim tetapi ketika ditanya ternyata Anjel seorang muslim. "Eh lupa, Wa'alaikumsalam. Bagus gak Fi warnanya, mau gak" tanya Anjel sambil menunjukan karyanya kepada Fiyah. Sudah menjadi kodrat perempuan ingin tampil indah dan mendapat pujian. Karena didalam Al-qur'an surah Ali Imran Ayat 35 Allah berfirman (Ingatlah), ketika isteri 'Imran berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku menazarkan kepada Engkau anak yang dalam kandunganku menjadi hamba yang saleh dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu terimalah (nazar) itu dari padaku. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." Pepatah arab mengatakan "Al Mar'ah kal Mir'ah" wanita itu ibarat cermin. Maka jangan heran jika perempuan itu suka berdandan dan bercermin karena dalam Al-qur'an Allah menyebutkan istri imran dengan sebutan Qalatimroatu (Isri Imran berkata) yang berasal dari kata Mir'ah yang bearti cermin. "Enggak deh Jel. Bagus sih, tapi kalau pakai itu kita gak sah lo ambil wudhunya" Fiyah mencoba memberitahu dengan halus. Cairan yang menempel di kuku Anjel adalah sesuatu yang tidak diperbolehkan dalam Islam menggunakannya. Karena itu membuat air wudhu tidak bisa masuk kedalam kuku. "Eh iya ya Fi, Gue gak tau. Gimana dong" Anjel yang baru mengetahuinya hanya bingung harus berbuat apa. Anjel memang menjalankan kewajiban shalat tetapi sering lalai bahkan kadang meninggalkannya. "Kan ada Alkohol, bersihin dulu. Aku lihat di Ig banyak kok pewarna kuku yang halal dan boleh dibawa shalat" "Oke nanti gue lihat, cie lo punya ig ya. Apa namanya gue mau follow ni" Anjel penasaran dengan akun Ig Fiyah. Dia tidak menyangka perempuan seperti Fiyah mempunyai media sosial. "Namanya nusaybah" Fiyah memang mempunyai akun Ig, dia menggunakannya untuk menyampaikan risalah dakwah walaupun dia masih fakir ilmu. "Lah, kenapa bukan nama lo sih. Wow pengikut lo banyak banget" Anjel heboh sendiri dengan jumlah pengikut akun Fiyah. Bahkan Fiyah hanya mengikuti beberapa akun saja. Dia tersenyum melihat kehebohan Anjel. "Sil boleh ajarin gue gak materi ini, kelas kita pada gak paham" segerombolan orang memasuki ruangan kelas, Mereka membawa beberapa buku dan Fiyah sama sekali tidak mengenalnya. "Lo ngapain sih pagi-pagi disini. Gue sibuk mau belajar, gak ada waktu buat ngajarin otak lo yang Cuma separuh itu" ucapan Sesil sunggu sangat kejam, bahkan segerombolan orang yang menghampiri Sesil langsung terdiam. "Dulu mereka teman dan satu kelas, namanya Ana. Cuma pas kenaikan kelas 3 dia terpaksa pindah kekelas IPA 2 karena nilainya gak mencukupi buat bertahan di IPA 1" bisik Anjel pelan. Dia menjelaskan tentang kondisi apa yang sedang Fiyah Lihat. Fiyah mengangguk paham, tetapi dia menilai tindakan Sesil sudah keterlaluan. Seharusnya mengajarkan orang lain tidak akan merugikan diri sendiri dan malah ilmu yang diajarkan bisa bertahan didalam kepala. "Lo gak berubah ya Sil, gue ini teman lo" Ana sudah menahan emosinya. "Dulu memang lo teman gue, Tapi sekarang Ogah gue temanan sama Lo. Dan asal Lo tau gue nyesal pernah teman sama lo" Banyak pasang mata yang melihat perdebatan mereka, bukan menjadi rahasia lagi bagaimana sikap Sesil. "Akhirnya gue sadar kenapa gak ada yang mau teman sama Lo" Ana tidak sanggup terus berada disana. Rasa kecewa, marah dan malu menjadi satu. Dia berlari keluar kelas IPA 1 tanpa menghiraukan panggilan anak kelasnya. "Segitu ambiusnya Lo ya Sil" Arya memang selalu ingin menjadi yang terbaik, tetapi jika ada yang bertanya dia akan mengajarkannya walaupun penjelasannya susah dimengerti. "Ngapa Lo, gak usah ikut campur. Lo cukup tunggu semester ini gue yang bakal gantiin posisi lo" Sesil tidak memperdulikan benyak pasang mata yang menatapkan. Dia lebih memilih menutup telingannya dengan handshet. "Kelas aneh memang" cibir Anjel. "Ini juga kelas kita lo , jangan ngomong gitu" Fiyah cukup tekejut dengan kejadian yang terjadi disekolah barunya. Ternyata begitu banyak kejadian yang tidak diketahui orang luar. "Udah yuk keperpus, kan Pelajaran pertama kosong" ajak Anjel. Dia terlalu muak berada dikelas yang memiliki suasana menyeramkan. "Tunggu, mau ke Arya dulu bentar" Fiyah berjalan kearah Arya untuk mengembalikan beberapa buku catatan yang kemaren dipinjamnya. "Lo ngerti apa yang dicatat sama Enstain itu, anak sekolahan pada gak ngerti sama catatan dia yang acak-acakan" Anjel sangat kesal dengan Arya, memang Arya tidak seperti Sesil tetapi melihat bagaimana cara dia menjelaskan materi dan bagaimana catatannya membuat bukan hanya Anjel tetapi teman yang lain beranggapan itu disengaja oleh Arya agar mereka tidak paham pelajaran. "Alhamdulillah paham, emang kenapa" Fiyah balik bertanya. "Ya dia itu sengaja lo Fi buat catatan acak-acakan, terus kalau kita nanya dia tu ngejelasin dengan bahasa planet mana paham kita" curhat Anjel. "Astagfirullah, Gak boleh suuzon sama orang Jel. Arya memang tipe belajarnya seperti itu. Dia mudah paham pelajaran tapi susah untuk menjelaskan kepada orang lain" Anjel berpikir sejenak, mungkin apa yang dikatakan oleh Fiyah ada benarnya juga. "Fi gue salut sama loe, disaat anak seumuran kita lebih suka jelek-jelekin orang lain lo gak kayak gitu. Gue bersyukur kenal sama lo" batin Anjel "Udah ah bahas mereka mulu bikin darah naik aja" mereka berjalan menuju keperpustakaan. "Gue dengar kelas jenius buat ulah lagi wkwkwk" ledek Andi. Arka, Andi, Bima, Ray, Kahfi dan Revan ada di pinggir lapangan. "Diam lo" balas Anjel. Dia melihat Revan yang sudah masuk sekolah. "Beb kok udah masuk sekolah, katanya ada urusan keluarga" Anjel memang menjalin hubungan dengan Revan. "Eh, iya yang udah selesai kok urusannya. Maaf ya semalam gak ngabarin" Revan menghampiri kekasihnya itu. Melihat interaksi 2 orang didepannya membuat Fiyah cukup kaget. Dia tidak heran kalau Anjel menjalin hubungan yang dilarang agama tetapi pergaulanlah yang membuat tradisi ini menjadi hal lumrah. "Oh ini toh" ada nada ledekan yang dikeluarkan Revan sambil melirik Bima. "Kenapa Beb" "Gak apa apa yang, nanti malam keluar yuk" ajak Revan. "Hemm gimana ya, Kayaknya Mami sama Papi gak bolehin deh" ada raut kecewa ditunjukan oleh Revan. Mereka sudah menjalin hubungan selama hampir 3 bulan tetapi tidak ada kata jalan dimalam hari. "Jel aku duluan ya" merasa tidak baik berlama-lama akhirnya Fiyah berpamitan untuk segera pergi. "Eh Fi tunggu, Beb aku duluan ya" Anjel segera berlari menyusul Fiyah. Fiyah tidak membahas masalah hubungan Anjel dengan seorang laki-laki. Dia tau bahwa mereka baru saja berteman dan dia tidak ada hak bertanya masalah pribadi. Namun Fiyah hanya bisa berdoa agar Allah bukakan pintu hati Anjel agar kembali kejalan yang benar. Dari segi manapun pacaran itu tidak ada untungnya. Kebanyakan seorang perempuan yang selalu dirugikan. Allah saja sangat melarang mendekati zina apalagi terjebak dalam zina itu. Na'uzubillah. . . . Di sekolah internasional high School mempunyai fasilitas yang lengkap dari ruangan belajar, perpustakaan, labor, lapangan olahraga, kantin yang luas, kolam renang, aula dan lain-lain. Musolah juga ada disekolah ini walaupun hanya dikunjungi beberapa orang saja. Fiyah tengah mencari informasi apakah disekolah ini ada organisasi keagamaan atau tidak. Dia berjalan santai kearah musholah yang terletak dibelakang kelas IPS 6. "Assalamu'alaikum, Maaf ya. Disini ada organisasi keagamaan" tanya Fiyah kepada seorang perempuan yang berada disekitaran mushola. "Wa'alaikumsalam, Enggak kak. Aku udah lama pengen mendirikan organisasi keagaman tapi kalau sendiri saya gak bisa" jelas perempuan itu dengan raut wajah sedih. "Kamu kelas berapa" tanya Fiyah sopan. "Aku kelas XI kak, kakak anak baru ya ? soalnya gak pernah liat " "Iya dek, salam kenal ya. Kakak kira disekolah ini gak ada yang berjilbab ternyata ada" seru Fiyah dengan rasa bahagia. "Iya kak, dulu Abang aku sekolah disini makanya aku juga lanjutin kesini kata Mama biar ada yang jagain" balas perempuan itu juga tersenyum. "Kenalin, nama kakak Fiyah. Kalau nama kamu siapa" tanya Fiyah sambil menjulurkan tangannya. "Nama Aku Sasya kak" balas Sasya dengan menerima uluran tangan Fiyah. "Ayo kita berdakwah dek, Kakak ingin mendirikan organisasi keagamaan bersama kamu. Kamu mau" tanya Fiyah antusias. "Serius kak, Sasya mau" jawab Sasya tidak kalah antusias. Fiyah termasuk seseorang yang sangat berpengalaman dalam berorganisasi, disekolahnya yang lama dia menjadi pengurus osis, pengurus Rohis dan pengurus organisasi sosial. "Nanti coba kakak tanya dulu sama ketua osisnya, bagaimana prosedur disekolah ini jika ingin mendirikan organisasi baru" jelas Fiyah. "Iya kak, semoga Allah meridhoi langkah kita. Aamiin ya Allah" harap Sasya. "Allahumma Aamiin, Ayo kita shalat duha" ajak Fiyah dan diterima oleh Sasya dengan senang hati. "Bidadari gue mau kemana tu" ucap Bima tanpa mengalihkan pandangan dari perempuan berjilbab panjang yang lewat di lorongan kelasnya. "Otak lo sarap ya Bim" Balas Andi. "Liat no, bidadari gue jalan" gumam Bima sambil menujuk kearah Fiyah. Mereka menatap Fiyah yang berjalan kearah sebuah tempat yang tidak pernah mereka singgahi sekalipun. Diliatnya Fiyah berbincang-bincang dengan seorang perempuan yang juga berpenampilan sama. "Sumpah adem gue liatnya" seru Arka yang ikut nimbrung. "Iya, meleleh gue" balas Bima. Kahfi yang melihat tingkah gila temannya tidak terlalu penasaran, palingan mereka melihat cabe-cabean yang dengan body aduhai. Tapi terlintas dipikiran Kahfi, kok mereka ngeliat kearah mushola. "Mana ada cabe-cabean dimushola" gumamnya pelan. "Ya Allah jodohkan Baim dengan Fiyah ya Allah. Baim janji akan jadi anak yang baik" Gumam Ray sambil suara dibuat seperti anak kecil. Sontak yang lain tertawa tak terkecuali Kahfi, tapi Kahfi hanya tertawa sekedarnya. Dia lebih memilih bermain game. . "Assalamu'alaikum" salam Fiyah memasuki ruangan yang bertuliskan "Ruang Osis". "Wa'alaikumsalam" jawab manusia penghuni ruangan itu. Kebetulan Bima sedang berada diruang osis untuk membantu juniornya yang sedang menjabat tahun ini. Dia terpesona dengan seorang Fiyah sudah untuk kesekian kalinya. Bima bukan tidak pernah bertemu dengan perempuan yang berhijab, hanya saja sikap mereka berbeda. Yang selama ini dia jumpai adalah perempuan berhijab tetapi kelakuan tidak jauh berbeda dengan caba-cabean. Oleh karena itu Bima tidak terlalu respect dengan perempuan berhijab. Yang ada dipikirannya dulu" Mending kalau kelakukan kayak cabe lepas aja tu hijab" Tapi setelah bertemu dengan Fiyah pemikiran itu musnah seketika. "Ada perlu apa Kak" "Maaf sebelumnya, Saya ingin bertanya apakah boleh mendirikan organisasi baru" tanya Fiyah sopan. Bima yang masih terpesona dengan bidadari didepannya tidak bergeming sedikitpun. "Oh gitu ya Kak, kalau mau membuat organisasi baru harus minta surat izin dulu dari kepala sekolah. Karena setiap organisasi mendapat pantauan langsung dari kepala sekolah" jelas salah satu anggota osis. "Nanti Gue bantu ngomong sama Bapak Arsad deh Fi" ucap Bima spontan. "Gak usah Bim, aku bisa sendiri nanti takut merepotkan" tolak Fiyah secara halus. "Enggak kok, gue kok yang nawarin berarti gue gak kerepotan" bujuk Bima. "Kalau kamunya maksa ya udah, Makasih banyak ya" ucap Fiyah mengalah. "Kalau boleh tau, mau buat organisasi apa kak" tanya pengurus Osis yang lain. "Mau buat organisasi keagamaan" balas Fiyah lembut. "Gue jatuh cinta 2 kali Fi" batin Bima. Bima hanya tersenyum, sudah berapa kali dia dibuat terkagum-kagum dengan sosok bidadari didepannya itu. "Makasih banyak respon baiknya. Maaf sekali lagi kalau saya menganggu. Assalamu'alaikum" mereka menjawab salam Fiyah
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD