Kedua bocah gembul itu pun melepaskan pelukannya saat menyadari kehadiran orang tuanya
"Kalian kenapa nangis?" Tanya Rara sambil mengelus kepala mereka
Kedua bocah gembul itu hanya menunduk dan sesekali sesenggukan
"Maaf mom, dad. Kita udah bikin dedek nya nangis sama udah buat mommy malah" ujar sang Abang
"Mommy nggak marah kok, tadi itu mommy suruh kalian keluar supaya kalian nggak sedih saat liat dedek nya nangis" jelas Rara dengan lembut
"Kalian nggak usah merasa bersalah gitu, tadi dedek nya nangis itu karna dia haus" jelas Rava
"Daddy juga sering cubitin pipi kalian kan? Tapi Daddy nggak merasa bersalah karna cubit pipi kalian" sambungnya
Kedua bocah gembul itu menatap sang Daddy "Daddy kan emang ngga Sayang kita" lirih Vino
"Siapa yang bilang kalo Daddy nggak sayang kalian?" Tanya Rava kepada dua bocah gembul itu
"Nggak ada" jawab Vino
"Kalian tau nggak, rasa sayang Daddy ke kalian itu melebihi dari rasa sayang Daddy ke diri Daddy sendiri" ujar Rava
"Daddy bakalan ngelakuin apa aja yang penting kalian aman dan bahagia, walaupun nyawa Daddy jadi taruhannya" sambungnya
"Kita ndak bakalan bahagia kalo ndak ada Daddy, jadi Daddy ndak boleh sampai meninggal cuma kalena jagain kita" ucap Vano sambil memeluk daddynya erat begitu juga Vino
Rava tersenyum hangat saat mendengar perkataan anaknya yang biasanya di ucapkan oleh orang dewasa
"Daddy itu kepala rumah tangga, tugas Daddy itu bahagiain kalian sama jagain kalian" ujar Rava
"Tapi Ndak boleh sampai mati, dedek nya masih kecil. Nanti kasian kalo dedek nya Ndak punya Daddy" ujar Vino
Vano mengangguk "iya dad, kita juga belum sempat cali Daddy balu jadi Daddy jangan mati dulu" ucapan Vano mampu membuat Rara tertawa geli
Sedangkan Rava hanya memasang wajah kesalnya, tapi dia tetap merengkuh tubuh anak anaknya agar masuk kedalam pelukannya
"Mommy nggak mau peluk kita?" Tanya Rava
Rara terkekeh lalu memeluk ketiga pria yang berwajah sama itu
"Kalian beneran mau cari Daddy baru?" Tanya Rava
Kedua bocah gembul itu saling berpandangan lalu tertawa "kita ndak mau cali Daddy balu kok, soalnya nanti kalo Daddy balu nya jahat gimana? Nanti kita di pukulin" ucap Vino
"Oh...berarti Daddy baik dong?" Tanya Rava
Kedua bocah itu menatap Rava dengan padangan yang sulit di artikan " sebenalnya kita nggak mau akuin ini, tapi kalena kita kasian liat wajah Daddy, kita iya in deh" jawab Vano
Tawa Rara dan kedua bocah gembul itu pun meledak apa lagi saat melihat wajah Rava yang cemberut
Bahkan kedua bocah gembul itu sudah terbaring di lantai masih dengan tawanya yang terasa sangat menggemaskan saat didengar
Rava yang tadinya cemberut jadi ikut tertawa akibat melihat tingkah kedua anaknya
Saat tawa kedua bocah gembul itu mulai mereda, Rava langsung menggelitik kedua bocah itu membuat mereka kembali tertawa
Rara tersenyum saat melihat suaminya dan kedua anaknya terlihat sangat dekat walaupun sering bertengkar tapi dia tahu bahwa mereka saling menyayangi
"Hahahaha, dad..hahahaha Daddy seetoop" ucap Vino saat perutnya terasa sakit akibat tertawa bahkan air mata kedua bocah gembul itu sudah mengalir
"Daddy ahahahahaha geli hahahaha" ucap Vano
"Mommy tolong" sambungnya
"Rav, udah ih. Kasian mereka nanti perutnya keram" ucap Rara
Rava terkekeh sambil menghentikan tangannya, dia membantu kedua bocah gembul itu agar berdiri
Kedua bocah gembul itu langsung berlari dan bersembunyi di belakang Rara sambil menjulurkan lidahnya, mengejek sang daddy
Rava yang melihat itu pun kembali terkekeh, di langsung mengejar kedua bocah gembul yang sudah berlari keluar kamar dengan tangan bergandengan
Saat Rava keluar kamar dia melihat kedua bocah gembul itu bersembunyi di belakang sofa yang berada di lantai 2
Kedua bocah gembul itu berusaha menahan tawanya agar tidak kedengaran oleh sang Daddy
"Itu ada Daddy" bisik Vino kepada Vano masih dengan menahan tawanya, kedua tangan mereka sudah menutupi mulut masing masing agar tidak tertawa
Kalian tau kan kalau anak kecil ngumpet pasti mereka tertawa
Rava yang mendengar bisikan Vino pun kembali terkekeh, pasalnya volume kedua bocah gembul itu saat berbisik cukup tinggi
"Anak Daddy kemana ya?" Tanya Rava pura pura tidak tahu
Rara keluar dari kamar bocah gembul itu, dia menghampiri Rava "mereka kemana Rav?" Tanyanya
"Daddy nggak tau mom" ucap Rava sambil melirik sang anak
Rara ikut melihat apa yang di lirik Rava, kemudian dia terkekeh saat melihat kedua bocah gembul itu yang terlihat sangat senang akibat perkataan Rava bahwa dia tidak tau keberadaan mereka
"Ya udah. kalo gitu Daddy cariin mereka ya, mommy mau liat dedek dulu" ucap Rara sambil tertawa geli melihat tingkah Daddy dan anak itu
Lalu dia berjalan memasuki kamarnya dan Rava, sedangkan Rava berjalan mendekati kedua bocah gembul itu yang terlihat semakin heboh akibat Rava mendekat
"Bang Daddy kesini" bisik Vino
"Iya, kita kabul aja yok" ajak sang Abang masih berbisik
Rava langsung menangkap kedua bocah gembul itu saat mereka hendak kabur
Dia mencium seluruh wajah kedua bocah gembul itu membuat mereka tertawa
Alif, Dian, Gavin, Fikri, Alexa, Laura dan Austin yang baru saja keluar dari kamar pun terkekeh melihat mereka
******
Saat ini kedua bocah gembul itu sedang duduk di atas meja makan, dengan baju kodoknya dan rambut yang berdiri seperti anak punk serta wajah yang belepotan akibat bedak
Siapa lagi yang mendandani mereka selain sang Daddy yang di bantu para uncle
Mereka sedang menunggu para aunty yang sedang memasak untuk makan malam
Sedangkan Rara dia masih di kamar karna menemani baby Vian yang sedang terlelap
"Rav" panggil Alif kepada Rava yang sedang mengecek email lewat handphone nya
Alif, Rava, Gavin, dan Fikri saat ini sedang duduk di kursi meja makan. Ingat loh di kursinya, bukan di atasnya
Mereka mengelilingi kedua bocah gembul yang sedang duduk di atas meja makan sambil bermain dengan mainannya
Rava menoleh ke arah Alif "hm.." dehemnya
"Lo tau nggak?" Tanya Alif
"Ya enggak lah, Lo aja belum kasih tau" ucap Rava
"Ish..gue yakin Lo tau" kesal Alif
"Tau apaan sih? Lo ngomong nggak jelas" timpal Gavin
"Kalian liat nggak sih, Rara itu kaya kewalahan gitu ngurus anak anak Lo" jelas Alif
"Lo nggak kasian apa liat dia? Kenapa nggak pakai baby sitter aja?" Tanya Alif
Rava membenarkan ucapan Alif, dia juga tahu kalo Rara itu sebenarnya kewalahan mengurus tiga anaknya apalagi baby Vian masih sangat kecil
"Dia nya nggak mau, gue udah coba bicarain sama dia tapi tetep aja nggak mau" jawab Rava
"Kenapa?" Tanya Fikri
"Katanya dia takut, nanti anak anak lebih dekat sama baby sitter nya dari pada orang tuanya. Dia juga takut nggak bisa nyaksiin perkembangan anak anak" jelas Rava yang mendapat anggukan dari ketiga pria itu
Kedua bocah gembul itu menoleh ke arah sang daddy "dad" panggil mereka
Rava menatap bocah gembul itu "kenapa?" Tanyanya
"Bayi slitle itu apa?" Tanya Vano
"Susah banget nyebutnya, sampai lidah mau keseleo gitu" ujar Gavin sambil terkekeh saat melihat bocah gembul itu yang kesusahan saat menyebut baby sitter
"Emangnya lidah bisa kese...apa tadi uncle?" Tanya Vino
"Keseleo" jawab Gavin
"Nah itu, emangnya lidah bisa sepelti itu?" Tanyanya
"Ya bisa lah" jawab Gavin
Rava langsung menggeplak kepala Gavin yang berada di hadapannya "Lo jangan bodoh bodohin anak gue dong" sewot nya
"Ish...Abang kan nanya tadi" kesal Vano sambil menggembungkan pipinya karna di abaikan
"Nanti tanya mommy aja ya" jawab Rava sambil terkekeh saat melihat wajah sang anak
Vino menatap sang Abang yang sedang kesal, dia menoel Noel pipi kembarannya itu
"Pipi Abang gede, lebih gede Dali pipi dedek embul" ucap Vino masih menoel Noel pipi sang Abang
Karna geram, dia mencubit pipi kembarannya itu "aauu...sakit Ino" ucap Vano marah
"Maap, pipi Abang jadi melah" ujar Vino
Dia mengusap pipi kembarannya itu lalu mencium pipi Vano yang memerah
"Abisnya pipi Abang besal banget, jadinya Ino gelam" ujarnya
Vano mendengus kesal "gak sadal Dili" ujarnya ketus
Tingkah mereka tidak lepas dari pandangan sang Daddy dan para uncle
Mereka terkekeh melihat perdebatan kedua bocah gembul yang berwajah sama itu