Semvak

1042 Words
"Hemm... emang gitu, Non?! terus saya langsung antar Nona ke rumah, atau masih mau ketempat lain?" Tawar Layvi "Jangan.. jangan kerumah, saya yakin ada beberapa media yang juga mengepung rumah saya, mereka pasti akan terus cari saya!" "Hemmm... terus Non?!" Sahut Layvi tanpa menengok ia masih asik mengendarai mobil mewah Yesha, mobil dengan fasilitas yang begitu lengkap bahkan pegangan setirnyapun terasa sangat nyaman digenggam. "Kita kerumah kamu ajah!" "Ddrrriiittttt.... Braaakk!" "Apa Non, rumah saya?!" Spontan lelaki itu membelalakan matanya, tak peduli dengan kening Yesha yang mencium dashboard. "Lav... bisa gak sih, gak ngerem mendadak!" Pekiknya tak suka, seraya memegangi jidatnya yang membiru. "Maaf Non, bukan maksud saya mau rem mendadak... sakityah?" Sesalnya, tangannya terjulur memeriksa memar di dahi kanan boss cantiknya, meniupnya refleks agar tidak perih. "Pake ludah Non, biar kempes!" saran lelaki itu, saat melihat dahi Yesha sedikit benjol "Iih gak mau jorok!" "Tapi emang gitu Non syaratnya, dulu kalau saya jatoh, ibu selalu ngolesin ludahnya biar cepet sembuh" "Hahhahaa... itukan cuma bisa-bisaan para ibu ajah, secara ilmiah belum terbukti efeknya" "Non bener sih, tapi gak tahu kenapa justru setelah itu saya gak nangis lagi, bahkan langsung kuat berdiri, kayak semacam mitos kuno" Yesha terdiam karena dari dulu Yolanda tak pernah berbuat itu padanya, ibunya itu terlalu sibuk dengan dunianya sendiri. Tanpa sadar Yesha menjulurkan lidahnya dan menjilat jari telunjuknya. "Tuhkan Non percaya...hahaha!" "Aahk.. gak jadi deh, kamu resek!" Sahutnya memukul lengan Layvi. "Ampun Non, ampun... jadi kita bener nih kerumah saya?" Tanya Layvi sambil menatap Yesha serius, berharap wanita itu berubah pikiran. "Iyah terus emangnya saya mau kemana? sepagi gini, hotel juga belum buka!" Jawab Yesha bohong, karena nyatanya wanita itu cuma ingin main kerumah pengawal barunya. Mereka sudah sampai diperkarangan rumah Layvi. "Sepatunya buka Non!" Tunjuknya ke heels dengan tinggi 15 cm. "Gak mau!" Jawab Yesha dengan melipat kedua tangannya. Angkuh "Gak bisa harus mau!, Non emang boss saya, tapi ini rumah saya!" Balasnya yang mulai pintar berdebat. "Engga mau!" Yesha memang wanita yang teguh pendiriannya. "Yaudah Non gak boleh masuk!" Layvi berpura-pura ingin mengunci pintu, dengan Yesha yang langsung menahan pintunya. Yaudah saya buka...! Sahutnya seraya cemberut. Pffftt... Layvi menutup mulutnya yang ingin tertawa karena Yesha tanpa heels dikakinya bagai anak itik yang baru pulang sekolah, kecil mungil dan tentunya menggemaskan. "Kamu ketawain sayayah?" Sarkasnya seraya melotot, ia sadar tinggi tubuhnya memang masuk kategori di bawah rata-rata, karena itu Yesha selalu mengakali dengan cara memakai rok mini ataupun baju ketat seperti sekarang. Agar nampak lebih proposional. "Non kayak bocah SD, lucu" Gumam layvi kearah lain tapi masih bisa didengar oleh Yesha. "Saya biar kecil juga cabe rawit!" Belanya, Yesha yang biasanya akan sangat marah jika ada seseorang yang mengejek tampilannyapun sekarang dibuat kalem saja hanya karena ucapan itu berasal dari mulut Layvi. "Aaahhk.. saya ngantuk mau tidur, dimana kamar kamu!" Balas Yesha, sengaja ia ingin membalas ejekan Layvi padanya tadi. Yesha tahu Layvi akan bereaksi seperti orang yang kebakaran jenggot, wanita itu bahkan berpura-pura menguap seolah benar-benar mengantuk. Yesha berjalan lebih masuk kedalam, melihat-lihat 3 kamar tidur yang tersedia disana. Kontrakan yang Layvi tinggali memang memiliki 3 kamar yang cukup luas. Tapi sayangnya tak dilengkapi ruang tamu yang memadai "Ini kamarmu?" Ucapnya dengan memasang wajah yang bodoh, sementara Layvi menggaruk kepalanya bingung, belum pernah sekalipun ia memasukkan seorang wanita kerumah ini apalagi kedalam kamarnya. Dan ia ingat kalau kamarnya masih begitu berantakan dengan celana dalamnya ditumpukkan baju kotor paling atas. "Non boleh tidur disini, tapi dikamar adik saya ajahyah, Erin. disana pasti lebih nyaman" Tawar Layvi. "Enggak ahk. Akukan gak kenal sama adik kamu" wanita itu semakin memainkan perannya, siapa suruh tadi ia dikerjai, melihat wajah bingung Layvi membuat Yesha tertawa puas dalam hati. 'Rasain kamu!' Bathinnya puas. Layvi sendiri bimbang, jika ia menolak perintah Yesha ia takut wanita itu akan memecatnya. Dimana lagi lelaki itu mendapatkan tawaran kerja dengan gaji yang fantastis. "Oke gini ajah, Non Yes boleh tidur disana, tapi sebentar saya bersihkan dulu!" Layvi buru-buru masuk ke kamarnya, merapikan secara cepat apa saja yang berceceran disana. Memasukkan paksa cucian kotor kedalam lemari kecil berukuran 1x3 meter berbahan kayu jati itu. "Udah belum?" Tanya Yesha yang sudah mau masuk seraya berdiri diambang pintu "Non jangan masuk dulu!" Paniknya, langsung berbalik badan menutupi lemari seakan ia tengah menyembunyikan suatu hal yang berharga didalam lemari dibelakangnya. Yesha jadi curiga. Wanita itu memarani, berdiri didepan Layvi mencoba mengintip ke lemari yang dibelakang tubuh besar Layvi. "Jangan Non!" Desak Layvi saat tangan Yesha menarik tubuhnya, mendorong agar melepaskan senderannya pada lemari. "Saya mau lihat!" Kekeh Yesha, seraya terus menarik Layvi kuat. Layvi yang limbung jadi menabrak tubuh Yesha yang didepannya. Dengan baju-baju yang berserakkan keluar dari lemari. Saat matanya menatap celana dalamnya yang terjatuh diatas tumpukkan, spontan Layvi menutup mata Yesha dengan tangannya supaya mata wanita itu tidak ternodai. "Kenapa sih nutup mata saya?!" Tanya Yesha tak suka, keyakinannya tambah besar jika Layvi menyimpan suatu hal disana, entah bisa jadi majalah dewasa ataupun kumpulan foto wanita seksi, Yesha bukannya tak tahu kebiasaan pria pada umumnya. "Aaaauuhhhkkk.!" Terlalu penasaran membuat Yesha mengigit jemari Layvi yang menutupi matanya. Saat matanya bebas terbuka, Yesha langsung mencari objek yang setengah mati Layvi tutupi. Tapi nyatanya ia harus kecewa karena tak ada apa-apa yang mencurigakan disana. Matanya langsung menatap Layvi dengan pandangan menuduh. "Ngaku gak, apa yang kamu tutupin dari saya tadi?" Gemasnya. "Gak ada Non!" Kejujuran Layvi tak membuat Yesha puas, ia bahkan sampai mencubit pinggul Layvi. "Kamu ngumpetin cewekyah disini!" Katanya yang tiba-tiba curiga, entah mengapa Yesha jadi tak suka jika seandainya itu benar terjadi. "Astagfirullah Non, saya gak pernah macem-macem, bahkan wanita yang pertama masuk kamar saya, yah.. Non ini!" Sahutnya sedikit nggas. Yesha jadi tertawa, ia sadar kalau sikapnya yang ingin mengerjai Layvi membuat ia masuk ke kamar pria, ini juga pertama kalinya bagi dirinya lancang masuk tapi ucapan Layvi tadi seakan membuat Yesha bangga dan special didunia lelaki itu. Saat tersenyum malu dan menunduk, tanpa sengaja Yesha melihat celana dalam Layvi, spontan matanya melotot karena ini pertama kalinya ia melihat yang bekas pakai. "Aaahhkkk..." Layvi langsung meraihnya, dan berusaha mendudukan celananya agar tidak terlihat Yesha, sikapnya sungguh lucu dimata Yesha. Tiba-tiba saja otak wanita itu traveling membayangkan isi dari celana dalam itu. Matanya menatap kebawah, mencari tempat asalnya, oooh.. Yesha sungguh memalukan, untuk kategori seorang bos yang biasanya memiliki wibawa.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD