BAB 3

1029 Words
Kaylee tidak dapat tidur dengan nyenyak. Dia selalu merintih kesakitan karena kakinya terasa berdenyut-denyut. Pagi ini Kaylee mengabarkan pada Vera Landry, salah satu asisten kepercayaannya jika dirinya tidak dapat pergi ke kantor karena sakit. Tak lupa Kaylee juga meminta agar Vera memberitahu pada Julia Walters untuk membatalkan semua janji temunya hari ini. Kaylee pergi dengan mengenakan celana untuk menutupi kakinya. Tak lupa dia mengenakan mantel untuk melapisi blouse yang dikenakannya. Meskipun kedua kakinya dapat berjalan dengan baik, tetapi rasa nyeri yang berada di sekitar kaki membuat Kaylee tidak nyaman. Wanita itu segera masuk ke dalam mobil BMW M5 CS. Saat Kaylee mulai menyalakan mesin dan menginjak pedal gas, perlahan mobil hitam itu mulai melaju meninggalkan basemen apartemen. Kaylee memutuskan untuk pergi ke rumah sakit terbaik di Cochabamba, Univalle Norte. Jaraknya dari rumah sakit itu tidak cukup jauh. Hanya membutuhkan waktu sepuluh menit agar sampai di sana dengan laju sedang. Seolah tidak dapat melepas kebiasannya, Kaylee tidak lupa menyalakan radio. Sepanjang jalan mengendari mobil, dia terus mendengarkan radio yang menyiarkan beberapa berita yang terjadi di Bolivia. Kaylee tertegun saat mendengar sebuah berita tentang kasus sengketa perusahaan. Merasa penasaran dengan berita tersebut, Kaylee tampak menyimaknya dengan baik. Dia ingat beberapa nama orang yang berusaha ingin mengadakan janji pertemuan dengannya. Karena waktu itu Kaylee sedang menangani kasus pidana sehingga tidak ada waktu untuk menerima pertemuannya, kini Kaylee tahu jika orang itu sudah mendapat pengacara lain. Entah mengapa Kaylee merasa lega di dalam hati karena tidak jadi bertemu dengan orang tersebut. Meskipun dirinya seorang pengacara, dan harus membela kliennya dalam setiap masalah, Kaylee tidak suka jika membela orang salah. Dan orang yang ingin bertemu dengannya adalah seseorang yang sebenarnya menjadi tersangka dalam kasus sengketa perusahan tersebut. "Sepertinya aku harus berterima kasih pada Bryce Schneider," gumam Kaylee seorang diri sembari tersenyum lega. Tanpa sadar mobil yang dikendarainya sudah memasuki halaman gedung rumah sakit. Kaylee memarkirkan mobilnya dan segera turun dari mobil. Tak lupa dia menyampirkan tas yang sejak tadi berada di jok sampingnya. Kaylee mulai berjalan memasuki gedung rumah sakit. Setelah mendaftar untuk melakukan pemeriksaan, Kaylee ditujukan pergi ke dokter spesialis ortopedi untuk melakukan pemeriksaan. Dia pun pergi menuju ruang yang dituturkan oleh perawat di sana. Kini dirinya pun masuk ke ruang pemeriksaan dokter ortopedi. Awalnya Kaylee mengira jika dokter yang menanganinya adalah dokter yang sudah berusia lima puluh tahunan. Tetapi pemikiran itu ditepis dalam sekejap saat melihat dokter muda yang justru duduk di hadapannya. "Rasa nyeri tiba-tiba di sekitar kaki dan sedikit membengkak," gumam Elmer saat membaca riwayat penyakit Kaylee. "Miss Houston, sejak kapan Anda mengalami gejala seperti ini?" tanya Elmer dengan tatapan tertuju pada Kaylee. "Sejak kemarin malam saat pulang bekerja," jawab Kaylee. "Apa Anda mengalami gejala lain?" "Tidak. Apa sakit yang ku derita serius, Dok?" tanya Kaylee penasaran. Elmer terdiam. Dia menarik ujung-ujung bibirnya hingga membentuk senyuman tipis untuk menghilangkan kecemasan pada raut wajah Kaylee. Elmer bangkit berdiri dan mengintruksikan agar Kaylee berbaring di atas brankar yang ada di samping dinding ruangan. Ketika Kaylee sudah berbaring, Elmer mulai memeriksakan kaki kiri Kaylee yang memerah. Dia menyentuh area itu membuat Kaylee meringis menahan rasa nyeri. "Apa nyerinya dari dalam?" tanya Elmer. "Iya, Dok," jawab Kaylee. Elmer menjauhkan tangan dari kaki Kaylee. "Kita akan melakukan pemeriksaan lebih lanjut. Silakan bangun dan mari ikuti saya," ucap Elmer. Kaylee mengiyakan. Dia pun bangkit berdiri dan mengikuti Elmer yang melangkahkan kakinya melewati pintu ruang pemeriksaan. Mereka pergi ke ruangan lain dengan langkah Elmer yang memimpin. Kini Kaylee harus menjalani pemeriksaan MRI dan CT-Scan, akhirnya hasil pemeriksaan pun keluar. Kaylee sudah kembali berada di ruangan Elmer saat pria itu pergi untuk mengambil hasil pemeriksaan. Beberapa menit kemudian pintu ruangan terbuka membuat Kaylee menoleh ke belakang dan melihat Elmer masuk dengan membawa hasil pemeriksaannya. "Saya sakit apa, Dokter?" tanya Kaylee penasaran melihat raut wajah Elmer yang tampak berbeda dari sebelumnya. Elmer memilih untuk duduk terlebih dahulu sebelum menjelaskan hasil pemeriksaan pada Kaylee. Dia menunjukkan surat hasil pemeriksaan pada Kaylee dan mulai menyentuh mouse membuat layar komputer itu menyala. Elmer membuka sebuah folder hingga menunjukkan dua gambar tulang kaki Kaylee. Tetapi Elmer memperbesar hingga hanya satu tulang kaki yang tampak. Sedangkan Kaylee tampak mematung membaca hasil pemeriksaan tersebut. Kedua matanya membelalak tak percaya. Airmatanya mulai memenuhi pelupuk mata hingga tanpa sadar salah satu matanya meneteskan cairan bening tersebut. "Anda menderita penyakit osteosarcoma. Itu adalah salah satu jenis kanker tulang yang biasanya menyerang tulang penderita saat sedang dalam masa pertumbuhan. Tetapi terkadang bisa juga menyerang penderita di usia dewasa." Penjelasan Elmer tidak direspon oleh Kaylee. Wanita itu masih termenung membaca hasil pemeriksaannya. Helaan napas pelan keluar dari arah Elmer. Siapa saja pasti tidak akan percaya jika mempunyai penyakit kanker, sebuah penyakit yang bisa dikatakan pembunuh nomer dua tertinggi di dunia setelah penyakit jantung. "Miss Houston," panggil Elmer pelan. Hingga panggilan kedua kalinya membuat Kaylee tertegun dari lamunannya. "Penyakit kanker dapat disembuhkan jika Anda menjalani prosedur pengobatannya dengan baik. Osteosarcoma yang diderita oleh Anda baru memasuki stadium pertama. Akan sangat efektif untuk menyembuhkan penyakit kanker saat sedang berada di stadium awal. Saya akan mulai memberikan jadwal pengobatan untuk Anda." "Tapi kanker tidak bisa sembuh kan Dokter? Aku seorang pengacara, dan aku tidak bisa dibodohi," ucap Kaylee. Elmer terdiam sejenak. Dia memilih menatap layar komputer membuat Kaylee reflek mengikuti arah pandang Elmer. "Sel kanker yang ada di tubuh Anda berada di dalam tulang paha sisi kiri. Itu sebabnya Anda merasakan nyeri di area tersebut," jelas Elmer sembari menunjukkan pointer ke arah gambar tulang yang memiliki sebuah noda kecil di dalamnya. "Dan ini adalah sel kankernya," sambung Elmer seraya menunjuk sebuah gambar yang lebih mirip noda tumpahan cat air tersebut. "Ada berbagai macam metode pengobatan untuk penderita kanker, mulai dari operasi, kemoterapi, dan radiasi," lanjut Elmer. Kaylee terdiam mendengar ucapan Elmer. Pandangannya justru terpaku pada hasil pemeriksaan yang masih tergenggam di kedua tangan. Sikap diam Kaylee membuat Elmer untuk menarik napasnya perlahan. "Miss Houston," panggil Elmer pelan membuat pandangan Kaylee tertuju padanya. "Saya akan memberikan jadwal pengobatan untuk Anda. Tetapi sebelum itu Anda bisa memilih metode pengobatan yang saya sarankan."  "Apa bisa Anda membeeikan waktu pada saya untuk berpikir?" tanya Kaylee.  "Tentu. Kalau begitu apakah bisa Anda datang lagi besok pukul sebelas siang?"  "Ya," jawab Kaylee singkat dan langsung bangkit meninggalkan ruangan tersebut.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD