Gadis bar bar

1503 Words
"Jangan dengerin ucapan Stela Crey, lebih baik kamu istirahat ya," Jastin berucap dengan nada lembutnya," Perempuan itu kamu Crey, tapi aku tidak tau harus mengungkapkannya atau tidak, dan apakah kamu mau menerimaku? atau kamu malah menjauhiku" Jastin membatin sambil menatap lekat wajah Cristy, sementara Cristy terlihat salah tingkah mendapati tatapan intens dari sahabat sekaligus cinta pertamanya. "Dasar bodoh, sudah tau kalian itu saling suka, tapi masih saja di pendam, benar-benar gak ngerti lagi sama mereka berdua." Ucap Stela dalam hati, ia menggelengkan kepalanya dengan pelan, sungguh ia sangat geregetan dengan tingkah kedua sahabatnya yang tidak kunjung mengungkapkan isi hatinya masing-masing. "Ekhmm ... Sudah kali tatapan-tatapannya." Stela membuyarkan lamunan kedua sahabatnya itu,mereka melihat ke arah Stela yang kini tengah nyengir kuda ke arah mereka. "Lo jagain Crey dulu, ge mau ambil sesuatu dulu, tadi ketinggalan di dalam mobil." Ucap Jastin seperti biasanya datar dan cuek. "Hmm yayaya... Udah sono pergi." Usir Stela sambil mendorong tubuh Jastin dengan sedikit kasar. Jastin mendengus kesal, lalu iapun pergi melangkahkan kakinya keluar, sebelum ia benar-benar keluar, ia berbalik dan menatap Cristy dengan dalam, lalu ia memberikan senyumannya yang tampan, kemudian ia kembali melangkahkan kakinya. *** Malam ini kediaman Eleanor terlihat sedang sibuk, mereka akan mengadakan acara makan malam dengan keluarga Sanjaya. Disana sudah terlihat pak Satrio bersama istrinya Gisel dan juga anak pertamanya Teresa sedang menunggu dengan sedikit gelisah. "Mah mana sih tamunya, belum datang juga." Tanya Teresa dengan tidak sabaran, ia tau bahwa dirinya di jodohkan dengan Arga laki-laki tampan dan juga sangat sukses, tentu saja Teresa tidak akan menolaknya. "Sabar dong sayang, mereka sedang dalam perjalanan." Gisel berucap sambil mengelus punggung putri pertamanya." Bi mana Cristy belum pulang juga ya." Gisel menatap pelayannya. "Belum bu, tadi non Crey bilang, lagi di perjalanan." "Coba bibi telpon lagi, tanyain dia sudah sampai mana." Perintah Gisel. "Baik bu." Setelah itu pelayan itupun kembali ke tempatnya, ia berniat untuk menghubungi Cristy supaya cepat pulang. "Mama kenapa tidak mama saja yang hubungi Cristy sih." Ucap Teresa sambil memainkan jari-jari lentiknya. "Hape mama lagi di cas di kamar sayang, lobet." "Mah, sepertinya mereka sudah tiba." Pak Satrio berucap membuat kedua perempuan itu menoleh ke arahnya. Belum sempat Gisel membalas ucapannya, tiba-tiba suara pak Sanjaya sudah terdengar di telinga mereka." Selamat malam Satrio, Gisel, maaf aku sedikit terlambat." "Oh tidak apa-apa San, mari duduk." Sambut pak Satrio sambil mempersilahkan sahabatnya untuk duduk. Sanjaya dan juga putra semata wayangnya duduk berhadapan dengan Satrio, Gisel dan juga Teresa yang sedsir tadi memandang ke arah Arga. "Oh ya, kenalin ini putri pertama kita Teresa Eleanor, Teresa ini sahabat papa pak Sanjaya dan juga ini Arga putra pak Sanjaya." "Selamat malam om, saya Teresa senang bertemu dengan om." Teresa mengulurkan tangannya kepada pak Satiro, setelah itu iapun mengulurkan tangannya kepada Arga, Arga hanya menempelkan tangannya sekilas, kemudian ia menarik kembali tangannya. "Wah cantik sekali ternyata putrimu Sat, bagaimana menurutmu Ar.?" "Hmm." "Kamu bisa saja Sat, sebenarnya aku masih punya putri satu lagi, tetapi dia hari ini akan pulang terlambat." Satrio berucap dengan tidak enak hati. "Oh ya? wah pasti putri bungsumu juga sangat cantik sama seperti mama dan kakaknya." Pak Sanjaya diiringi dengan lengkungan di bibirnya." Tidak apa-apa Sat, kau tidak perlu merasa tidak enak hati begitu." "Wah sangat tampan, papa memang tidak salah menjodohkanku dengan Arga." Teresa membatin girang, ia sungguh sangat bersyukur karena sang papa menjodohkan dirinya dengan laki-laki seperti Arga, sementara Arga terlihat mulai jengah ketika bercengkrama dengan calon mertuanya. Jika bukan karena sang papa yang waktu itu masuk rumah sakit, Arga mungkin tidak akan berada di kediaman Eleanor malam ini. Ketika mereka sedang asik bercengkrama, tiba-tiba saja terdengar suara begitu nyaring dari arah depan, suara itu membuat semua yang tengah berada di ruang tamu melirik ke arahnya. Di setiap ada kamu mengapa jantungku berdetak Berdetak lebih cepat seperti ... Nyanyian itu terhenti ketika ia mendapati beberapa orang yang menatapnya dengan penuh selidik, apalagi ketika merasakan tatapan mata yang menusuk dari seseorang yang entah siapa, ia sendiripun tidak mengenalnya. "Eh eh.. Ada tamu ya." Cristy berucap dengan tingkah seperti anak kecil yang kepergok mencuri sesuatu." Astaga kenapa mama sama papa tidak bilang sih kalau lagi ada tamu." Cristy membatin dengan perasaan malunya. "Perempuan ini? bukankah dia yang perempuan yang waktu itu." Arga membatin sambil menatap lekat wajah cantik Cristy, ia sungguh tidak menyangka bahwa dirinya bisa menemukan gadis itu, setelah Sony mencarinya kemana-mana. "Ekhmm .. Cris kenalin ini om Sanjaya dan ini Arga putranya om Sanjaya." Ucap pak Satrio . "Hallo om, nama saya Cristy Eleanor, senang bertemu dengan om."Cristy mengulurkan tangannya ke arah Sanjaya. "Wah ternyata kamu sangat-sanga cantik, kamu beruntung Sat, memiliki 2 putri yang sangat cantik." Ucap pak Sanjaya sambil memperlihatkan senyumannya. "Om bisa aja, Crey memang cantik om, om juga sangat beruntung memiliki anak setampan om itu." Tunjuk Cristy ke arah Arga, sungguh sifatnya yang terlalu blak-blakan membuat orang yang berada di dalam rumah itu menggelengkan kepalanya. Arga yang tidak terima di panggil om, sontak saja menatap tajam Cristy." Kau pikir aku sudah tua hah." "Hmm memangnya umur om berapa.?" "35 tahun a ..." Belum sempat Arga menyelesaikan ucapannya, Cristy berdecak sambil menatap Arga dengan intens. "Itu artinya om sudah tua, jadi tidak salah kalau Crey memanggil om," Arga mengusap wajahnya dengan kasar, sungguh baru kali ini ia di ejek tua dan di sebut om-om "Astaga bocah ini, ternyata sangat menyebalkan." Arga membatin kesal, ia ingin sekali menyumpal mulut kecil itu dengan bibirnya, eh tunggu-tunggu kenapa Arga harus berpikiran kotor seperti itu?, argh sungguh Arga ingin sekali berteriak. "Crey jangan seperti itu, tidak sopan sayang." Gisel yang merasa tidak enak hati, mendekat ke arah Cristy." Maafkan Cristy nak Arga, ia kalau bicara memang asal nyeplos, tante harap nak Arga tidak memasukannya ke dalam hati." Ucap Gisel dengan nada lembutnya, Arga yang mendengar itupun hanya mengangguk pelan, ia tidak lagi mengeluarkan suaranya. "Tidak apa-apa, toh di ucapkan putrimu itu memang benar adanya." Kini pak Sanjaya berucap sambil terkekeh dengan pelan, ia tidak menyangka jika putri bungsu sahabatnya itu sangat menarik. "Dasar biang rusuh." Batin Teresa sambil menatap kesal sang adik, sementara yang di tatap hanya menampilkan senyuman tanpa dosanya. Setelah itu merekapun kembali membicarakan tentang pernikahan Arga dan juga Teresa, Arga sama sekali tidak tertarik untuk membicarkan masalah pernikahannya, kali ini ia tertarik dengan kehadiran perempuan yang tidak sengaja terkena tembakannya dua minggu yang lalu. Arga selalu menatap intens Cristy, sedangkan Cristy hanya menatapnya dengan tatapan kesal, ia sungguh ingin sekali pergi ke kamarnya dan merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur kesayangannya, namun sang mama justru menahannya untuk tidak pergi kemana-mana. "Cantik juga nih bocah." Batin Arga yang sedari tadi memperhatikan dan juga menatap Cristy." Kenapa papa tidak menjodohkan aku dengannya saja? ah pokoknya aku harus membicarakannya dengan papa nanti." Arga kembali membatin tanpa mengalihkan tatapannya dari wajah cantik Cristy. "Jadi bagaimana kalau pernikahannya di adakan awal bulan.?" Tanya pak Sanjaya membuat Arga menoleh kepadanya." Bagaimana Arga menurutmu.?" "Hmm terserah." Balas Arga dengan sedikit kesal, namun kekesalannya hilang seketika ketika ia memiliki rencana khusus untuk pernikahannya." Gw tau apa yang harus lakuin." Batin Arga sambil menyeringai jahat, Cristy yang kebetulan melihat ke arahnya pun merasa ngeri ketika melihat seringai itu. "Si om itu menyeramkan sekali, untung saja kakak yang di jodohkan," Batin Cristy sambil mengalihkan kembali tatapannya. "Teresa bagaimana menurutmu.?" Tanya pak Sanjaya. "Aku ikut saja om, kapanpun aku siap kok." Jawab Teresa sambil memperlihatkan senyuman bahagianya. Pak Sanjaya tersenyum, begitupun dengan yang lainnya, mereka terlihat sangat bahagia, karena perjodohannya kali ini berjalan dengan sangat lancar, dan Arga si keras kepala itupun tidak menolaknya, ia menyetujui pernikahannya, bahkan Arga terlihat sangat bahagia, namun mereka tidak tau bahwa Arga tengah merencanakan sesuatu untuk membuat pernikahannya dengan Teresa gagal. *** Setelah acara makan malamnya selesai, pak Sanjaya dan Argapun pulang ke kediamannya, mereka kini sudah berada di dalam mobilnya. "Papa perhatiin kamu dari tadi menatap Cristy? apa kamu tertarik dengannya.?"Tanya pak Sanjaya yang memang selalu memperhatikan sang anak yang tengah menatap intens putri bungsu sahabatnya. Arga menoleh ke arah sang papa." Papa terlalu berlebihan, mana mungkin aku tetarik dengan bocah seperti dia." Elak Arga dengan nada datarnya. "Baguslah kalau begitu, ingat Ar jangan kacaukan pernikahan ini, papa tidak ingin menanggung malu kalau nanti pas nikahan kamu kabur begitu saja." "Arga gak bakalan kabur, jadi papa tenang saja." Balas Arga sedikit kesal," Lagian papa kenapa jodohin aku sama dia sih pah?bukankah om Satrio masih punya putri satu lagi." Tanya Arga dengan kesal. "Teresa itu sudah dewasa Ar, dia sudah cocok untuk menikah, sedangkan Cristy dia masih kuliah," Pak Sanjaya menjeda ucapannya beberapa detik." Bukankah kamu bilang, kamu tidak tertarik dengan Cristy.?" Arga diam tanpa mau membalas ucapan sang papa, ia sendiri masih bingung, kenapa dirinya merasa tertarik kepada bocah itu. Apa mungkin dirinya jatuh cinta pada pandangan pertama? oh itu tidak mungkin, lalu kenapa dirinya selalu terbayang akan kecantikannya?, mungkinkah itu bentuk rasa bersalahnya yang tidak sengaja menembaknya?, ya mungkin hanya itu. Arga bergulat dengan pikirannya, ia meyakinkan bahwa dirinya tidak sedang jatuh cinta kepada gadis bar-bar itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD