Perjodohan yang tak diinginkan
Arga Putra Sanjaya laki-laki berusia 35 tahun sang pemimpin Deadly Devil, geng mafia yang paling di takuti hampir di seluruh dunia.
Laki-laki tampan yang memiliki karismatik yang begitu menggoda, tatapan matanya yang tajam dan sifatnya yang dingin sangat cocok dengan dirinya.
Lima tahun lalu, dirinya harus merasakan pahitnya kehilangan seseorang yang paling di cintainya, padahal selama bertahun-tahun dia mencari keberadaan gadis itu, namun setelah pertemuannya dengan gadis itu, takdir tidak memperbolehkan dirinya untuk memiliki gadis kecilnya.
***
Lima tahun sudah Arga meninggalkan negara kelahirannya yaitu Indonesia, kini ia harus kembali ke negara kelahirannya atas desakan papanya yang menyatakan bahwa dirinya tengah sakit parah, Arga yang merasa khawatirpun langsung menyuruh anak buahnya untuk menyiapkan jet pribadinya.
Lima tahun ini, Arga sudah terbiasa hidup di Jepang, tempat dimana ia meluapkan segala keresahan hatinya, tempat dimana ia mencoba untuk melupakan perempuan yang sangat di cintainya, dan juga tempat berkumpulnya anggota Deadly Devil geng mafia yang sering menjadi perbincangan hangat di antara orang-orang yang ingin melenyapkannya.
Arga menuruni mobilnya, ia berjalan dengan gaya khasnya yang elegan, di dampingi oleh Sony selaku asistennya yang selalu setia mendampinginya.
"Selamat datang tuan, silahkan." Sambut para pelayan yang bekerja di mansionnya, Arga hanya menatap sekilas, kemudian ia melangkahkan kakinya masuk. Disana terlihat sang papa tengah bercengkrama dengan tamu yang Arga sendiri tidak mengenalnya.
Melihat kedatangan Arga, pak Sanjaya langsung memberhentikan obrolannya, ia menatap sang anak yang sudah lima tahun tidak menemuinya sama sekali." Arga akhirnya kamu pulang juga." Sambut pak Sanjaya dengan gembira.
Sementara Arga hanya mengernyitkan keningnya bingung, pasalnya sang ayah terlihat sangat baik-baik saja, Papa tidak sakit parah?" Hanya kata itu yang keluar dari mulutnya, sungguh anak durhaka.
"Kamu ... Baru sampai sudah menyumpahi papamu ini sakit hah." Pak Sanjaya berusaha untuk meredam emosinya.
"Ck ,, bukankah papa bilang, kalau papa itu sakit parah, makannya aku di suruh pulang." Arga menjawab dengan sedikit kesal, ia paling tidak suka jika ada orang yang berani membohongi dirinya, ya meskipun orang itu ayah kandungnya sendiri.
Pak Sanjaya hanya menghela nafasnya dengan kasar, ia akui bahwa dirinyalah yang salah karena sudah membohongi sang anak, tetapi ia juga tidak punya pilihan lain." Sudahlah lebih baik kita duduk dulu." Pak Sanjaya mengalah dan menyuruh sang anak untuk duduk.
"Arga kenalin ini tante Gisel dan ini Om Satrio teman papa waktu SMA dulu." Ucap pak Sanjaya.
"Saya Arga."
"Wah wah anakmu ini tampan sekali ya, dia sangat cocok dengan anakku Teresa." Gisel berucap sambil menatap kagum anak teman suaminya, sedangkan Arga hanya menanggapinya dengan cuek.
"Ya kau benar sayang, mereka pasti cocok, bagaimana menurutmu San?" Satrio membenarkan ucapan sang istri, kemudian ia beralih menatap pak Sanjaya.
Pak Sanjaya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, tanda membenarkan ucapan temannya itu." Bagaimana dengan anakmu? apakah sudah kamu beritahukan tentang perjodohan ini." Pak Sanjaya bertanya dengan serius, dan disaat itulah Arga mulai mengepalkan kedua tangannya, ia sungguh tidak menyangka jika dirinya di suruh pulang hanya untuk di jodohkan dengan perempuan yang tidak di kenalnya.
Braaaak ...
Suara gerbakan meja membuat ketiga orang itu berjingkat kaget, mereka langsung menatap Arga dengan tanda tanya." Papa menyuruhku pulang hanya untuk di jodohkan?" Tanya Arga dengan tatapan tajamnya." Pah sampai kapanpun aku tidak akan pernah menikah, jadi aku harap papa membatalkan perjodohan ini."
"Tenangkan dulu dirimu Arga, papa melakukan ini semua untuk kebaikanmu,"
"Pah, aku tidak ingin di jodoh-jodohkan, apalagi dengan perempuan yang tidak aku kenal."
"Arga ..."
"Sudahlah pah, aku cape ... Dan aku harap papa membatalkan perjodohan ini." Setelah mengucapkan hal itu, Arga langsung keluar dengan raut wajah kesalnya, sedangkan pak Sanjaya hanya mampu menatap kepergian sang anak, ia tidak berani untuk mengejarnya, karena ia tahu jika Arga saat ini hanya perlu waktu untuk menenangkan dirinya.
"Maafkan anak aku Sat, mungkin dia masih syok mendengar perjodohan ini." Pak Sanjaya merasa tidak enak hati dengan temannya itu.
"Kami mengerti San, kita beri waktu untuk anakmu menenangkan dirinya, tapi aku harap perjodohan ini tetap berlangsung."
"Pasti, kamu tenang saja Sat, yasudah lebih baik kita makan dulu." Ajak pak Sanjaya.
Gisel dan juga Satrio hanya tersenyum sambil menganggukkan kepalanya, mereka berjalan mengikuti pak Sanjaya menuju ruang makan.
***
Sebuah Vila dekat danau yang cukup besar dan juga sangat mewah, disana terlihat seorang laki-laki tampan yang tengah meneguk segelas wine sambil memejamkan kedua bola matanya,dia adalah Arga, laki-lali dingin yang sudah mengeraskan hatinya untuk tidak jatuh cinta kepada perempuan manapun.
"Bos." Panggil Sony setelah ia masuk ke dalam Vila tersebut.
"Ada apa Son?" Tanya Arga tanpa menoleh sedikitpun.
"Bagaimana menurut bos tentang perjodohan itu." Tanya Sony dengan hati-hati.
"Sudah jelas aku tidak suka dengan perjodohan ini, kau tau aku tidak akan pernah mau menikah seumur hidupku Son, kalau kau mau, kau boleh menggantikan aku untuk perjodohan ini." Ucap Arga sambil menatap sang asisten dengan kesal.
Sony menghela nafasnya dengan kasar, ia sungguh merasa sangat kasian terhadap bosnya itu"Bos sampa kapan anda akan seperti ini?"
"Aku sudah tidak ingin membahanya lagi Son, lebih baik kamu tidak menggangguku."
"Maafkan saya bos, kalau begitu saya permisi dulu."
"Tunggu, kita pergi ke markas kita."
"5 jam bos perjalanan dari sini."
"Lalu?, apakah ada masalah?"
"Tidak ada bos,"
"Kalau tidak ada kenapa kau malah diam disitu, cepatlah,"
"Baik ,, baik bos."
***
Selama perjalanan menuju hutan belantara yang menjadi markas geng Deadly Devil, mereka hanya diam membisu, tidak ada satu katapun yang keluar dari mulut keduanya, sampai di tengah-tengah perjalanan, mereka melihat segerombolan penjahat yang menghadang mobil mereka.
"Ck ,, sekumpulan sampah." Dengus Arga dengan kesal karena perjalanannya jadi terhambat." Cepat bereskan Son." Perintag Arga datar.
"Siap bos," Sony menepikan mobilnya kepinggir, dan tanpa menunggu lebih lama lagi, ia keluar dari mobilnya menghampiri sekelompok penjahat tersebut, sedangkan Arga hanya menjadi penonton di dalam mobil.
Para penjahat itu di perkiraan 20 orang, entah mereka sengaja menargetkan Agra, atau mereka memang para perampok yang mengincar hartanya saja, Arga sendiri tidak perduli, namun ketika ia melihat asistennya kewalahan, maka dengan senang hati Arga ikut bermain bersama mereka.
Arga tidak menyadari bahwa perkelahiannya tengah menjadi tontonan menakutkan bagi seorang gadis yang berusia 20 tahun, ia terlihat begitu ketakutan ketika menyaksikan aksi tembak menembak yang di lakukan oleh sekelompok penjahat tersebut.
Disaat bersamaan salah satu penjahat itu melihat ke arahnya, panjahat itu menyeringai begitu menyeramkan, sehingga membuat gadis itu terdiam dengan tubuh yang gemetar.
Arga yang menyadari salah satu penjahat itu berniat kabur langsung mengarahkan pistolnya, namun sayang sekali penjahat itu berhasil lolos dan tembakannya tepat mengenai gadis cantik yang di dorong oleh penjahat yang melarikan diri.
Gadis itu ambruk seketika, darahnya keluar dengan derasnya, Arga yang melihat itupun begitu panik, ia langsung berlari menghampiri gadis tersebut," Hey bangun, argh... "Arga mengerang frustasi, ia menatap wajah gadis itu yang terlihat sudah mulai pucat akibat kehabisan darah.
"Bos sebaiknya kita cepat pergi dari sini, di sana sudah ada polisi." Sony panik langsung menghampiri sang bos yang tengah menepuk-nepuk wajah gadis cantik itu.
"Bagaimana dengannya Son? aku tidak mungkin meninggalkannya dengan keadaan yang seperti ini."
"Biarkan polisi itu yang menangani gadis ini, bos sebaiknya kita cepat-cepat pergi dari sini." Dengan sangat menyesal Argapun meninggalkan gadis cantik itu, ia melangkahkan kakinya dengan cepat begitupun juga dengan Sony.
Mereka tidak menyangka, di tengah-tengah jalan yang jauh kemana-kemana tiba-tiba polisi datang yang entah darimana asalnya, mereka yakin ini semua pasti sudah di rencanakan, apalagi mengingat ada sekelompok manusia sampah yang mengetahui jati dirinya sebagai pemimpin geng Mafia Deadly Devil.
***
Arga menggeram menahan amarahnya, jika bukan di Indonesia, mungkin saja ia sudah menghabisi kelompok sampah itu sampai tak tersisa, ia juga merasa sangat bersalah terhadap gadis remaja itu, bagaimanapun juga, Arga bukanlah orang yang akan membunuh manusia yang tidak bersalah, andai saja dia menyadari keberadaan gadis itu, mungkin saja gadis itu tidak akan terluka.
"Sialan," Dengus Arga sambil mengepalkan kedua tangannya." Son, cari tahu dalang di balik kejadian hari ini." Perintah Arga dengan nada dinginnya.
"Laksanakan bos, tanpa anda suruh saya pasti akan mencari tahunya."
"Bagaimana keadaan gadis itu saat ini?" Batin Arga sambil mengingat wajah pucat gadis cantik tadi." Apakah dia akan baik-baik saja." Arga kembali membatin dengan rasa bersalahnya, sungguh ia merasa cemas dan juga merasa bersalah terhadap gadis cantik itu.
"Coba kau cari tau tentang gadis tadi." Ucap Arga dengan tiba-tiba, Sony yang mendengarnyapun merasa terkejut, namun ia tetap berusaha biasa saja.
"Cari tau kemana bos, tadikan posisinya di jalanan tanpa cctv, apalagi saya tidak melihat wajahnya, sangat susah untuk mencari tahu tentangnya." Jawab Sony sambil tetap fokus dengan setir kemudinya.
"SON...." Geram Arga yang mendengar jawaban asistennya itu.
"Eh iya bos laksanakan," Balas Sony dengan cepat, entah kemana dia harus mencari tau seseorang yang ia sendiri tidak tau wajahnya seperti apa, bertanya sama polisi? oh itu tidak mungkin, bagaimana jika polisi mencurigai dirinya?, membayangkannya saja Sony sudah ogah, meskipun Sony bisa saja membungkam mulut polisi itu, tetapi ia tidak mau melakukannya,
Bersambung.