Chapter 43 : Bisikan yang menjadi Ancaman

2337 Words

      Retta mendudukkan dirinya di sebelah Naya dengan terengah-engah. Naya menatap Retta dengan raut bingungnya. Entah apa yang sudah di lakukan oleh Retta hingga perempuan itu sampai terengah-engah begitu.            “Kau habis berlari?” tanya Naya            Retta tak menjawabnya, ia meraih es lemon tea milik Naya dan meminumnya hingga tandas. Naya ingin melayangkan protes sebenarnya, tapi tak jadi karena Retta mengatakan akan mengganti minumannya.            “s**l sekali aku tidak bisa makan siang.” Ucap Retta.            “Tenang, kau masih bisa makan di jam kedua nanti.” Ucap Naya, ia merogoh sepotong sandwich yang berada di sampingnya dan memberikannya kepada Retta. “Ganjal perutmu dengan ini. Aku sudah meminta bibi kantin untuk membawa nasi goreng pesananmu ke ruang club nan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD