Tanpa berpikir lebih panjang lagi, ia membuka pintu pada saat itu juga. Marsha mematung di tempatnya, tak ada siapa-siapa atau apa-apa di dalam sana. Gadis berambut sepunggung itu menginjakkan kakinya ke dalam perpustakaan. Ia terkagum-kagum akan ruangannya yang seluas halaman depan rumahnya. Ada rak buku yang berjejer rapi secara berurutan. Dindingnya yang berwarna coklat muda yang terukir gambar-gambar yang tak Marsha pahami. Macam gambar jembatan raksasa merah disebuah kota besar, menurutnya. Tak mau otaknya berpikir keras lagi, Marsha melanjutkan langkahnya, ada meja dan kursi di sana, cocok dipakai baca di pojokan. Tetapi desain kursinya mirip sofa di ruang tamu yang tunggal. Dan jumlahnya banyak yang sama bentuknya. Marsha memeriksa buku-buku yang ditata sesuai jenis bukunya. B

