Kematian Sarah

1613 Words

Buru-buru kami memeriksa sumber suara. Dengan sigap kubuka pintu gudang dan berteriak mencari Mbah Parto. Di lantai, makanan telah tercecer berantakan dengan pecahan piring di sekitarnya. Mbah Parto pergi entah ke mana. Aku dan Bi Inem pun gegas mencari pria itu yang ternyata duduk meringkuk di belakang rumah. Kusentuh pundaknya pelan, lalu ia pun mendongak. "Mbah, itu tadi kenapa?" tanyaku sendu. "Ma–maaf, Nak. Mbah gak sengaja pecahin piring," katanya. "Nggak papa, Mbah. Yang penting Mbah gak kenapa-napa." Bibi pun kusuruh membersihkan bekas makanan dan pecahan beling itu karena berbahaya jika diinjak. Ia segera melaksanakan tugasnya, sedangkan aku duduk di samping Mbah Parto. Ia masih terlihat murung, padahal sudah kukatakan tidak masalah. "Nak, hidup di dunia cuma sekali, tapi M

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD