Of family

1389 Words
Keesokan harinya, Athala berangkat kesekolah dan mulai menyapa teman-temannya. Athala adalah sosok yang ramah, penurut, baik, dan humoris. "Resya belum dateng? "Tanyanya pada teman-teman permpuannya. "Resya kalo berangkat suka telat. Jadi maklum aja, rumahnya agak jauh. "Tutur salah satu temannya Ayu. Sedangkan dia hanya ber-oh ria. "Udah ngerjain tugas geografi belom? "Tanya temannya lagi sambil asik menyoret-nyoret buku tanpa melihat kearah Athala.Ia menatap teman-temannya yang sibuk menulis buku, sesekali berebut. "Yang mana? "Tanyanya Polos. "Ish, yang halaman 30 pilihan ganda sama esainya selembar. " "Oooh, udah kok gue. Kan lks udah gue isi semua. "Ucapnya, sedangkan teman-temannya menatapnya antusias. "Mana? Gue pinjem" "Gue juga" "Eh, gue belum. Biar gue aja. " Semuanya bersahut-sahutan membuatnya semakin bingung. Hingga suara salam dari Resya membuyarkan.Ia menyerngit heran kearah teman-temannya, "Ada apa nih coy? " "Tugas geografi bego. Lo udah emang? "Tanya Ayu meremehkan. Lain dengan Resya yang menyerngikan keningnya lalu meringis tolol. "Hehehe, tau aja enggak. Buruan gue pinjem. "Pinta Resya pada Athala, sedangkan gadis itu menurut dan menyerahkan tugasnya kepada Resya.Gadis itu memandang temannya sambil menyerngit heran. Resya menatap horror buku milik Athala. "Eh, buju busyeeet! Jawaban panjang amat kaya kereta gini. "Gerutu Resya, lain halnya dengan Athala yang terkekeh geli menatap tugas buatan Resya. "Hahaha, jawabannya emang segitu. Nah lo, jawaban sekereta jadi segerbong doang. "Sambil tertawa terbahak-bahak diikuti Resya. "Ini yang disebut jago merangkum. Masih mending isinya gue tulis, dari pada Yoga sama Irfan. Judul doang yang ditulis. "Ucap Resya acuh.Athala yang sibuk tertawa, kini terdiam. Ia tersenyum licik melihat teman-temanya yang asyik menyalin tugas. Ia menyenggol lengan Resya hingga membuatnya mencoret buku. Athala kembali terkekeh geli, sampai jitakan keras melayang mengenai kepala. "ONTA CINA! sekali lo senggol, gue bacok! "Garang Resya kembali membuat Athala terkekeh. "Hahaha, gue mau ke kantin.... Bay-bay... Baek-baek ya, jadi anak rajin. "Mendengar penuturan Athala yang mulai berdiri dan melangkah keluar kelas, membuat Resya kelabakan. "Eh, eh. Tungguin, gak prend lu ma gue. "Teriak Resya hingga membuat semua temannya menatap garang. "BERISIK" "Eeee... Sori, pisss cinta damai bro. "Ucap Resya sambil meringis dan menyatukan tangannya tanda maaf. Athala melihatnya terkikik geli. Ia sudah berhasil memengaruhi beberapa perempuan untuk pergi kekantin sebelum pelajaran dimulai. "BANGSAT SESAT LO! "Umpat Resya menabok lengan Athala. "Gue gak ngajak lo, nyet. Lo nya aja yang ngikut. " "Cus, buruan sebelum gurunya dateng. " Benar saja, saat Athala dan Resya kembali kekelas. Suasana yang mulai sepi menandakan pelajaran sudah dimulai. "Mampus gue. "Panik Resya juga Athala. Namun, dengan pergerakan cepat Athala mengubah ekspresinya tenang. "Selow, ikuti gue. " Snack dan permen mereka kantongi. Sedangkan, minuman jus Resya dan ice capucino milik Athala diselipkan lewat jendela.Setelah dipastikan minumannya berada didalam kelas dan dapat ia jangkau, Athala segera masuk diikuti Resya. "Permisi bu, habis beli pen. "Ucap Athala santai sambil mengeluarkan pen dibalik kantung seragam lainnya. Sedangkan, Resya tengah memandangnya cengo.Mereka segera duduk setelah diizinkan oleh guru bersangkutan. "Somplak! Nemu pen dimana lo?"Tanya Resya sedikit berbisik.Athala yang tengah membuka gorden jendela dan meraih kedua minuman lalu kembali terduduk. "Itu namanya Trik sulap. " "GILAK! "Ucap Resya kembali membuat Athala terkekeh. Saat guru sosiolog menerangkan, Athala sibuk membuka bungkusan dan mulai memakan rotinya.Semua berdecak kearahnya, ia hanya mengedikkan bahunya dan menatap teman-temannya. "Eh, BTW. Raga dimana? Kok gak kelihatan? " "Bolos. "Ucap Resya sambil membuka bungkus snack miliknya.Athala kembali tersenyum geli menatap teman sebangkunya. "Punya nyali juga lo makan dikelas? "Tanya Athala meremehkan. "Laper, lo juga yang ngajarin gak bener. " "Yeee... Gue kasih tau ya. Makan dikelas waktu pelajaran itu sebuah kenikmatan yang haqiqi. Jangan lupa qof nya pake qolqolah." "Anjay, Kok, bisa? "Tanya Resya bingung. "Liat aja temen -temen lo yang lain. Mereka sibuk memperhatikan guru sampek gabut setengah mati nahan laper. Sedangkan kita yang nikmat banget. Syurga dunia bocor bray..."Jelas Athala yang membuat Resya mengangguk menahan kesal. Kali ini Resya sedang duduk dikantin untuk menghabiskan jam istirahat . pertama. "Eh, Res. Raga itu bolosnya berapa kali sih? Kenapa guru ekonomi tadi ekspresinya agak gimana, gitu. " "Banyak, lebih dari tiga kali dalam seminggu mungkin. "Jawab Resya datar, sedang Athala yang terkejut mendengar penuturan Resya yang kelewat santai. "Gue sama Raga itu akrab banget dulu, tapi gara -gara dia ngehianatin gue. Sedangkan, gue paling menjunjung kesetiaan. So, gue mutusin hubungan pertemanan gue sama dia. "Ucap Resya menerawang masa lalu. “Berhianat gimana? "Tanya Athala antusias. "Dia kasih gue janji yang bahkan dia gak sanggup nepatin. Gue juga selalu berusaha bantuin dia kejalan yang bener. Tapi apa? Dia nganggepnya kaya angin kentut." "Hahahaha, Perjuangan lo hebat banget. Susah tahu sohib sama orang yang punya bad attitude. Bukan hanya dia yang dipojokin, tapi bisa jadi lo juga ikut dihujat. " "Dari mana lo tahu begituan? Yap, itu sebabnya gue berhenti. Gue Capek dinilai negatif mulu sama orang. " "Sekarang gue tanya, kenapa lo dulu tertarik buat temenan sama dia? " "Karena menurut gue, nasib dia itu sama. Gue bisa berubah, dan dia juga pengen berubah. So, gue bantuin dia. " "Terus lo nyerah sekarang? " "Gaada pilihan yang lain, Thal. " Athala menghela nafas berat dan menepuk pundak Resya. Ia merasakan pusing merasakan rumitnya hubungan temannya dengan Raga. "Kita bahas lain kali. Sekarang kita balik yuk, pelajaran matematika nih. "Ajak Athala. Athala sesekali menguap menahan kantuk. Ia menyenggol lengan Resya yang sibuk menggambar simbol dan nama -nama artis K-pop nya. "Apa? " "Gabut gue, nyet. Ngantuk banget sumpah. Sialan tu guru, watados!" Resya menahan tawanya melihat Athala mengumpati guru tersebut. Ia mengeluarkan HP dan earphone nya. Disodorkannya kehadapan gadis itu. "Nih pake, biar gak gabut. Bentar lagi ada siraman rohani. Siap -siap aja. " "Ini gak ketahuan kalo make earphone? " "Gue sengaja beli earphone warna hitam supaya Samar kaya warna rambut gitu. Tapi lagu gue Korea semua, gapapa kan? "Athala cuma mengangguk dan mulai menempelkan earhonenya ke telinga. Diaturnya volume suara dan rambutnya yang sengaja ia gerai. Ia tersenyum puas saat guru tersebut ceramah tiada jelasnya ditelinga. Hari ini berlalu begitu membosankan bagi Athala. Ia sudah duduk dikasurnya sambil mengetik lincah di HP android miliknya. Athala memiliki hobi yang lumayan banyak, diataranya: menggambar, desain, melukis, menulis puisi, arasemen lagu, dan menulis novel seperti saat ini. "Thal, kamu ngapain? Udah bersih-bersih? " "Udah kok bu. " "Udah belajar? Kok dari tadi HP mulu, awas ya kalo rangkingmu merosot. Malu tau sama ayah kamu. " "Iya, bu. "Jawab Athala lesu. Ia segera mematikan HPnya dan mulai membuka buku. Saat bosan, ia akan mulai menggambar. Ia mengamati gambarannya miris. Namun tak pernah membuatnya kapok untuk menggambar. "Gue tau ibu selalu gak suka kalo gue pegang HP buat baca novel, ibu juga marahin gue kalo maen keluar rumah jauh-jauh. Padahal, gue tinggal disini tapi gak tau Jalan. " "Gue gambar, dibilangnya kaya gambaran anak TK. Gue mau ambil jurusan konveksi biar sama kaya ibu, tapi gakboleh karena talenta gue kurang cocok katanya." "Gue pengen jadi arsitek, diremehin sama bokap gue, kalo gue lemah sama itung-itungan. Emang bener sih..." "Gue sadar diri, gue emang kaya gitu. Gambaran gue gak bagus banget, gue juga orangnya males, gue juga orangnya gak suka matematika. Tapi, harus gini ya? Yang bener yang mana? Apa punya hobi itu dosa? "Setetes air kembali jatuh membasahi pipi. Dilihatnya cermin yang sedang menampakkan dirinya yang dipenuhi emosi.Disekanya air mata namun masih membuat tubuhnya tegang, dadanya berpacu lebih cepat, kepalanya terasa berat, lengannya tiba-tiba keram. "Gak, gue harus kontrol emosi gue. Jangan sampai ayah-ibu tau penyakit gue. Bisa nambahin fikiran mereka. " "Gue bisa. Gue kuat, banyak yang lebih kurang beruntung dibanding lo. YOU IS STRONG WOMEN" semangat Athala kembali tersenyum ceria. Sudah tiga bulan lamanya, Athala mengidap gangguan mental yang disebut MDD. Karena terlalu banyak fikiran, akan membuatnya cepat tertekan. Tekanan itulah yang membuatnya terkadang depresi berkepanjangan. Rasa sedih yang terlarut-larut, rasa terbedani, kurang percaya diri, dan masih banyak lagi pemicunya.Athala juga termasuk gadis yang tertutup dan juga memiliki fisik yang tidak begitu kuat. Orang tua Athala sangat multi talenta. Ia dibesarkan oleh keluarga yang sederhana. Namun selalu bisa menghidupinya secara cukup baik. Ibunya adalah wanita yang cantik dan pekerja keras, sikap yang perfeksionis dan suka yang cepat. Ia juga bisa membuat pakaian-pakaian yang indah layaknya butik-butik mahal hanya untuk anak -anaknya.Beliau juga pandai membuat kue dan masakan, gambarannya juga tak kalah bagusnya. Sedangkan ayahnya seseorang yang keras, dingin, namun penyayang. Ia sangat mementingkan kualitas dan kuantitas dengan baik, keras kepala dan emosional. Beliau bisa membuat dekorasi rumah, membuat perabot yang simple, praktis, dan bagus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD