02 | HATE DAPPER

1019 Words
EKSPRESI lucu Emily yang terkejut ketika melihat Dapper yang seolah terlihat seperti hantu membuat pria itu tak kuasa menahan senyuman geli. Jujur, Dapper sangat senang dan beruntung bertemu Emily lagi setelah sekian lama mereka tidak bertemu sejak kejadian one night stand. “Senang bertemu denganmu lagi, honey.” Dapper mengedipkan mata genit kemudian berjalan ke samping ranjang tempat Emily berbaring. Mendadak panik, Emily sontak terbangun hingga berakhir merasakan nyeri di daerah dadanya. “Argh...” Emily meraba bagian tubuhnya yang sakit. “Kamu tidak apa-apa?” Dapper bertanya cemas setelah sampai didekat Emily. “Sudah satu minggu kamu tertidur di sini. Lukamu cukup parah jadi, berhati-hatilah,” sambung Dapper lalu memencet tombol berwarna merah di atas meja untuk memanggil tenaga medis. Tidak lama kemudian, seorang dokter dan dua perawat datang memasuki ruangan dan memeriksa keadaan Emily. Ketika dokter perempuan bernama Tania itu hendak membuka pakaian rumah sakit Emily untuk melihat keadaan luka tembak Emily, wanita itu mencegah sang dokter lalu melirik tajam keberadaan Dapper yang masih berdiri didekatnya. “Bisakah kamu keluar dari sini? Tidak lihat dokter mau memeriksaku!” sindir Emily dengan ketus. Dapper terkekeh menerima pengusiran secara terang-terangan dari wanita itu. “Kamu malu? Bukankah kita sudah berulang kali melakukannya sampai aku ingat betul semua bentuk tubuh indahmu itu.” Ucapan vulgar Dapper di hadapan dokter dan para perawat ini terasa sangat memalukan bagi Emily hingga wajahnya memerah bak buah tomat. “Diam kau berengsek.” Emily mendesis dengan gigi bergemeretak, melihat itu Dapper lagi-lagi memunculkan seringaian menyebalkan. “Aku tidak mau diperiksa sebelum pria ini keluar,” ujar Emily ketika tangan Tania hendak lanjut memeriksa tubuhnya. “Tapi Nyonya, tuan Dapper adalah suami Anda sendiri.” Dokter Tania menatap Emily heran. Ucapan Tania pun sukses membuat Emily melongo, semelongo-melongonya. Suami Emily dia bilang! Mana mungkin Emily sudi menikah dengan pria hina seperti Dapper, itu bencana! Suara tawa Dapper menginterupsi perhatian keempat orang di sana. “Tak apa dokter. Istriku ini memang kadang suka mengatakan hal yang berisi kode-kode rahasia. Dia menyuruhku keluar padahal yang sebenarnya ingin aku yang membukakan pakaiannya.” Dapper berujar disela menahan tawa. APA! Emosi Emily perlahan memuncak sampai ke ubun-ubun. Tania dan kedua perawat pun ikut tertawa. “Hahaha, jadi begitu ya Tuan. Baiklah, silahkan Anda yang membantunya membuka pakaian,” jawab Tania setelah mundur dan mempersilahkan Dapper mengambil alih tugasnya. Emily seketika panik saat dokter Tania justru percaya dan mempersilahkan pria bodoh itu supaya membuka baju Emily. Dapper pikir ia bisa, begitu? Sebelum Dapper membuka kancing pertama Emily, wanita itu lantas mendorong perut pria tersebut hingga jatuh tersungkur ke lantai. “Dasar mesuuuuummmmm....!!!” •••• Emily terkesiap ketika pintu kamar rumah sakit terbuka. Mewanti-wanti andai saja orang itu Dapper maka Emily telah siap melakukan suatu tindakan yang sudah dia rencanakan jauh-jauh waktu supaya pria itu tidak berlama-lama di sini. Emily benci melihat wajah memuakkan Dapper dan tidak nyaman bila pria berengsek seperti dia berada di sekitarnya. “Mommy!” Alis Emily bertaut ketika seorang anak perempuan datang sambil memanggilnya mommy. Sejak kapan dia punya anak sebesar ini?Menikah saja belum pernah, apalagi punya anak. Emily diam saja ketika anak perempuan itu naik ke atas kasur dan memeluk erat Emily seolah mereka memang sepasang ibu dan anak kandung. “Aku senang sekali ketika Daddy menemukan Mommy kembali! Terima kasih Tuhan, sudah mengembalikan mommy padaku!” seru Chloe dengan mata berbinar, tampak jelas merasa gembira. Daddy? Panggilan untuk siapa lagi itu. Anak itu merenggangkan pelukan mereka kemudian duduk di pangkuan Emily. “Ku pikir Mommy meninggalkan Chloe karena Mommy tidak sayang padaku, tapi ternyata salah. Selama ini Mommy diculik dan aku bersyukur Daddy bisa menyelamatkan Mommy segera.” Apa yang Chloe ceritakan pada Emily sama sekali tidak wanita itu mengerti. Wajah anak perempuan ini juga entah mengapa pernah Emily lihat. Tunggu, di mana ya? Kalau tidak salah, sewaktu ia melihat Dapper. Pupil mata Emily membesar, jangan bilang kalau Daddy yang sejak tadi anak ini sebut adalah Dapper. “Kau anaknya Dapper? Dapper punya anak!” pekik Emily. Dahi Chloe berkerut, “Kenapa kau terkejut Mom? Apa Mommy tidak suka melihatku?” Emily menggeleng menyesal melihat ekspresi Chloe yang berubah murung. “Bu-bukan begitu, hanya saja...,” Emily menggaruk tengkuk. “....kau salah Nak. Aku bukan ibumu.” Sesaat setelah Emily berkata demikian, mata Chloe mulai berkaca-kaca. “Chloe tidak masalah mommy meninggalkanku sejak dilahirkan, Chloe juga tidak masalah diejek teman-teman karena tidak punya mommy, Chloe juga tidak masalah ketika Daddy bergonta-ganti wanita yang setiap hari mengaku mommy Chloe. Tapi..., mendengar Mommy tidak mengakui Chloe sebagai putri Mommy, aku sangat sedih.” Ya Tuhan... malang sekali nasib anak manis ini, juga... nasibku sendiri. Ibu jari Emily bergerak mengusap air mata di pipi Chloe. Sebagai seorang wanita, sisi keibuan yang dimilikinya tak tega melihat air mata seorang anak kecil tak bersalah seperti Chloe. “Jangan menangis sayang. Aku memang bukan orang yang melahirkanmu tapi..., kamu bisa menganggapku sebagai ibumu.” Emily mendekap kepala Chloe sambil mengusap-usap pipi anak itu guna menenangkan. Chloe menumpukan kepala ke bahu Emily sambil mengerucutkan bibir cemas. “Tinggallah bersama aku dan Daddy Mom. Jangan pergi lagi..., Daddy sangat kesepian, begitu juga denganku,” gumam Chloe. Sedangkan Emily mendengkus, “Bukankah kamu bilang setiap hari Daddy membawa wanita yang berbeda-beda, mana mungkin dia kesepian sayang,” ujar Emily, setengah merutuk sikap tak berperasaan Dapper yang terang-terangan suka bergonta-ganti wanita di depan putri dia sendiri. “Justru karena kesepian itulah Daddy melakukannya. Aku yakin, setelah Mommy kembali ke rumah, Daddy tidak akan melakukan itu lagi.” Chloe mendongak, “Aku ingin kau selalu bersama kami Mom.” Keheningan sempat melanda beberapa detik sebelum kepala Emily akhirnya mengangguk tidak yakin. Ekspresi Chloe seketika berubah riang lalu memeluk tubuh mommy-nya lebih erat. Ini kutukan, benar-benar kutukan. Di sisi lain ia ingin mengurangi kesedihan Chloe dengan tinggal bersama anak itu, tapi di sisi yang lain juga, ia tidak bisa terima kalau Chloe adalah putri Dapper, seorang penipu berengsek yang harus Emily jauhi sebelum ia terjebak tipuannya untuk yang kedua kali. Lalu, dia harus bagaimana?! Emily sangat membenci Dapper, mana mungkin dirinya sudi tinggal satu atap dengan pria itu beserta putrinya. BERSAMBUNG…
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD