Hari ini, Bianca masih ada project pemotretan bersama Anna dan Xavier. Last projects in Bali.
Bianca adalah seorang model kenamaan yang seringkali hinggap di majalah-majalah fashion. Sesekali, Bianca juga akan menjadi bintang iklan. Tak lupa, Bianca membuka jasa endors di sosial media, terutama Instagramnya yang sudah memiliki lebih dari tiga juta pengikut.
Umur Bianca sudah masuk ke 25 tahun sekarang. Dan ia tengah gencar mencari teman hidup agar bisa menikmati mahligai rumah tangga. Terutama, ia ingin mempunyai anak dan menjadi ibu rumahan.
Tapi 10 dari 10 lelaki yang pernah ia pacari, semuanya berakhir putus karena perselingkuhan. Bianca jadi bertanya-tanya, apa di dunia ini laki-laki waras dan setia sudah punah?
Dan kenapa ia yang harus terjerat dalam kata cinta dari para b******n gila itu?
"Udah selesai belum Bi?"
Bianca melirik Anna dari pantulan cermin. Lalu tersenyum. "Belum nih, bentar lagi. Emang kenapa?"
"Enggak sih, nanyain aja."
Amarah Bianca bergejolak panas. Anna adalah teman se-SMA-nya, mereka merintis kehidupan sebagai model bersama-sama. Karena itu keduanya dekat, bersahabat sudah lama sekali.
Dan Bianca benar-benar tak menyangka jika kini, Anna bisa memberikan sakit yang mendalam. Kenapa dia mau-mau saja menjadi simpanan dan selingkuhan Xavier?
"Lo ngelamun Bi?"
"Sorry, lagi banyak pikiran. Emang tadi lo nanyain apa?"
"Tadi gue nanyain, habis projek ini kelar, lo mau stay dulu di Bali atau langsung balik aja ke Bandung?"
"Kalau gue mau stay di Bali dulu emang kenapa?"
"Ya mau ikut aja, lo mau stay sama siapa? Xavier?"
Bianca mendengus. "Gak tahu sih, maybe Xavier balik duluan karena katanya ada project lain."
Kening Anna mengerut. Gadis itu bergumam, "Ada project lain? Kenapa dia enggak bilang sama gue ya?"
"Hah, lo bilang apa barusan?" tanya Bianca, pura-pura tuli.
"Eh, enggak kok. Jadi gimana? Lo mau langsung balik?"
"Enggak sih, gue stay dulu di sini, mau liburan, soalnya lagi banyak pikiran."
"Ah begitu ya? Kalau lagi banyak pikiran, kayaknya gue enggak bakalan ganggu lo dulu deh Bi."
Tak banyak merespon, Bianca kembali memperhatikan penampilannya di cermin.
Sesekali, Bianca akan mendapati Xavier yang menatapnya. Seolah ingin berbicara sesuatu. Hanya saja tentu mana berani. Lelaki itu terlalu remeh.
Meski sakit hati.
Amat sangat sakit, Bianca tak akan menunjukannya terlalu jauh.
Ia sudah sepuluh kali mengalami hal yang sama. Ciuman dengan pacarnya, mendapati kepingan kebenaran bahwa mereka selingkuh, dan ia patah. Lagi dan lagi. Fase yang berulang ia alami.
^^^^^^^^^^^^
"Kenapa sih lo ngumpulin makanan busuk ini kemarin malam?" tanya Kimi.
"Ini? Sampah ini kan mau gue buang." Bianca mengernyit jijik, ada bekas sayur, ada bekas steak, mie, sambal tak lupa, muntahannya semalam karena terlalu mabuk.
"Jangan bilang tempat sampahnya—"
Bianca mengangguk pelan tiga kali. Kini, gadis itu sudah berganti pakaian dengan yang lebih santai. Berdiri, ditentengnya kotak tersebut keluar. Ia tersenyum manis kala menemui Xavier dan Anna tengah duduk di kursi yang berdekatan. Mengobrol dengan beberapa staff. Setelah mengembuskan napas, Bianca pun membuka kotak di tangannya dan membuang isi di dalam sana tepat ke arah Anna dan Xavier. Bau tak mengenakan langsung tercium. Semua orang jijik, menjauh dan menutup hidung mereka. Beberapa mengalihkan pandang karena apa yang ada di tubuh Xavier dan Anna membuat mual.
"Apa-apaan sih lo?" tanya Anna naik pitam.
"Eh kirain tadi tong sampah." Bianca melempar asal kotak plastik ke sembarang arah dengan wajah yang nampak menyebalkan.
"Maksud lo?" Anna mendekat.
"Mmm." Bianca manyun sok imut.
Telunjuk Bianca mengarah pada Xavier. "Sampah." Lalu, telunjuknya berpindah pada Anna. "Tong sampah, waaah, kalian cocok banget. Pasangan yang cocok sumpah. Eh gimana? Puas kalian aneh-aneh di hotel bintang lima Jakarta last week?"
Mata Anna membulat, bagaimana Bianca bisa tahu?
Gadis itu kemudian melirik Xavier yang sedari tadi menunduk diam.
"Enggak, bukan Xavier yang cepu. Cuma seharusnya lo tahu, dari dulu, gue itu detektif hebat yang selalu tahu kalau pacar-pacar gue selingkuh. Tahu sampai akar. Dan sekarang, gue agak gak nyangka sih, bisa-bisanya lo mau jadi selingkuhan Xavier. Dia apa? Bakat enggak ada, ganteng banget juga enggak, gue yang gendong dia biar namanya naik di dunia modeling ini, ck." Bianca melipat tangan di d**a. "Sekarang, kalian berdua kalau emang mau sama-sama silahkan, cocok kok ternyata. Gue bakalan buang sampah ke tempat yang tepat, ke tempat yang seharusnya."
Anna nampak marah, rahang gadis itu mengetat, saat hampir menghampiri Bianca untuk menjambak, tiba-tiba seseorang mencekat jalannya sehingga Anna tersandung dan jatuh di atas pasir.
Orang-orang langsung menjauh jijik darinya.
Bianca melirik Kimi yang baru saja membantu menjatuhkan Anna sembari tertawa. "Ah, menyedihkan banget sih lo. Seharusnya dari awal, lo enggak perlu berurusan sama gue kayak gini. Malu tahu. Oh iya Xavier, ada yang mau disampaikan? Pembelaan diri atau apa gitu? Enggak ya pasti, buat apa juga. Emang bener kok kalian berdua selingkuh."
"Oh iyaaa, jangan lupa buru-buru mandi, yang barusan gue lemparin ke kalian itu sayur bekas yang ada di resto, makanan-makanan bekas menjijikan, terus muntahan gue semalam yang lagi mabuk. Duuh, menjijikan banget. Bye!"