Sebuah Rahasia

373 Words
Awan hitam berarak menutupi langit, membuat suasana menjadi kelabu. Angin dingin bertiup membuat para pejalan kaki merapatkan jaketnya, yang tidak pakai jaket hanya mampu memeluk lengan sambil mengusapnya agar tubuh sedikit menghangat. Bella berjalan cepat memasuki kawasan stasiun, hendak pulang sehabis kerja. Kereta pun datang, sudah banyak orang-orang yang berdiri di pinggir peron bersiap untuk menaiki kereta yang masih berjalan pelan hendak berhenti. Kereta pun berhenti, Bella bergegas masuk ke dalam kereta berdesakan dengan penumpang lainnya. Tidak lama, pintu kereta tertutup saat kereta hendak melaju, Bella sempat terdorong ke depan dan menabrak seorang lelaki di depannya. Orang itu menengok, waktu membeku seketika kedua tatap bertemu. Mata yang tidak asing bagi Bella. Keduanya berada dalam keterkejutan yang sangat hening. Kereta kembali berhenti. Belum sempat bertukar sapa keduanya sudah dipisahkan oleh rombongan penumpang yang baru masuk ke dalam. Kereta kembali melaju. Akhirnya kereta berhenti di stasiun terakhir. Bella menghembuskan nafas lega saat keluar dari kereta, karena sudah tidak berdesak-desakan lagi. Hujan deras menyambutnya, ia memeriksa tasnya. Sial! Ia lupa membawa payung. Ia menimang-nimang, haruskah ia lari ke halte menunggu bis? Menembus hujan? Ah sepertinya tidak apa-apa, tidak begitu jauh dan tidak akan menjadi terlalu kuyup. Sesampainya di halte, Bella dikejutkan kembali oleh seorang pria yang ditemuinya di kereta tadi. Menyadari keberadaan Bella, pria itu menoleh. Hening. "Hai?" Bella menyapanya takut-takut "Oh Hai, apa kabar?" sahut laki-laki itu "Baik, kamu?" "Baik juga" Hening kembali. Hanya hujan yang berbicara, semakin deras. Keduanya sibuk dengan pikirannya masing-masing. "Nunggu bus juga?" Ucap lelaki itu membuyarkan lamunan "Eh, iya" "Trayek berapa?" "Nomor 37" Selang beberapa saat, bis dengan trayek 37 datang menepi. Bella pamit sebelum masuk ke dalam Bus. Bus itu mulai berjalan, Bella melihat lelaki itu dari jendela. Tapi lelaki itu mengalihkan pandangannya menatap hujan yang masih turun dengan deras. Bella menyandarkan kepalanya ke jendela. Pikirannya melambung ke peristiwa bertahun-tahun lalu. Dimana laki-laki itu meninggalkan dirinya tanpa kabar, padahal seingatnya lelaki itu belum lama berjanji akan selalu bertukar kabar. Tapi menghilang begitu saja saat janji itu terucap. Bertahun-tahun kemudian mereka dipertemukan kembali, terjebak disebuah derasnya hujan. Bella kira tadi adalah saat yang tepat untuk sebuah kejelasan tentang mengapa. Tapi haruskah segala yang di dunia ini harus kita ketahui semuanya? Mungkin sebagian ada yang memang harus menjadi sebuah rahasia saja.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD