Aku, Kamu dan Toko Buku

468 Words
Toko buku ini, musik yang mengalun lembut, jejeran buku yang tersusun rapih, aroma khas dari kertas. Sempurna! Saat itu aku sedang mengitari dengan asyik rak demi rak, menyentuh cover salah satu novel yang menarik perhatian mataku. Novel itu berjudul "Cinta Dalam Diam". Aku tersenyum membaca sinopsisnya. Siapa pun yang pernah merasakan cinta diam-diam pasti tersenyum membaca sinopsis novel tersebut. Ku letakan kembali ke tempat semula novel tersebut, lalu kembali mengitari rak demi rak. Aku terus berjalan ke sisi kiri, hingga akhirnya langkahku terhenti pada suatu rak yang dipenuhi komik. Rak dimana kau berada saat beberapa kali aku melihatmu di toko buku. Kau yang aku suka dan aku cinta diam-diam selama dua tahun. Namun tidak kutemukan kau disini. Kau tidak lagi ke toko buku ini. Aku juga baru sadar mungkin aku tidak bisa menatap diam-diam wajahmu yang serius itu  tenggelam ke dalam komik yang sedang kau baca itu. Lalu bersembunyi dibalik rak novel jika perhatianmu teralih dari komik yang sedang kamu baca. Tak kusangka hari Jumat setelah pulang sekolah berikutnya kau berada di toko ini. Aku sempat terlalu percaya diri karena mengira kita mempunyai jadwal yang sama untuk mengunjungi toko buku, dan sedikit berkhayal alangkah bahagianya jika kami bisa pergi bersama-sama ke toko ini. Berdiskusi tentang novel yang aku suka, atau tentang komik yang sedang kau baca. Lalu aku membacakan salah satu kutipan romantis dari novel yang sedang aku baca, dan kau mendengarkannya sambil tersenyum menatapku. Tapi keberanianku hanya sebatas berkhayal saja. Rasa percaya diriku ini ada benarnya juga, karena pada hari Jumat berikutnya aku mendapati dirimu di Toko Buku ini lagi. Masih tetap dengan posisi yang sama, kau dibagian rak komik sedangkan aku dibagian rak novel sambil sesekali mencuri pandang terhadap kamu. Hari itu au beranikan diri masuk ke dalam rak komikmu itu, sok-sokan mengambil salah satu komik secara asal. Pura-pura membacanya, kau berada tepat di sampingku saat itu. Aku hanya ingin merasakan bagaimana rasanya berada sedekat itu denganmu. Ternyata luar biasa membuat jantungku rasanya mau copot. Aku melangkahkan kaki agar bisa lebih dekat lagi denganmu. Kini jarak kita hanya sekiatar setengah meter saja. Namun yang kau lakukan adalah meletakkan kembali komik yang kau baca dan pergi meninggalkan rak komikmu, pergi meninggalkan toko buku ini, pergi meninggalkan aku. Aku menghela napas panjang mengingat kejadian dua tahun lalu itu. Kini aku sedang berada di rak favoritmu, rak komik. Komik Hunter x Hunter adalah komik yang sering kau baca. Aku mengambilnya, mengambil serial komik yang bisa membuatmu tenggelam saat membacanya. Aku mencoba membaca komik itu, membuka lembaran pertamanya dan mulai membacanya. Selang beberapa detik aku membaca komik itu, "Hai, kini kau beralih menjadi pembaca komik ya? Bukan pembaca novel lagi?" Aku memalingkan tubuh ke arah sumber suara. Betapa terkejutnya pemilik suara renyah itu adalah kamu. Kamu yang tadi berbicara, kamu yang sekarang berdiri di depanku dengan senyummu yang memesona itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD