Ketika tiba di sekolah, Jace dan Edgar berpisah dengan Velgard dkarenakan mereka memiliki suatu urusan. Maka Velgard berjalan sendiri memasuki bangunan Morgana Highschool. Dalam keramaian, ia tenggelam pada pemikiran mengenai apa saja yang terjadi dan apa saja yang ternyata telah berubah.
Velgard sudah merasa tak mengerti dengan apa yang Jace katakan mengenai apa yang menimpa Bevrlyne, hal itu benar-benar jauh dari apa yang terjadi sebenarnya. Ia tak menyangka bahwa mereka yang ingatannya hilang malah berubah jauh seperti itu.
Tentu saja, hal yang sama segera terjadi di sekolah. Orang-orang membahas mengenai Bevrlyne bukan disebabkan oleh dia yang mengamuk menghajar banyak murid, tapi karena kecelakaan. Ini benar-benar membuat Velgard bertanya-tanya mengapa bisa terjadi seperti ini.
“Apa mungkin, mereka bukan hanya kehilangan ingatan mengenai kejadian itu, tapi juga ingatan mereka diubah? Jika itu kasusnya, maka wajar apabila hal itu yang dibahas oleh mereka.” Velgard bertanya-tanya dalam benaknya. Saat ini ia sedang membuka loker mengisi tasnya dengan barang-barang yang hari ini dia perlukan, ketika aktivitas itu saja ia mendengar beberapa orang yang lewat tidak sampai menyinggung mengenai kejadian kemarin yang mana harusnya itu adalah berita besar yang menggemparkan.
“Tapi siapa orang yang cukup kuat untuk melakukan itu? Aku yakin ingatan yang berubah bukan terjadi secara begitu saja, tapi ada yang melakukannya. Orang lain yang juga merupakan pengguna kekuatan yang sama seperti aku dan Bev.”
Ketika selesai meninggalkan loker, Velgard melihat Helena Grey sedang berjalan bersama teman-temannya. Gadis itu terlihat baik-baik saja, tidak ada cedera yang didapat, bahkan tidak ada luka mental yang ia alami.
Tingkahnya sama seperti hari-hari biasanya di mana ia seolah tak pernah mengalami kejadian itu, tentu saja Velgard merasa tak percaya dengan itu mengingat kemarin ia melihat gadis itu sudah tampak hampir gila karena mentalnya terguncang.
Bevrlyne benar-benar hendak membunuhnya di toilet, dengan tatapan wajah jahat dan disertai kekuatan fisik besar, Bevrlyne yang kemarin tampak sangat menakutkan. Hal wajar apabila Helena Grey menjadi terganggu mentalnya. Namun, apa yang dilihatnya saat ini? Dia tampak biasa saja.
Karena hal itu, Velgard segera melangkah agak cepat untuk menghampirinya.
“Helena!” panggil Velgard. Tapi tampaknya si pemilik nama tidak mendengarnya, wajar saja karena lorong saat ini cukup ramai oleh murid yang berlalu-lalang.
Velgard menambah kecepatan langkahnya lalu sekali lagi memanggil. “Helena!”
Tapi tetap saja si pemilik nama masih tidak menanggapi, Velgard yang berjalan dengan langkah cepat segera tiba di belakang gadis itu.
“Helena Grey!” Velgard memanggil sambil menepuk pundaknya. Barulah kali ini usahanya berhasil membuat Helena menghentikan langkah, secara refleks kedua temannya juga melakukan hal yang sama.
Pada saat itulah Helena membalikkan badan, kedua temannya juga melakukan hal sama, mereka menghentikan langkah serempak. Velgard bertatapan dengan ketiganya dengan jarak satu langkah.
“Can i help you, Drexell?” tanya Helena, berbeda dengan Bevrlyne, Helena bersikap netral pada Velgard, ia seperti tidak takut dan tidak mau berurusan dengan Velgard. Padahal, bisa saja Velgard ikut campur dalam urusannya ketika ia mengganggu Bevrlyne. “Sepertinya ada sesuatu yang penting sampai kau berbicara padaku.”
“Soal yang kemarin. Aku tahu kau ada di sana, apakah ....” Velgard tak sempat meneruskan kalimatnya karena Helena langsung menyela.
“Tentang adikmu, bukan?” selanya sambil memyilangkan tangan di d**a. Ia seperti sudah tahu bahwa Velgard kemungkinan akan menyinggung masalah yang terjadi kemarin, ada kemungkinan juga Velgard akan menyalahkan dirinya. Mendengar penyelaan itu, Velgard hanya mengangguk sebagai tanggapan.
“Huh, sudah kuduga itu topiknya.” Helena berucap dibarengi nada yang tak suka. “Dengar, aku memang ada di sana, tapi kutegaskan, itu bukan perbuatanku, aku memang mau menghukumnya karena dia melibatkanku dalam kelas tambahan, tapi dia sudah lebih dulu jatuh. Tanyakan saja pada Jessie, kebetulan dia bersama kami saat kejadian, semua orang tahu kalau Jessie bukan pembohong.” Helena menuturkan secada gamblang mengenai posisi dan situasinya kemarin, ia benar-benar menyatakan bahwa dirinya benar-benar tidak terlibat dengan insiden yang dialami oleh Bevrlyne.
Tentu saja, Velgard merasa tak percaya karena cerita lengkap yang Helena katakan sungguh berbeda dari kejadian yang terjadi sebenarnya. Apabila sebelumnya Velgard masih menerka mengenai orang-orang atau lebih tepatnya teman-teman yang ingatannya diubah, setelah mendengar penuturan dari Helena, ia menjadi semakin yakin bahwa semua orang yang terlibat dalam kejadian itu ingatannya diubah.
Belum sempat Velgard menanggapi, Helena seperti seolah sadar akan sesuatu secara tiba-tiba.
“Tunggu, jangan-jangan dia mengadu padamu bahwa aku yang melakukannya?” tuduhnya tampak tak senang, ia mulai memasang wajah kesal.
Velgard langsung memggeleng menyangkal tuduhan itu. “Jangan menuduhnya, lagi pula aku tidak akan ikut campur terhadap urusannya. Dia bisa menjaga dirinya sendiri.” Ia membalaa.
“Oh, baguslah.”
Helena kemudian mengedarkan pandangan ke sekitar, ternyata memang benar Bevrlyne tak bersama Velgard hari ini. Tentu saja, saat menyadari akan hal tersebut, reaksi dan tebakannya sama seperti yang dipikirkan oleh Jace dan Edgar sebelumnyaーyaitu Bevrlyne mengalami cedera yang lebih serius sejingga hari ini ia tidak sanggup berangkat sekolah.
“Omong-omong adikmu tidak ada rupanya, sepertinya lukanya lebih parah dari yang kubayangkan, sayang sekali karena aku tak sempat memberi perhitungan padanya.”
“Hati-hati dengan ucapanmu, Grey. Karena meski aku sudah mengatakan bahwa aku tidak akan ikut campur dengan masalah kalian, itu akan menjadi pengecualian apabila perbuatanmu sudah keterlaluan.” Velgard memberi peringatan dengan tatapan serius.
Helena malah melambai acuh tak acuh. “Tak perlu mengancamku, Dexell. Aku juga masih ingin sekolah di sini, tidak mau menghabiskan bertahun-tahun di penjara. Lagi pula ini urusan gadis, tak mungkin sampai membuat seseorang babak belur atau kehilangan harga dirinya.”
“Aku hanya memperingatkanmu agar perbuatanmu masih berada dalam batas wajar, itu saja.” Velgard menekankan.
“Aku tahu.” Helena membalas. Ia kemudian pura-pura melihat jam tangan pada pergelangan tangan kirinya yang mana di sana hanya terdapat gelang-gelang saja. Setelah itu ia memandang Velgard lagi.
“Nah, Drexell, karena aku tak bersalah, aku akan pergi sekarang.” Tanpa menunggu balasan dari Velgard, Helena dan teman-temannya segera pergi melanjutkan obrolan mereka.
Velgard sendiri tidak mengatakan apa-apa lagi, ia hanya melihat kepergian ketiga orang itu lalu berjalan menuju tempat seharusnya ia berada pagi ini.
“Sepertinya semua ingatan orang-orang memang sudah diubah, hanya aku, Bev dan Mom saja yang masih memiliki ingatan yang sesungguhnya.” Ia berasumsi. Soalnya, malam kemarin ibu mereka menceritakan hal yang seperti ini, orang-orang yang tahu akan kejadian insiden Bevrlyne tampak bingung lalu menceritakan kisah berbeda.
Velgard saat ini lanut melangkah sambil memikirkan apa yang terjadi.
“s**l, apabila kasusnya seperti ini, untuk apa aku melakukan rencana membuat Bev pura-pura sakit, semua orang tidak membahas mengenai dia yang mengamuk seperti kerasukan.” Velgard memggerutu ketika tahu bahwa yang menjadi topik percakapan adalah sesuatu yang berbeda dari kejadian yang sebenarnya.
Apalagi, ternyata jauh lebih sedikit orang yang membicarakan mengenai insiden kemarin. Padahal Velgard akan mengira bahwa lebih dari setengah murid Morgana yang akan membahasnya, tapi kenyataannya malah terlalu sedikit orang yang menyinggung adegan itu.
Wajar saja, terlalu banyak topik yang bisa dibahas daripada hanya sekadar membahas seseorang yang jatuh di dalam toilet wanita. Salah satu topik percakapan yang jauh lebih banyak dibahas malah mengenai pembatalan pertandingan football kemarin.
Banyak dari mereka yang bertanya-tanya mengenai apa yang sebenarnya terjadi, lalu berita mengenai bus yang kecelakaan pun segera menyebar luas. Velgard sendiri mendapatkan berita itu ketika ia mengambil koran harian sekolah yang diterbitkan oleh murid yang mengambil kegiatan penerbitan koran sekolah.
Tentu saja, yang menjadi berita utama dan yang menjadi perbincangan nomor satu adalah itu, kecelakaan yang dialami oleh anak-anak Easterwod yang mengakibatkan pertandingan melawan Morgana gagal dilaksanakan.
“Di luar perkiraanku, ternyata malah berita ini yang menjadi topik utama sekolah.” Velgard berkomentar. “Andai saja aku memprediksi akan hal ini sebelumnya, aku pasti tidak akan melakukan hal yang membuat Bev pada akhirnya demam sungguhan.” Velgard pada akhirnya merasa menyesal karena sudah melakukan hal yang tidak perlu sampai membuat Bevrlyne berakhir dengan sakit.
“Yah, meski sisi baiknya apa yang sudah kita lakukan membuahkan hasil yang baru. Ada sesuatu yang terwujud membuat misteri kekuatan ini semakin bertambah.” Velgard lanjut berbicara dalam benaknya, mengingat akan hal itu secar refleks bayangannya kembali pada ingatan tadi malam ketika ia menyaksikan kota itu, tempat yang sepertinya berada di dunia lain dikarenakan arsitekturnya tidak mirip sama sekali seperti yang ada di kota mana pun di dunia ini.
“Aku benar-benar ingin menemui siapa saja pengguna kekuatan yang bisa dimintai bantuan, kami benar-benar buntu dalam masalah ini. Mencari tahu tanpa pentunjuk apa-apa jelas hanya membuang waktu percuma.”
Velgard sadar akan kekurangan dan kelemahannya saat ini ketika ada niat untuk mencoba mengendalikan kekuatan itu, harus ada seseorang yang melatih dan memberi petunjuk pada dirinya dan Bevrlyne.
***