awalnya
malam kian larut jam sudah menunjukkan pukul 1:30 ,Ara Mayka Janet gadis remaja berumur 18 tahun terpingkal pingkal berlari menyusuri jalan sepi disebuah pedesaan yang jalannya kiri Kanan adalah sawah, rumah didesa itu pun berjarak sangat jauh antara rumah satu dengan yg lainnya dan juga agak jauh dari jalan .suasana sangat sepi dri hinggar binggar yg terdengar hanyalah suara jangkrik dan lolongan anjing dr kejauhan namun Ara tak takut dengan semua itu sesekali Ara menoleh kebelakang sambil berjalan setengah berlari nafasnya tersengal sengal " ya Allah mudahan GK ada orang yang liat aku " doa Ara terucap dari bibir mungilnya dengan nafas yang hampir habis Ara berusaha jalan cepat untuk sampai dijalan besar supaya bisa menemukan kendaraan untuk dia tumpangi .
Keringatnya bercucuran diwajahnya hingga badannya membuatnya gerah namun Ara tidak mengurangi kecepatannya ada semburat kecemasan diwajahnya " aku GK boleh lewat jalan ini" pikir Ara dalam panik "kalao ada orang kampung lewat mereka pasti mengenaliku" Ara bicara sendiri mengajak otaknya berpikir keras mencari jalan mana yg harus dia lalui " ya Allah GK boleh ada yang liat aku pokoknya ,satu orang saja melihatku pasti berita ini sampai ketelingga mama, tolong aku ya Allah permudahkan lah aku dalam perjalanan ini ya Allah aamiin " itulh doa Ara yang entah keberapaa kalinya doa yang dia panjatkan sepanjang jalan itu sambil sesekali celingukkan mencari jalan pintas di sawah itu karena semasa kecil Ara ingat pernah dibawa ayahnya melintasi sawah yg merupakan jalan pintas .
"hah itu dia " seru Ara kepada dirinya sendri ketika melihat orang orangan sawah yang badan nya terbuat dri campuran semen dan dipakaikan rok seperti seorang wanita hanya tangannya saja bisa digerak²an untuk menakuti burung .orang²an itu tertancap dipinggir jalan desa itu,ara ingat tidak jauh dari orangan sawah itu ada jalan kecil yang biasa dia lalui dulu bersama almarhum ayahnya ketika ingin cepat sampai dijalan besar " hah benar kan ini dia jalan pintas itu " Ara senang melihat jalan pintas yg sudah hampir tertutup rumput ilalang itu, segera ia masuki jalan itu yang sebenarnya tak terlihat seperti jalan ,dikiri kanan jalan itu adalah lahan sawah yang lama tak dikelola pemiliknya sehingga lahan itu ditumbuhi ilalang yg tingginya melebihi tinggi Ara.
Ara berjalan sembari meraba2 jalan dengn kakinya yg memang gelap dan Ara hanya mengandalkan cahaya rembulan dan senter kecilnya "aduuuuh ni senter kenapa redup banget sih " gerutu Ara sambil menggoyang goyangkan senternya supaya terang tapi tetap saja redup karena batrainya soak.dengan susah payah Ara melintas jalan semak itu sampai wajahnya teriris daun ilalang pun dia tak menyadarinya. ada rasa takut bergelayut dihatinya ia berpikir bagaimana klo dia bertemu ular sawah yg besar walaupun dari rumah mamanya Ara sudah membawa boot yg sekarang dia pakai untuk melindungi kakinya tetap saja Dia khawatir.
Dari jauh Ara mendengar suara kendaraan "hah sepertinya sudah hampir dekat jalan raya, ya Allah terima kasih ya Allah" Ara mempercepat laju langkahnya tak sabar ia meloloskan dirinya dari semak ilalang itu. "Alhamdulillah aku sampai sini " Ara bersyukur bisa lolos dari semak itu dan kini dia berada dibibir jalan raya.sambil membersihkan dirinya dri rumput2 yang menempel dan Menganti boot nya dengan sendal cepat cepat ia masukan kedalam kresek hitam bootnya itu lalu diletakkannya disema semak " simpan disini aja lah, kalau ada yg Nemu aq ikhlasin deh,aku kan GK mungkin bawa ini bikin berat kan ya " Ara bicara sendiri sambil pergi menjauh dari tempat boot itu .
Detik demi detik berlalu tak ada kendaraan yg lewat " haduuuh kog GK ada kendaraan lewat ya" Ara mulai dirundung panik lagi " ini sdh jam berapa ya sebelum jam 4 aku harusnya sdh pergi dari sini" pinta Ara dalam hati karena Ara tau jam 4 mobil mobil tengkulak dari desa akan lalu lalang dijalan ini menuju pasar.Ara memutuskan berjalan kaki menyusuri jalan raya itu sembari menunggu kendaraan lewat. tiba tiba terlintas di ingatannya saat ia dirumah mama tirinya ,Ara sering mengalami kekerasan dari mama tiri maupun kedua kakak tirinya ,
Yah Ara ternyata mempunyai 2 kakak tiri yg Tak kalah cantik jg dari Ara hanya saja kedua kakaknya itu menuruni sifat judes ibu mereka . mabk Emy salsamila dan kakak tiri sulungnya mabk Zian selfianti tapi Zian sendiri merubah namanya dengan panggilan Zian Mey lebih komersial katanya ." eh Ra kamu kayak orang mau mampus itu kenapa hah GK bisa cepaaaaat apa kamu tuh " bentak mamanya sambil menjambak jilbab Ara yg ketika itu sedang bikin nasi goreng "aduhhh maa sakiiit " sambil tangan kiri ara memegang tangan mama tirinya yg diketahui namanya zahara tp biasa orang panggil ibu zara itu. sedangkan tangan kanannya memegang Sutil steenless panas yg ia gunakan mengadok nasi goreng buat sarapan mereka, "mama ini panas loh ma kena mama nanti siapa yg repot mama juga kan" kata Ara sambil menangkis tangan mamanya sembari memperlihatkan Sutil panas ditangnnya supaya mamanya itu berhenti menyakitinya.
Ara sudah terbiasa dengan kekasaran ibu zara ,namun dia selalu berusaha bersikap baik dengn ibu tirinya itu " GK usah ngajar mama , kamu tuh memang lamban kalo kerja" teriak ibu zara membentak Ara sambil telunjuknya menonjok jidat Ara Tiba tiba air mata Ara menetes mengingat perlakuan keluarga tirinya itu " maa maafin Ara ma ,Ara terpaksa kabur ma karena Ara GK akan bisa berkembang kalau Ara tinggal dirumah terus " Ara menangis sejadi jadinya dijalan itu ia lepaskan semua perasaannya karena dia tau tak akan ada orang yg mendengar , " kenapa mama GK pernah sayang Ara , apa salah Ara ,Ara selalu nurut sama mama sama kakak2 Ara jg tapi kenapa kalian selalu saja menindas Ara, mengasari Ara ,Ara ini orang ma bukan bantal guling bukan boneka yg kalo kalian tendang kalian pukul GK bakal ngerasa sakit ,Ara ini manusia ma manusia " Ara teriak teriak meluapkn emosinya dijalan itu sambil jalan sambil menanggis memeluk tas nya.
Ara melihat sinar lampu sebuah mobil dari kejauhan, cepat cepat Ara menghapus air matanya mengelap wajahnya dengan syal putih dilehernya mobil itu melaju dari jauh Ara sudah melambaikan syanya yg ada di tagnnya. Ara sudah GK peduli siapa orang dalam mobil itu pokonya tekat nya sudah bulat mau menumpang mobil apapun yg lewat saat itu, dia hanya berharap orang yang akan memberinya tumpangan nanti adalah orang baik baik . tangan Ara melambai tak henti henti namun mobil itu GK ada tanda tanda mw berhenti semakin dekat semakin dekat zeaaaafffff mobil itu justru melesat laju melewati Ara ,pemuda dalam mobil itu sempat melihat ara menenteng tas merah Baju gamis motif pulkadot dan selendang hitam ditanganny dari kaca spion tanpa ekspresi apapun. Ara yg melihat mobil itupun langsung lunglai tp dia terus berpikir positif " ya Allah mungkin orang itu sedang dalam emergency kali ya" pikirnya sambil tersedu sedu sisa dari tanggisnya tadi matanya memandang mobil yang kian mengecil dari kejauhan .
Ara melanjutkan langkahnya yg sudah terseok Seok karena keletihan tak lama kemudian ada pengendara motor menghampiri nya Tit Tit bunyi klakson motornya " neng , neng mau kemana malam malam begini ,sendirian lagi" kata bapak bapak paru baya itu, " anu pak bisa minta tolong GK tumpangi saya ke terminal bis ya pak " pinta Ara dengan sopan " tolong saya pak saya mengharap banget pertolongan bapak saat ini " Ara sedikit memelas kan wajahnya agar bapak itu simpati dan mau menolongnya " aduuh neng bukannya bapak GK mau bantu tp kamu ini GK abis melakukan kriminal kan "tanya bapak Heru ternyata itu namanya " justru saya lah korban tindak kriminal pak " jawab Ara sembari menunduk sedih ,pak Heru GK tega melihat keadaan Ara ,dia seperti percaya saja kata Ara mungkin karena pak Heru tau bahwa dijalan sekarang memang kerap terjadi hal seperti itu tindakan kriminal dan kejahatan lainnya. akhirnya tanpa berlama lama dia pun mengajak Ara menaiki motornya melaju menuju terminal bis.
motor melaju menerobos kegelapan dengan sinar lampu motor yang juga sebenarnya tidak terlalu terang.ara berpikir keras bagaimana kalau seandainya bapak ini berniat jahat kepadanya apa yang dia harus lakukan,seolah dia tengah menyiapkan pertahanan dikeluarkannya semprotan farfumed lalu dipindahkannya kekantong tas yang mudah dijangkau dipindahkannya juga uangnya dari dompet kedalam bra miliknya dan menyisakan 20 ribu didalam dompetnya. ia hanya berjaga jaga kalau seandainya ia dirampok Ia tidak akan kehilangan uang itulah dalam pikirannya , "kenapa neng " tanya pak Heru tiba tiba yang merasa heran ketika menyadari Ara sibuk bergerak gerak dibelakangnya "GK pak ini anu ada yang gatal mungkin semut " jawab Ara terbata bata yang sebenarnya sedikit kaget dengan suara pak heru .setelah semua persiapan sudah kelar sesuai pemikirannya barulah Ara duduk tenang dibelakang sambil berdoa didalam hati "ya Allah jauhkan aku dari orang orang yang berniat jahat kepadaku lindungilah aku ya Allah " tiba tiba motor berkurang kecepatannya "pak pak aduh pak kenapa motornya ini pak" kata Ara mulai takut dan akhirnya motor pun bener bener mati dipingir jalan. jalan menjadi gelap sekali karena lampu motor mati dug-dug dug-dug dug-dug jantung Ara berdebar kencang tangannya mulai menggengam botol farfumed kaca sambil memaksa keras menajamkan matanya untuk berusaha melihat sekeliling dan memperhatikan gerakan pak Heru dalam kegelapan itu "neng yang tenang ya bapak coba cek motornya dulu mungkin habis bensin" katanya pak Heru sambil memasang standar motor dan merogoh kantong nya untuk mengambil hp "astagfirullah" sontak tangan Ara yang memegang botol farfumed menghujam pak Heru dengan keras "aduh neng" pak Heru mengaduh kesakitan sambil mengerang Ara spontan lari menjauh dari pak Heru dengan ketakutan ia tak dapt melihat jalan apalagi melihat pak Heru beruntung muncul kilatan pertanda mau hujan Ara memanfaatkan cahaya kilat untuk melihat bayangan jalan ,Ara tak melihat ada rumah disekitar situ ia berlari dengan suara sandalnya yang bising menyadari itu Ara pun melepas sandalnya dan menenteng membawanya lari ia lari dalam senyap hanya deru nafasnya saja yg terdengar dan suara gemuruh langit .hingga tak terasa Ara sampai sebuah pemukiman ara berhenti disebuah rumah lalu berlari mengendap ngendap bersembunyi disamping rumah itu Ara berhenti ditempat yang tepat karena tak lama dari itu hujanpun turun merasa aman Ara pun duduk sambil memeluk lututnya ia kemudian teringat pak Heru, sebenarnya apa yang ingin dilakukan pak Heru tadi pikirnya dalam hati sambil mengingat kejadian itu saat itu ia merasa ada yang menyentuh dadanya dan tangannya yg sudah siap siaga memegang botol kaca spontan menghantam pak Heru tanpa tau apa dan bagian apanya pak Heru yang kena yang jelas dari raungan pak Heru sepertinya dia kesakitan sekali Ara akhirnya menaggis merasa ngeri membayangkan dirinya dalam bahaya saat itu.