Episode 8

2258 Words
    Hari ini Alvin berniat untuk pergi ke tempat komedi tersebut sendiri, ia ingin menonton komedi yang menurutnya sangat fresh. Ada orang marah-marah, curhat, ngomong ngalor ngidul, tapi lucu. Hal itu membuat Alvin tertarik untuk datang kesana, terlebih lagi ada stand up comedya yang ia tonton malam kemarin di youtube. Ia datang menggunakan mobilnya, tempatnya berada di Jakarta Selatan, sedangkan Alvin berada di Jakarta Utara. Memang tempat nya lumayan jauh dari rumahnya.                 Ketika ia ingin pergi sendiri kesana, tiba-tiba ia teringat dengan Moreo. Temannya yang sering kali keluar rumah karena pusing dengan keadaan rumahnya yang berisik. Ia merasa bahwa Moreo mungkin butuh tontonan komedi seperti ini, stand up comedy adalah pertunjukan komedi yang paling jujur.                 Alvin pun mengirim pesan kepada Moreo.                 “Mor, sibuk gak lu?”                 “Engga.”                 “Mau ikut nonton stand up comedy gak, nanti malem?”                 “Mau dong, males gue di rumah.”                 “Yaudah ntr kesini aja,” kata Alvin.                 Moreo hanya mengirimkan stiker. Alvin juga sebenarnya ingin mengajak Jovan, tetapi ternyata hari ini, manusia itu pergi bersama keluarganya. Jadi, yang pergi ke comedy club malam ini hanya Alvin dan Moreo.                 Sebelum pergi ke comedy club, malam nanti. Alvin meminta izin kepada sang ibu supaya diperbolehkan pergi nanti malam untuk nonton.                 “Bu, Alvin nanti malem mau pergi ya,” kata Alvin meminta izin kepada ibunya.                 ”Kemana Vin?” tanya sang ibu yang sembari memotong sayuran di dapur.                  “Mau nonton pertunjukan komedi bu, butuh hiburan,” kata Alvin yang sambil membantu ibunya memotong sayuran di dapur.                 “Ohhh, pantesan ya kamu mau bantuin ibu di dapur, karena ada maunya toh.”                 Alvin hanya tertawa saja ketika sang ibu berbicara seperti itu. Hal-hal yang dilakukan Alvin adalah cara yang manjur untuk membujuk orangtua ketika ia ingin pergi bermain dengan teman-temannya. Alvin juga beranggapan kalau dia ingin bermain diluar, setidaknya ia berkontribusi di rumah, seperti membersihkan rumah atau membantu ibunya memasak di dapur.                 “Boleh gak bu?” tanya Alvin kepada ibunya.                 “Boleh, tapi ada syaratnya,” kata sang ibu                 “Apa syaratnya bu?”                 “Bantuin ibu beresin rumah.”                 “Okee bu siap,” kata Alvin sambil mengangkat tangannya seperti sedang hormat kepada sang ibu.                 Alvin pun langsung bersiap untuk membereskan rumah, ia menyampu, mengepel, cuci piring, dan membereskan kamarnya sebelum ia pergi bermain. Selesai mengerjakan semua pekerjaan rumah, ia pun beristirahat sebentar di kamarnya sambil mendengarkan lagu. Ia juga mengirimkan pesaan kepada Moreo.                 “Mor, jam 4 ke rumah gue ya,” kata Alvin yang menuliskan isi pesan kepada Moreo.                 “Oke,” Moreo membalas pesan Alvin.                 Sebenarnya acara mulai pada jam 7 malam, tetapi dikarenakan rumah Alvin sangat jauh dari tempat tersebut, terlebih lagi takut macet diperjalanan. Maka dari itu ia memilih untuk berangkat lebih cepat. Kota Jakarta adalah kota segudang macet, apalagi kalau sudah memasuki jam-jam pulang kerja, jangankan mobil, pengendara motor saja susah lewatnya kalau sudah jam pulang kerja. Ya mau gimana lagi, Jakarta adalah ibu kota, pusat dari segala system yang ada di negara ini, jadi banyak orang yang mau tinggal dan bekerja di ibu kota.                 Jam sudah menunjukkan pukul setengah 3 sore. Alvin pun siap-siap untuk mandi. Moreo datang ketika Alvin sudah selesai mandi.                 “Buset, cepet juga lu datengnya,” kata Alvin yang kaget karena melihat temannya itu sudah ada di dalam kamarnya.                 “Iyaa, biasalah,” jawab Moreo singkat. Yang ternyata Alvin mengerti arti kata “biasalah” yang dilontarkan oleh temannya itu. Alvin pun hanya mengangguk paham.                 “Lu tau acara ini darimana Munk?” tanya Moreo.                 “Youtube. Kemarin pas kita pulang dari Bandung, gue iseng-iseng buka youtube, nyari-nyari video lucu gitu. Eh ketemu deh acara stand up comedy,” kata Alvin menjelaskan kepada Moreo.                 “Ohhhh. Sebenernya gue udah lama banget pengen ke tempat ini, tapi gada temennya,” kata Moreo.                 “Loh, lu udah tau?” tanya Alvin yang bingung, ternyata temannya itu sudah tau lebih dulu daripada dirinya.                 “Udah dari lama Munk. Untung aja lu ngajakin gue, jadi gue bisa nonton langsung dah,” kata Moreo. “Gue aja kaget, lu tiba-tiba tau acara stand up comedy,” lanjut Moreo.                 “Gue juga kaget, kalau ternyata lu tau acara ini,” jawab Alvin yang sama kagetnya dengan Moreo. Akhirnya mereka terkaget-kaget berdua.                 Setelah beberapa menit Alvin siap-siap, akhirnya mereka berangkat tepat jam 4 sore, kurang dikit. Mereka berdua pun berpamitan kepada ibu Alvin. Karena tempatnya lumayan jauh dari rumah, Alvin berniat membawa mobilnya. Lagi-lagi Moreo menawarkan diri untuk menyetir mobil, ia merasa tidak enak. Sudah diberi tumpangan, masa sang pemilik mobil juga yang menyetir, begitu pikirnya.                 Selama diperjalanan Alvin terus menyetir pertunjukan-pertunjukan komedi dari HP nya yang disambungkan melalui kabel AUX. kali ini suasan mobil itu seperti sebuah tempat komedi yang gak kalah asyik.  Ada beberapa comedian yang bercerita tentang keluarganya yang hancur dengan sangat lucu, yang ternyata comedian ini adalah komedian yang sering dintonton oleh Moreo.                 “Nah ini, Munk yang sering gue tonton di youtube,” kata Moreo memberitahu kepada Alvin kalau ia sering menonton comedian tersebut.                 “Gue justru baru liat ini comedian sih,” kata Alvin                 “Relate banget ama hidup gue,” kata Moreo sambil tertawa. Alvin tidak tahu, Moreo tertawa karena seorang komedian itu lucu, atau karena kehidupannya yang lucu. Yang pasti Alvin senang jika temannya itu bisa berdamai dengan masalahnya.                 Tak terasa, mereka sudah mau sampai di tempat tujuan, sangking serunya mendengarkan acara komedi.                 “Udah nyampe aja,” kata Alvin.                 “Iyaa, gak kerasa. Jalanan juga tadi gak macet-macet banget sih,” kata Moreo.                 Mereka pun masuk ke comedy club tersebut yang berada di lantai 2 dalam sebuag rumah toko. Mereka membeli tiket masing-masing dengan harga yang terbilang cukup murah dikantong pelajar seperti mereka. Setelah masuk ke ruangan comedy club tersebut, ternyata sudah ada banyak orang yang duduk menunggu acaranya dimulai. Ada juga beberapa komedian yang baru saja mereka tonton tadi di youtube.                 “Itu yang kita tonton tadi Mor,” kata Alvin bisik-bisik kepada Moreo.                 “Iyaaa, itu juga yang komedi nya gue suka,” kata Moreo.                 Belum mulai acaranya saja mereka sudah cuku senang. Setelah 10 menit mereka duduk, acara pun dimulai. Ada 2 MC kondang diatas panggung untuk memperkenalkan para komedian kepada para penonton-penonton baru. Para MC juga tidak sekedar memperkenalkan para comedian tersebut dengan Cuma-Cuma, mereka juga mengeluarkan jokes-jokes yang mereka punya dan mereka juga meroasting beberapa penonton. Di tempat tersebut sangat jarang ada yang tersinggung dengan roastingan atau materi komeid yang dibawakan. Para penonton sudah paham kalau ini merupakan acara komedi yang dimana isinya bercandaan semua.                 Setelah itu para comedian tampil secara bergantian membawakan komedi yang sangat-sangat lucu. Alvin dan Moreo tertawa sampai tiada henti, begitu pula dengan para penonton yang lainnya. Para komedian ini benar-benar mencurahkan keresahan dan masalah dalam hidupnya dengan sangat lucu.                 Salah satu komedian yang disukai oleh Moreo juga sangat-sangat jujur dalam menceritakan keresahannya sebagai anak yang terlahir dalam keluarga yang sering berantem dan hidup pas-pasan. Banyak cerita dari mereka yang sangat relate dengan kehidupan orang-orang sekitar. Alvin juga sangat menyukai salah satu comedian yang selalu cerita tentang patah hatinya.                 Tak terasa jam sudah memasuki pukul delapan, padahal mereka baru saja menonton pertunjukan komedi yang sangat lucu. Ketika para comedian sudah tampil, para MC menanyakan kepada penonton, apakah ada yang mau mencoba open mic.                 Dalam istilah stand up comedy, open mic adalah ajang Latihan untuk para stand up comedyan. Nah, MC ini menawarkan kepada para penonton.                 “Mor, coba gih,” kata Alvin kepada Moreo.                 “Engga ah, malu gue,” kata Moreo menolak tawaran Alvin.                 Tetapi bukan Alvin Namanya kalau tidak iseng, ia pun merencanakan sesuatu di kepalanya.                 “Mor itu ketiak lu kenapa?” tanya Alvin.                 “Ha, gapapa,” kata Moreo sambil melihat ketiaknya.                 “Coba angkat, kayanya basah dah,” kata Alvin menyuruh Moreo untuk mengangkat ketiaknya.                 Moreo pun mengangkat ketiaknya dan mengatakan “Gak basah chipmunk.” Setelah secara tidak sadar mengangkat tangannya, tiba-tiba Moreo membesarkan pupil matanya kepada Alvin, ia sadar kalau sedang diisengin oleh temannya itu. Tidak lama setelah itu, tiba-tiba MC memanggil Moreo.                 “Nah itu dia, laki-laki yang make baju hitam,” kata salah satu MC yang menunjuk kearah Moreo.                 “Nah ada yang mau maju nih, yuk kasih tepuk tangannya,” kata MC yang satunya.                 Para penonton pun langsung tepuk tangan untuk menyambut Moreo. Alvin hanya tertawa saja ngeliat temannya bingung seperti kena hipnotis.                 “Udah Mor, maju sana,” kata Alvin.                 Moreo yang sudah tidak bisa nolak lagi, akhirnya pun maju. Di dalam hatinya yang paling kecil ia berjanji akan membalas perbuatan Alvin. Setibanya diatas panggung, terlihat sekali muka Moreo yang tiba-tiba tegang dan mengeluarkan keringet.                 “Tenang mas jangan tegang, kami gak makan manusia kok,” kata salah satu MC yang disambut oleh tawa penonton.                 “Pokoknya, omongin aja apa yang pengen lu omongin, keluarin semua keresahan lu tentang dunia ini,” kata MC nya, lalu mereka turun dari panggung.                 Moreo pun akhirnya membuka percakapan.                 “Kemarin gue habis dari taman, assalamualaikum teman-teman,” kata Moreo yang diikuti oleh tawa penonton. Mendengar suara tawa penonton membuat Moreo semakin percaya diri. Akhirnya ia menceritakan keresahannya selama ini, yang ternyata membuat tawa penonton semakin kencang. Sudah sekitar 3 menit lebih Moreo stand up comedy, ia pun menutup pertunjukannya tersebut dengan sangat lega. Setelah itu kedua MC tadi pun Kembali naik keatas panggung.                 “Gimana seru gak?” tanya salah seorang dari MC kondang tersebut.                 “Lumayan,” kata Moreo yang masih tidak menyangka kalau ocehan asal-asalannya dia membuat orang lain tertawa. Sebelum turun ternyata Moreo membisikkan sesuatu kepada MC acara tersebut.                 “Oke tadi kita udah ngeliat salah satu mas-mas broken home yang bercerita sangat lucu. Kali ini kita akan ngeliat mas-masa patah hati yang ingin mencurahkan isi hatinya memalui stand up comedy.”                 Mendengar perkataan MC tersebut, Alvin memiliki firasat yang tidak enak. Ia pun menatap mata Moreo dan begitupula dengan Moreo. Seolah-olah Moreo sudah tau kalau Alvin sadar bahwa Namanya yang akan dipanggil berikutnya.                 “Kita sambut, Alvinnn,” kata MC memanggil nama Alvin.                 Alvin pun memasang muka yang menunjukkan kalau dugaan ia benar. Ia hanya geleng-geleng melihat Moreo sambil berdiri dari kursi nya dan menuju panggung. Moreo tertawa kecil karena senang bisa membalasa kejahilan temannya itu.                 “Semangat Munk,” kata Moreo berbisik kepada Alvin sambil tertawa kecil.                 “Kampret lu,” jawab Alvin.                 Alvin pun naik keatas panggung dengan sikap yang sama seperti Moreo baru pertama kali naik panggung. Sebenarnya Alvin sudah memperkirakan bahwa hal ini akan terjadi, sehingga ia sudah memikirkan hal apa yang akan dibawakan nanti, tetapi tidak semudah itu ternyata. Demam panggung membuat dia terlihat gugup.                 “Gugup banget mas, tenang aja. Emang cinta tuh pahit kaya ujung stang motor,” kata MC yang diikuti tawa penonton. Alvin pun ikut tertawa mendengar perkataan MC tersebut. Setelah MC membuka perkenalan kepada Alvin, mereka pun turun dari panggung dan Alvin memulai aksinya.                 “Kenalin nama gue Alvin, gue asli orang Jakarta. Bapak gue orang Jakarta, ibu gue orang asli,” kata Alvin yang diikuti oleh tawa penonton.                 “Gue kesel banget ya, sama orang yang suka nyelang-nyelang antrian. Gue pernah beli bubur di deket rumah gua, gak lama setelah itu ada ibu-ibu bawa anaknya sambil bilang gini ke penjualnya ‘bang saya duluan ya, anak saya laper’, buset gue kan beli bubur juga karena laper ya, bukan karena passion,” kata Alvin sambil memperagakan cara ibu-ibu tersebut berbicara. Ternyata jokes yang dibawakan Alvin mendapatkan tawa yang tak kalah meriah dengan yang dibawakan oleh Moreo tadi.                 Tidak hanya itu, Alvin juga bercerita soal patah hatinya dan cara putusnya dia dengan sang mantan. Ternyata kersahaan tersebut menjadi sangat lucu jika kita mau berdamai.                 “Pernah gak kalian diputusin karena terlalu baik?” tanya Alvin.                 “Pernah,” kata salah satu penonton.                 “Aneh kan ya. Gue diputusin sama mantan gue dengan alasan, gue terlalu baik buat dia. Apa gue harus jadi penjahat dulu supaya gak diputusin,” kata Alvin.                 “Oh pantesan para koruptor banyak simpenan nya, karena mereka bukan orang baik,” kata Alvin yang diikuti oleh tawa penonton dan tepuk tangan.                 Alvin pun mengakhiri pertunjukannya tersebut. Sang MC juga menanyakan hal yang sama kepada Alvin.                 “Gimana lega?”                 “Lumayan,” jawab Alvin. ia pun turun dari panggung dengan hati yang sangat senang. Setelah Kembali ke tempat duduknya, ia langsung tosan dengan Moreo.                 “Gimana asyik ga?” tanya Moreo.                 “Asyik parah, enak juga ya buat orang ketawa,” kata Alvin.                 Moreo juga merasakan hal yang sama dirasakan oleh Alvin, ternyata sesuatu yang dipendam jika dikeluarkan dan ditertawakan bersama-sama, menjadi sangat menyenangkan.                 Tak terasa waktu telah menunjukkan pukul setengah 9 dan acara pun sudah berakhir. Mereka harus cepat-cepat pulang karena takut kemalaman. Ketika mereka ingin pulang, tiba-tiba MC acara tadi menghampiri mereka berdua.                 “Kalau mau tampil lagi dateng aja, tadi lucu tuh jokes lu berdua,” kata MC yang bernama Drian.                 “Oke bang,” kata Alvin dan Moreo.                 “NIh ada makanan buat lu pada, makasih udah mau tampil ya.”                 Mereka berdua menerima makanan dan minuman dari MC tersebut lalu pamit. Setibanya di mobil mereka memiliki muka yang sangat amat senang. Walaupun hanya makanan dan minuman, tetapi mereka merasa dihargai dan diterima di tempat tersebut. Terlebih lagi mereka bisa membuat para penonton tertawa mendengar jokes mereka.                 “Gak sia-sia Munk kita kesini,” kata Moreo sambil memundurkan mobil dan keluar dari parkiran.                 “Yoii, jadi ngerasa lega dikit sih hahahha,” kata Alvin sambil tertawa.                 Makanan tersebut mereka simpan untuk dimakan esok hari, karena hari ini udah sangat capek sekali dan ngantuk. Selama diperjalanan pulang mereka memasang muka yang sangat-sangat senang sekali seperti orang baru mendapatkan lotre.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD