Bab 12

1893 Words
Kabar peresmian villa Enam Sekawan selesai diresmikan langsung oleh CEO Lazer Mas Land yang berturut-turut. Bapak Chan Leng Adi Nugraha didampingi oleh sang istri Margareta Adi Nugraha. Rara sendiri tidak dapat mengikuti acara tersebut, dia memilih untuk menjaga sang mama yang belum sadar dari koma sudah lebih dari 45 hari. Ia hanya dapat kiriman video dari olien tim Enam Sekawan, Sebenarnya pak Soeryo Atmodjo juga diundang dalam acara tersebut untuk mewakili putrinya, tetapi untuk menjaga perasaan buah hati tercinta maka ia memilih untuk tidak hadir dalam acara tersebut. Apa yang terpenting buat Rara, itu yang dia dahulukan sebaliknya Rara juga merasakan hal yang sama apa yang terpenting buat papa itu yang dia lakukan, dan ini berjalan sejak Rara mulai bisa memilih yang terbaik. Sore itu mereka berdua sedang nonton video acara peresmian villa mereka dan melihat video lokasi dsn semua ruangan dan fasilitas yang terdapat di villa miliknya. “Anak papa sudah jadi miliarder baru, berarti nanti Rara menempati villa itu kan.” Tanya papa. “Menurut papa?” Tanya Rara singkat. Berarti dia tidak terlalu menganggap kemewahan yang baru saja dia dapatkan merupakan tujuannya, melihat hal itu sang papa langsung tau apa kemauan putrinya. “Kalau papa secara pribadi, itu kita ta fungsikan sebagai tempat pelepas penat, jadi kalau liburan kita bekal kesana tanpa terusik dengan soal pekerjaan … bagaimana pandangan dan pendapat papa menurut Rara?’. Dia tidak menjawab, langsung berdiri di samping papanya dan mencium pipi sang papa dan berkata: “Terima Kasih pa.” “O,,, iya tadi kata dokter perkembangan mama cukup baik, kemungkinan untuk pulih kembali dalam waktu dekat akan sesuai dengan harapan kita, hanya saja kata dokter… … … ah itu gak terlalu penting, yang terpenting adalah mama bisa sadar kembali, biar nanti Rara yang bakal merawat.” Mendengar dari jawaban putri tercintanya, kembali rasa bersalah itu muncul di benaknya. “Seandainya dulu aku mengijinkan Annisa menemui anaknya, hal ini tidak akan seperti sekarang ini.” “Pa… … kenapa? … papa sedih ya?" Dirangkulnya sang papa “pasti mama pulih kok.” Disayanginya pipi papanya dari belakang. “Papa bisa kembali beraktifitas seperti sedia kala dan percayalah Rara akan merawatnya dengan kasih sayang, seperti Rara menyayangi papa.” “Papa selalu percaya dengan putri papa.” Sejak kali pertama Rara bertemu dengan bi Rani Maharani, dia merasa bahwa orang yang pertama kali ditemuinya itu adalah mamanya. Walau dia tak pernah mengatakan bahwa dia adalah mama yang melahirkan dia. Karena keasikan mereka ngobrol berdua, sehingga ada enam pasang mata yang sedari tadi melihat dari balik kaca pintu tidak dilihatnya, baru setelah ada suara ketukan pintu Rara langsung bergegas keluar, “Papa membawakan makanan kesukaan istriku yang agak cantik dan rada bawel.” Kata Dirga sambil menyodorkan tas berisi buah dan makanan yang cukup berat, karena memang mereka berencana makan malam di rumah sakit itu. Memang dalam rumah sakit itu terdapat ruang tamu dan ada kamar untuk istirahat penjaga, sehingga gak bakalan mengganggu pasien lain. “Terimakasih suamiku mimpiku, kamu memang suami telatan, … telat bangun,... telat mandi dan telat-telat yang lain.” Jawab Rara sedikit berbisik sambil tersenyum lepas. “Bagaimana perkembangan bu Rani, namanya persis namaku.” Tanya Lia. “Menurut dokter sih perkembangannya cukup signifikan dan gak lama lagi bakal sadar.” “Ayo ajak makan bareng-bareng papamu biar seru.” Pinta Icha. “Okey.” no Jawab Rara kemudian masuk memanggil sang papa, …………………….. Sementara itu di tempat tempat Lain. Dibukanya denizen vatted dark rum dituangkan di gelas lalu diberikannya ke Mama. Digoyang-goyangkan perlahan lalu diteguknya. "Aldo ngambil Villa di Sangga langit satu unit Tante, apa Tante gak tertarik untuk mengambil disana buat tempat peristirahatan?" Kata Aldo. Sambil duduk di ruang santai di rumah pemilik Cokro group, mamanya Icha. "Waoooo……hebat kau Aldo, disana Tante dengar gak sembarang pengusaha mampu beli villa di sana." Puji Mama Ajeng. Diteguknya minuman yang dituangkan oleh calon menantu kebanggaannya lalu kembali melanjutkan bicaranya. "Villa hunian yang dibangun oleh developer penyabet penghargaan lima kali berturut-turut itu ya?... … Memangnya kamu mau tinggal disana?" Tanya Ajeng calon mertua. "Ya, biar kalau saya ke indo gak tinggal di hotel Tante, lagian bosenlah kalau cuma tinggal di apartemen kayak sekarang ini." Jawab Aldo. "Disana ada Enam villa dibangun diatas tanah seluas empat hektar nampaknya itu villa percontohan pastinya. Lha wong belum ada villa dibangun kayak itu. Keenam-enamnya itu saling terhubung konsepnya sungguh berlian sulit digambarkan, kemewahan dipadu dengan menyatunya alam wah pokoknya, kalau Tante kesana pasti bakal jatuh hati dan langsung bakal inves kesana dah." Panjang lebar Aldo menceritakan dengan sejuta pujian. Tapi memang kali ini pujian si Aldo bukan hanya membicarakan pepes kosong melainkan fakta di lapangan bahwa di sana dibangun villa hunian super canggih tapi. Tetap menyatu dengan alam. "Yang pasti jika Tante ngambil 1 utit berselanan dengan punya Aldo 10 tahun kedepan jika keduanya diuangkan Nilainya bisa setara dengan punya kapal pesiar pribadi lho Tante." Icha yang ada di kamarnya mendengar perbincangan mereka.berdua, hanya tersenyum. Kini giliran Icha yang membuat mereka berdua bakal panas dingin jika tau bahwa enam villa itu satu diantaranya adalah milik bocah yang diremehkan oleh mereka berdua. Belum lagi kalau mereka tahu bahwa pujaan hatinya dan kawan gerombolan yang katanya masih punya lahan kosong. “Oooo … om Aldo sudah lama ya?, dua botol rum hampir habis kayaknya, ini Icha ambilin satu lagi.” Tanpa menunggu diambilnya sebotol wine “biar lebih seru,” pikirnya. “Tadi saya sempat denger bicarain soal enam villa percontohan, yang dibangun diatas tanah seluas empat hektar yang hanya pengusaha besar saja yang mampu beli itu ya?, ambil satu Ma buat Icha." “Ya coba nanti kita bicarakan sama papi.” Jawab Mami Ajeng. “Ya nanti kalau punya Aldo rampung, kamu lihat kalau cocok buat kamu nanti." Jawab Aldo bangga bisa mengatakan itu di depan calon mertua sekaligus, akan membuat Icha bakal meninggalkan pemuda gak jelas itu. Pikirnya. “Kredit ya?” “Iya tapi ambil yang lima tahun, biar gak lama. Tapi bisa jadi setahun bakal Aldo lunasin males juga lama-lama.” Katanya bangga sambil meneguk wine yang dibawakan Icha. “Bener itu nak Aldo, gak usah terlalu lama, bunganya sayang kalau diberikan bank.” Tambah Mama Ajeng. “Om.” “Kok panggil om sih, kita kan seusia.” Protes Aldo. “Itu uang yang pakai kredit uangnya Papa, bukan uang hasil keringat sendiri ya?” “Ya uangku lah.” “Tapi kan bukan hasil dari kerja melainkan uang dari papi, mami kaaan?” “Mana Icha bisa begitu?.. Berarti kalau Icha nanti jadi istri, dikasih uang belanja papi, mami juga begithzu?”. Tambah Icha memojokkan si gundul di depan mama yang selalu membanggakan calon menantu pilihannya. “E…eeee, om Icha kasih tau dan boleh dicek kebenarannya ya!!!, itu villa percontohan itu, tapi jangan kaget, jangan pingsan disini, kasihan mama gak kuat ngangkat om Aldo. o Icha sampai lupa.. Yang punya villa percontohan di kawasan elit itu adalah milik gerombolan pemuda gak jelas masa depannya, dan salah satunya adalah tunangan yang diam-diam gak disetujui mama.” Mereka berdua diam membisu. Icha memang pendiam gak banyak bicara serta penurut, tepi ketika dia mulai bicara, tak seorangpun berani birara, bahkan menatap mata Icha. “Perlu dicatat, bahwa Icha mendengar itu juga setelah Icha bertunangan. Jadi Icha pilih kak Nathan itu bukan karena dia punya villa mewah, yang harganya miliaran, tapi memilih dia karena kepolosan, kejujuran dan perhatian tanpa kata, tapi tindakan nyata dan seabrek lainnya yang bikin Icha damai dan terlindungi.” Didekatinya sang mama, dicium kening dan tangannya kemudian pamit: “Icha keluar dulu Ma?” Sore ini penampilan Icha sederhana memakai span ketat warna gelap di padu dengan teen top warna sesuai kulit dan di lapisi dengan Hem lengan panjang tipis panjang melebihi spam yang dipakainya dikancing satu tepat si pusarnya. pas banget pake sepatu kain warna merah nyala. ………………………………….. “Icha mengatakan itu, biar nak Aldo berhenti mengejar dia. Itu hanya khayalan Icha saja, jangan dirunguin dah.” Kata mama Ajeng. “Iya tante Aldo pikir jaga begitu.” Jawab Aldo. “Lha wong papanya Nathan dulu adalah menejer anak cabang di perusahaan kami karena saya gak suka si Natan dekat dengan Icha lagpan anak cabang perusaan kami tidak ada kemajuan, makanya papanya tak suruh memecat dia. Dan latar belakang papanya bukan orang kaya dan gek mungkin meninggalkan warisan, apalagi bisa beli villa di sana. Sangat mustahil. Sementara Pak Cokro habis berenang, masih berkalung handuk, memandangi bonsai koleksinya. Sesekali mengambil gunting untuk memangkas pucuk-pucuk yang tumbuh namun tak dikehendakinya, didampingi pak Taman supir setianya membersihkan kebun sekitar ratusan bonsai yang berjajar di halaman samping rumah. Sedang puluhan bonsai yang berkelas tertata di samping teras belakang menuju kolam renang. Pak Cokro muda dulu sendiri bukan siapa-siapa perjuangannya ketika berjumpa dengan Ajeng juga melalui proses yang penuh dengan tantangan. Semenjak masuk SMA dia harus membantu orang tuanya bekerja sebagai montir mobil, ia hanya membantu sang bapak, sepulang sekolah maupun hari libur, karena bakat dan kecerdasan serta kegigihannya. Setiap pelanggan yang mobilnya ditangani sang bapak pelanggan menjadi puas. "Trimakasih pak, berkat bapak mobil saya menjadi lebih enak tarikan dan pokoknya bapak luar biasa. Ini tip biar bapak. Kata pelanggan. "Ya ini berkat anak saya si Cokro yang sudah membantu menangani masalah yang ada di mobil bapak". Kata pak Atmonadi. Bapaknya si Cokro. Dari mulut kemulut nama Cokro kian harum di mata para pemilik mobil. Dari tip pelangganlah si Cokro bisa menyelesaikan sekolah SMA nya. Tak berhenti sampai disitu. Cokro muda mulai dilirik para pecinta atau pengoleksi mobil-mobil antik dan si Cokro dipanggilnya untuk memperbaiki mesin mobil-mobil yang dikoleksi baik pejabat maupun pengusaha- pengusaha penggila otomotif. Cokro muda dikenalnya sebagai montir yang ahli di bidang otomotif secara otodidak, namun kemampuannya tak bisa dipandang sebelah mata. Suatu ketika, seorang pengusaha mengajak kerjasama, memberikan modal untuk membuka bengkel namun dengan halus dia menolak nya. Dia ingin usaha tanpa ada ikatan. Dan impiannya itu tercapai ketika seorang pembalap internasional yang memberikan apresiasi kepada Cokro dengan memberikan modal usaha. Foto sang pembalap dan Cokro dipasang di bengkel miliknya sendiri membuat namanya kian familier di kalangan pecinta otomotif dan pengkoleksi mobil-mobil antik. Si Cokro sukses mencetak Cokro - Cokro muda dalam mengatasi kerumitan dan keteampilan memperbaiki, mobil bermasalah. Sejak itu dalam waktu kurang dari lima tahun usahanya. Berhasil dan terus berkembang. Dia mulai terjun di bisnis lain tapi masih seputaran otomotif, terus makin berkembang pesat Disaat status sosialnya Cokro muda masih gak jelas itu bertemu gadis cantik yang bernama Ajeng. Semenjak perjumpaannya dengannya. Tantangan teror terus diterima oleh si Cokro, hingga dia memutuskan untuk tidak berjumpa dengan si Ajeng sebelum dia sukses. Si Ajeng sendiri kemudian dijodohkan oleh orang tuanya yang masih selevel dengannya. Namun seminggu sebelum acara pernikahannya si Ajeng kabur, saat berada di bandara bertemu lagi dengan si Cokro setelah empat tahun berpisah. Saat itulah si Ajeng mengikuti Cokro kemanapun dambaan hatinya pergi. Mereka berdua minta restu kepada kedua orang tua Ajeng ketika Cokro sendiri benar-benar sudah menjadi sukses. Kini si Ajeng mungkin lupa siapa sejatinya orang yang dicintainya dulu, sehingga memperlakukan anak semata wayangnya itu seperti apa yang dialaminya dulu ketika kenal sama mas cokra yang kini Sudah menjadi pengusaha sukses. Bertolak belakan dengan sang istri, bos Cokro tak pernah membatasi dengan siapa anak saya wayang ya itu bergaul dan dengan siapa anak semata wayangnya memilih pujaan harinya. Dan alasan itu pula kenapa pak Cokro rela datang pada acara pertunangan Icha, kala itu. Ia hanya ingin anaknya bahagia dengan pilihannya sendiri.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD