Bab 2

1300 Words
Siang itu si Surti merasa gelisah. Duduk di pinggir ranjang ia tak tau harus bagaimana agar suaminya tak sedingin itu. Tiap kata yang diucapkannya selalu singkat, padat dan tak jarang sulit untuk dimengerti. Kadang Romantis hingga dia terlena dibuainya. Terlalu sibuk dengan bisnisnya sehingga gak pernah sempet untuk memahami apa yang dipikirkan dan diinginkan sang suami, walau usia pernikahannya sudah sepuluh tahun. "Mungkin hari ini aku harus memberikan waktu terbaikku." Katanya dalam hati. Ditelponnya Arin "Hari ini ibu gak ke toko, tolong semua jadwal tugasmu di batalkan. Minta Rahma jaga toko ibu, sekalian minta tolong sama si Jhon untuk buka dan pesan sama dia untuk sekalian saat tutup nanti. Jhon suruh Ambil kunci ke rumah sekarang". "Baik bu.” Jawab Arin. Arin adalah gadis lugu namun tomboy, yang hampir saja tidak dapat melanjutkan sekolahnya, karena terbentur dengan masalah ekonomi keluarga. Bertemu Dengan Surti saat membangun taman di belakang rumah. Waktu itu, pak Sujak bapaknya Arin sebagai tukang bangunan harian, karena kekurangan pembantu tukang, maka Arin menawarkan diri untuk membantu sang bapak mencampur adonan "luluh". (semen dicampur pasir dengan ukuran tertentu untuk dijadikan perekat batu bata, dan sebagainya). Melihat hal itu, si Surti gak tega, akhirnya Pasutri Surti dan Mat Koplar , atau sering dipanggil dengan nama Mat Sokran. sepakat membiayai sekolah hingga lulus kuliah. Sebenarnya, keluarga ini sudah menyarankan Arin untuk mencari pekerjaan sesuai bidang studi yang diambil saat kuliah, tapi Arin lebih memilih untuk belajar usaha seperti sang majikan yang telah memberikan kesempatan untuk sekolah hingga mencapai S1 jurusan ekonomi. Si Surti Juga menyarankan untuk mengambil S2 tapi Arin menolak dan ingin menggeluti dunia bisnis. Seperti biasa, jika perilaku sang suami mulai gelisah seperti itu. Maka hanya satu cara untuk memulihkannya. Lalu si Surti pesan lewat WA kepada Dian, untuk belanja keperluan dapur. Masak buat suami tercintanya. Berharap, ketika bangun nanti semua yang disiapkannya minimal berkenan di hati sang suami. Dalam waktu yang tidak lama Dian sudah sampai di rumah, membawa semua pesanan si boss. "Bantu ibu masak ya ndok.” Pinta si Surti. "O.. iya, berapa total uang buat belanja yang keluarkan, ambil dompet ibu di meja ruang makan.Arin menyodorkan nota belanja : "Tadi Arin ngasih Dian uang Untuk bumbu yang tanpa nota seratus lima puluhan bu." Lata Arin. Disodorkannya sejumlah uang kepada Arin. Tadi belanja pake uang pendapatan kemarin yang akan saya setor ke bank hari ini. "iya makanya ini untuk ganti uang terpakai tadi." "Tapi bu.. ini kelebihan banyak." "Ya untuk persiapan kamu malem mingguan besok." Jawab Surti. Si Surti pernah menjodohkan suaminya sama gadis cantik, lugu, rajin, tulus dalam setiap tindakan, perhatian serta penyayang dan lembut, walau penampilannya sedikit agak tomboy. Namun setelah lulus kuliah penampilannya lambat laun feminim seiring berjalannya waktu, sesuai kodratnya yaitu si Arin. Si Surti tak ingin suaminya kecewa karena 10 tahun pernikahan dengannya belum mendapatkan keturunan . Dan menurut dia Arien gadis yang pas untuk mendampingi sekaligus mendapatkan keturunan tanpa harus bercerai dengannya. Dan pernyataan itulah yang ditanggapi Mat Sokran bahwa istrinya sudah tidak lagi mencintai dirinya seperti yang pernah diikrarkan dulu semasih awal penyatuan mereka berdua.. Kembali pada Surti, dimata semua karyawannya. Sebagai boss, si Surti memang sangat loyal kepada semua karyawannya, apalagi kalau dapat tugas di luar dari pekerjaan seharusnya. Ibu majikan yang satu ini, suaranya lembut adem di dengar kalau bicara. Bahkan saat marah sama. karyawannya bila melakukan kesalahan yang sama berulang kali pun tetap datar dan lembut di telinga. Semua segan padanya. Beda lagi dengan Mat Sokran. Tidak banyak bicara, sekali bicara bikin semua karyawan gemetaran, bahkan bisa membuat karyawan yang merasa melakukan kesalahan bisa pipis di celana. Kali ini si Surti dan Arin masak beberapa menu kesukaan sang pangeran yang dulu kemesraannya bikin si Surti menyerahkan seluruh hidup dan miliknya yang paling berharga. Tanpa. sarat. Si Tampan Mat Sokran yang pendiam dan sedikit bicara ini dulu sekampus dengan si Surti, walau berbeda jurusan. Perkenalan yang tergolong tidak singkat. Bermula di acara penggalangan dana Tempat mereka berdua menimba ilmu, yaitu salah satu Universitas ternama di kota itu. Penggalangan dana untuk korban bencana Gunung Galunggung . Tepatnya lima hari setelah meletusnya gunung Galunggung. tepatnya 10 april 1982, merupakan kenangan yang tak terlupakan bagi si Surti. Pertemuan sejoli sejak saat itu hingga sampai menuju ke pelaminan. Si Surti sendiri pasca sarjana masih mengambil jurusan Psikologi dan bergelar MSc. di tempuhnya di Singapura. Sedang Mat Koplar sendiri memilih untuk meneruskan usaha bapaknya yang hampir gulung tikar saat itu. Berkat keuletannya jadi berkembang seperti sekarang ini. "Sudah semua bu, Arin mau ngecek barang yang habis di semua cabang." Pamit Aren. Dan salah satu lagi keistimewaan Arien. di mata Surti, Arien juga Jago dala memasak, mulai masakan daerah, hingga masakan yang disuguhkan para master chef. "Hari ini kamu mau. pergi sama. siapa?" "Karena mas John memb dibantu Rahma, ya Arin sama Agung dan Radit." "Ya sudah, inget jangan lupa isi premium full pulangnya nanti." "Baik bu, Arin pamit dulu." Sementara itu di kamar Mat koplar sudah di meja kerjanya, seperti biasa. Dibawakannya secangkir lurik jumbo kopi hangat, dikecupnya pipi Mat Koplar. "Hari ini mama minta Papa gak keluar, temenin Mama aja ya pa?” "Hmmm!". Ditutupnya buku lalu menarik Surti ke pangkuannya. Saat Mat Koplar ke kamar mandi, Surti bergegas mengganti daster yang biasa dipakai saat bangun tidur mengganti dengan lingerie warna magenta motif mawar transparan. "Pa, manjakan aku dengan gairahmu, sentuh manja hutan belantara milik kepunyaanmu hingga sumber mata air membasahi nya." Bisik Surti.. Digendongnya surti menuju pembaringan. entah apa yang terjadi, hingga desahnya menguasai ruangan kamar itu. Untung rumah mereka besar luas dan masih dikelilingi taman dan berpagarkan tembok tinggi, serta jauh dari tetangga kiri kanan. Jadi bisa dipastikan gak bakalan ada yang terusik dengan desah mereka berdua. Hingga keduanya terlelap penuh peluh, walau dalam ruangan ber AC Hal sama terulang kembali setelah beberapa saat tatkala terbangun. Terulang dan terulang kembali. "Papa hebat." Bisik Surti. "Mama, lebih hebat," Jawab suaminya. Usai makan malam, Mat Koplar membuka hp. Didapati puluhan telepon masuk tak terjawab dan puluhan kiriman WA yang masuk belum dibaca. Namun hp segera dimatikan kembali, karena hari ini mereka berdua gak ingin ada yang mengganggu. Begitulah kebiasaan mereka berdua.. "Ma," Si Sokran mengedip- kedipkan matanya, sesaat kemudian memandangi belantara si Surti yang tetamat rimbun bak hutan Kalimantan yang belum terjamah perambah hutan. Surti tau apa makna isyarat seperti itu. Suaminya ingin menebang habis belantara yang rimbun dengan tujuan agar lidahnya bebas menikmati madu yang bakal mengalir saat lidah dan jemarinya menari-nari disana. Diambilnya alat cukur, di bawah kucuran air hangat yang keluar dari shower, Mat Sokran menghabisi belantara sampai ke akarnya, hingga seandainya lalat yang menempel pun bisa terpeleset saking bersih dan licinnya. Usai mandi Si Surti ganti lengry warna abu-abu halus tipis dan transparan, sehingga menambah gairah suami kian menjadi.. Dilihatnya jam dinding,, waktu menunjukkan 21.34. "Hello.. Arin." "Ya bu." "Dalam seminggu ini, ibu pengen istirahat jangan diganggu.. atur kerjaan sama staf yang lain.. okey?!” "Baik bu." Rupanya, si Surti ingin dimanja dan memanjakan sang suami. Si Sokran melakukan hal yang sama.. Dia menghubungi anak buahnya. Seperti yang Surti lakukan. Memang lima tahun terakhir ini dia fokus mengembangkan sayap ke berbagai daerah-daerah strategis usaha rokok elektrik dengan nama MATTIAS VAPE Store. Dengan 30 cabang dan 10 cabang bernuansa cafe di beberapa kota. yang disarankan oleh konsultan handal yang dipercayanya.kini total karyawan 120 orang tidak termasuk staf dan supir bagian suplai barang ke semua cabang. Malam itu si Surti benar-benar dimanjakan oleh gairah sang suami, begitupun Mat Sokran. telah sukses mengekspresikan kepiawaiannya dalam Jurus "Mengubak kubangan Naga." Menari di relung lembah" , "merayap hingga koperbukitan" , "Sang Pengembara melata hingga ke kutub". Dan jurus andalan Mat Sokran yang lain. Dalam hati Surti berkata: "Suamiku memang seorang pendiam, tapi saat punya waktu bersamaku, bibir, tangan dan yang satu itu, gak pernah bisa diam. Tapi sejujurnya kuingin sebelum aku terlelap setiap malam. bahkan setiap ada waktu luang." ________ Bersambung.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD